Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Kimono di National Gallery of Victoria: Pameran Seni dan Keanggunan Tradisional Bertemu Gaya Kontemporer

Jelajahi evolusi kimono dari zaman Edo hingga kini dalam pameran seni penuh pesona.

Kimono di National Gallery of Victoria: Pameran Seni dan Keanggunan Tradisional Bertemu Gaya Kontemporer
Courtesy of National Gallery of Victoria

Kimono: Sebuah Kisah Abadi dari Sutra, Warna, dan Warisan

Mulai 4 Juni 2025, National Gallery of Victoria (NGV) akan menghadirkan sebuah pengalaman budaya yang memikat dalam pameran bertajuk Kimono. Lebih dari sekadar pakaian tradisional, kimono adalah karya seni hidup yang telah melintasi zaman, menyatukan keindahan visual, keterampilan tangan luar biasa, dan filosofi hidup yang mengakar dalam budaya Jepang.

BACA JUGA: Pameran Kimono Obin di Jepang

Pameran ini menyuguhkan lebih dari 70 kimono memesona dari periode Edo hingga desain kontemporer paling mutakhir. Dibuat dari sutra terbaik dan dihiasi sulaman emas serta perak, setiap helai kimono bagaikan kanvas berjalan yang menggambarkan bunga, musim, hingga simbol keberuntungan. Semuanya dipamerkan dalam ruang pamer yang dirancang untuk menyatu dengan kemewahan yang tenang dari kimono itu sendiri.

Lebih dari 150 karya seni pendukung turut menghidupkan narasi ini, mulai dari lukisan, cetakan kayu, poster, hingga majalah dan benda dekoratif yang membuka wawasan tentang bagaimana kimono telah menginspirasi budaya visual dunia sejak abad ke-19.

 
Tradisi dan Inovasi Berpadu dalam Sehelai Kain


Di antara sorotan utama adalah karya desainer kontemporer Jotaro Saito, yang berasal dari keluarga pengrajin tekstil di Kyoto. Karyanya yang elegan dan modern, termasuk koleksi Dark Romantic yang ditampilkan perdana di Australia, menunjukkan bagaimana kimono terus berevolusi, mengadopsi selera masa kini tanpa kehilangan akar tradisionalnya. Teknik yuzen yang digunakan untuk lukisan dan cetak tangan pada kain yang menciptakan efek visual yang dramatis namun tetap halus.

Tak kalah mengagumkannya adalah kimono-kimono dari era Edo, yang memperlihatkan keanggunan para samurai dan pedagang abad ke-18 dan ke-19. Dari motif salju yang lembut hingga untaian bunga wisteria, tiap detail adalah refleksi akan status, musim, dan makna spiritual pada zamannya. Salah satunya adalah kimono pengantin merah yang dihiasi motif bambu dan bangau dengan teknik shibori yang langka sebagai simbol harapan dan keberuntungan bagi pengantin baru.

 
Kimono dalam Panggung Dunia dan Mode Global


Kimono tidak hanya menginspirasi bangsa Jepang, tetapi juga telah memikat para perancang busana dunia. Karya Yohji Yamamoto dan Issey Miyake yang berkolaborasi dengan pewaris desainer grafis Ikko Tanaka  untuk membawa semangat kimono ke ranah haute couture. Mereka menyajikan kimono sebagai busana modern yang tak lekang oleh waktu, memadukan tipologi Jepang dengan siluet dan tekstur khas Barat.

Pameran ini juga menghadirkan gaun-gaun dari desainer besar seperti John Galliano, Alexander McQueen, hingga Akira Isogawa dari Australia, yang semua menjadikan kimono sebagai sumber inspirasi kreatif mereka. Dari gaya Harajuku yang nyentrik, estetika kawaii, hingga dandisme baru hadir di pameran ini adalah kaleidoskop dari semangat muda yang memeluk warisan budaya.

 
Menyingkap Warisan Drama dan Teater Jepang


Tak hanya dalam mode sehari-hari, kimono juga merupakan bagian penting dalam teater tradisional Jepang seperti noh dan kyogen. Tiga kostum panggung luar biasa yang berhiaskan benang emas dan perak pada brokat mewah untuk menghidupkan kembali dunia bangsawan Jepang abad ke-16 dan 17, disertai dengan topeng pertunjukan dan perlengkapan lainnya yang menyentuh sisi spiritual budaya Jepang.

 
Lebih dari Sekadar Pameran, Ini Adalah Perjalanan Budaya


Pameran Kimono adalah sebuah perayaan yang membawa pengunjung menjelajahi sejarah, estetika, dan relevansi modern dari pakaian paling ikonik di Jepang. Dari anak-anak hingga pengantin, dari panggung teater hingga jalanan Harajuku, dari Kyoto hingga Paris kimono terus hidup dan berubah, seperti musim yang menjadi inspirasinya.

"Kimono dan gaya abadi yang mereka wujudkan adalah ikon sejati dalam budaya mode global dan simbol langsung dari Jepang," ujar Tony Ellwood AM, Direktur NGV.

Pameran ini akan menjadi sorotan musim dingin di Melbourne, memikat pengunjung lokal maupun internasional, dan memperkuat posisi NGV sebagai pusat seni dan budaya paling berpengaruh di Australia.

BACA JUGA: 

Menyusuri Dunia Data dan Suara oleh Ryoji Ikeda

Pameran Issey Miyake dan Louis Vuitton di Tokyo