Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Rangkaian Pameran Museum MACAN untuk Tahun 2025

Rangkaian yang kegiatan budaya yang pas sepanjang tahun 2025 dari Museum MACAN.

Rangkaian Pameran Museum MACAN untuk Tahun 2025
Foto: Courtesy of Museum MACAN

Museum MACAN pada tahun 2025 akan menampilkan tiga presentasi menarik yang menyoroti inovasi artistik kontemporer dan refleksi sejarah, mendorong batas-batas seni masa kini. Pada awal Mei 2025, pameran koleksi museum akan dibuka dengan pilihan karya seni yang diperbarui, menawarkan wawasan baru tentang seni modern dan kontemporer dari Indonesia dan mancanegara.

Pada akhir bulan yang sama, Kei Imazu, perupa Jepang yang berbasis di Bandung, akan menampilkan proyek solo yang merupakan sebuah perpaduan dari teknik tradisional dan teknologi digital untuk mengeksplorasi interaksi dinamis antara narasi sejarah dan visi futuristis. Menutup akhir tahun, Your curious journey, sebuah presentasi besar oleh perupa Islandia-Denmark, Olafur Eliasson, akan hadir di Jakarta sebagai perhentian keempat dari tur pamerannya; membawa pengunjung ke dalam instalasi imersif yang menantang persepsi dan kesadaran terhadap lingkungan.

BACA JUGA: 5 Museum di Korea Selatan yang Wajib Masuk Dalam Daftar Wisata Anda

Foto: Courtesy of Museum MACAN

Pameran ini akan menyoroti beberapa karya perupa Indonesia dan mancanegara seperti Ed Ruscha, Josef Albers, Affandi, Ay Tjoe Christine, Kazuo Shiraga, Mark Grotjahn, Julian Opie, Pinaree Sanpitak, A.D. Pirous, Yayoi Kusama, Lee Bul, Sudjana Kerton, Ahmad Sadali, Lee Man Fong, dan lain-lain. Karya-karya dalam pameran ini mengeksplorasi kemampuan adaptasi, ketahanan, dan kerentanan tubuh, merefleksikan bagaimana perupa menanggapi kondisinya yang senantiasa berubah. 

Foto: Courtesy of Museum MACAN

Mereka juga mempertimbangkan bagaimana gestur tubuh dapat mengkomunikasikan makna di luar kata-kata, mengungkap peran tubuh dalam mengekspresikan gerakan sosial dan budaya. Pada saat yang sama, pameran ini meneliti bagaimana energi tubuh menantang batasan, mengganggu struktur yang represif, dan merebut kembali ruang, menciptakan momen perlawanan dan ruang liminal. Pameran ini juga menyoroti kemampuan tubuh untuk membentuk dan dibentuk oleh lingkungannya, baik melalui gerakan, interaksi, atau perluasan teknologi.

Foto: Courtesy of Museum MACAN

The Sea is Barely Wrinkled (Laut Nyaris Tak Beriak) menyusuri ‘peta waktu’ yang menjembatani masa lalu kolonial Indonesia, tantangan ekologis masa kini, dan mitologi lokal. Terinspirasi dari tragedi tenggelamnya kapal Batavia pada 1628, pameran ini menyoroti sejumlah warisan kolonial yang masih berlangsung serta isu-isu lingkungan yang mendesak di Jakarta. Pameran ini juga menampilkan figur mitologis Indonesia seperti Dewi Sri dan Nyi Roro Kidul sebagai narasi tandingan terhadap paradigma kolonial yang antroposentris. Melalui pameran ini, Imazu mengaburkan batas antara sejarah, mitos, dan fiksi, mengajak kita merenungkan keterhubungan manusia dengan sejarah berlapis, alam, dan waktu.

Foto: Courtesy of Museum MACAN

Your curious journey adalah pameran keliling yang menghadirkan beragam karya seni lintas media, menampilkan tema-tema utama dalam praktik Olafur Eliasson. Selama tiga dekade eksplorasi artistiknya, karya-karya Olafur terus mempertanyakan persepsi, mendefinisikan ulang pengalaman spasial, dan menanggapi tantangan lingkungan. Pameran ini mengundang audiens untuk terlibat dalam eksplorasi Olafur mengenai kesadaran sensori dan ekologis, menawarkan kesempatan unik untuk merasakan dampak visioner dari karyanya yang mendalam dan menggugah pemikiran. Di Museum MACAN, pameran ini juga akan menampilkan karya dari koleksi museum, menambahkan elemen yang berbeda dari presentasi di institusi internasional lainnya.

BACA JUGA:

Museum Macan "Korakrit Arunanondchai : Sing Dance Cry Breathe"

Busana Terbaik di Academy Museum Gala 2024

(Teks: Andhika C, Foto: Courtesy of Museum MACAN)