Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Pangeran William & Kate Middleton Berdansa dengan Penduduk Belize dan Membuat Cokelat Pada Tur Kerajaan Mereka

Tur Duke dan Duchess of Cambridge Ke Karibia memperlihatkan pasangan itu menikmati saat-saat menyenangkan, tetapi juga menghadapi kontroversi.

Pangeran William & Kate Middleton Berdansa dengan Penduduk Belize dan Membuat Cokelat Pada Tur Kerajaan Mereka

Duke dan Duchess of Cambridge menghabiskan sebagian dari hari kedua tur kerajaan mereka di Karibia untuk mengunjungi perkebunan kakao di Belize.

Baca juga: Kate Middleton Mengenakan Busana Musim Semi Saat Tiba di Belize

Pangeran William dan Duchess Kate bertemu dengan penduduk setempat selama kunjungan budaya ke Hopkins, sebuah desa pesisir yang juga merupakan  jantung komunitas Afro-Pribumi Garifuna di negara tersebut. Pasangan ini datang dengan antusias yang tinggi saat berkunjung ke festival tradisional Garifuna pada 20 Maret kemarin, bergegas untuk mengobrol dengan penduduk dan anak sekolah sebelum menikmati musik dari musisi lokal yang berbakat.

Menghentakkan kaki mengikuti irama, baik William maupun kaTE dengan cepat terlihat santai saat mereka saling bergandengan tangan menari mengikuti ritme tempo tinggi. "Ini sangat menyenangkan!" Kate (yang mengenakan gaun Tory Burch, tas tangan Anya Hindmarch, anting-anting biru cerah, dan sandal wedge berwarna nude) berkomentar saat ia bergoyang di depan sekelompok wanita.

Penyelenggara acara lokal, Laura Cacho juga telrihat berdansa dengan Pangeran William dan terkejut dengan antusiasme dan usahanya. "Ia menggoyangkan pinggangnya mengikuti musik," katanya. "Ia memiliki ritme yang indah. Itu merupakan kesenangan bagi saya." Kate, imbuhnya, "juga terlihat sangat luar biasa. ... Mereka menggoyang-goyangkan pinggang mereka dengan semangat."

Sebelumnya pada hari itu, pasangan kerajaan mengunjungi perkebunan cokelat Che'il di Belize selatan, sebuah agenda yang menggantikan kunjungan ke perkebunan kakao yang berbeda, yang dibatalkan oleh istana setelah penduduk setempat di desa Indian Creek melakukan protes terhadap kedatangan keluarga Cambridge.

Kate tampak bersemangat saat pasangan itu tiba di lokasi pembuatan cokelat yang dikelola secara kekeluargaan, di mana biji kakao yang ditanam secara organik diubah menjadi cokelat hitam dalam bentuk 80 persen dan 70 persen, serta bubuk kakao dan teh kakao. "Bau cokelatnya luar biasa," ujarnya saat mereka disambut oleh pemilik Julio Saqui dan saudara Narcisio.

Sang bangsawan juga terlihat mencoba membuat cokelat, membantu menggiling biji kakao yang sudah dihancurkan. "Saya pikir anak-anak kita akan sangat cemburu," katanya sambil tertawa ketika pasangan itu ditawari keripik tortilla untuk dicelupkan ke dalam cokelat cair dan mencicipi minuman cokelat panas.

Kemarin, tanggal 21 Maret, William dan Kate dijadwalkan akan melanjutkan tur delapan hari mereka, yang mereka lakukan atas nama Ratu Elizabeth II untuk tahun Platinum Jubilee-nya. Mereka akan mengunjungi reruntuhan Maya kuno yang terletak jauh di jantung Belize.

Pasangan itu akan diberikan tur ke situs arkeologi yang penting secara historis sebelum menghadiri resepsi yang diselenggarakan oleh Gubernur Jenderal Belize untuk merayakan 70 tahun pemerintahan Ratu Elizabeth.

William dan Kate memulai tur kerajaan mereka dengan tidak mulus. Pada hari Sabtu, pengunjuk rasa yang menyerukan ikatan kolonial keluarga kerajaan dan menuduh mereka melestarikan perbudakan memaksa Istana Kensington untuk membatalkan agenda kunjungan yang telah direncanakan pasangan itu pada menit terakhir. Dan Independen Inggris mengonfirmasi bahwa para juru kampanye juga akan berkumpul di dekat Komisi Tinggi Inggris di Kingston pada Selasa pagi.

Protes, yang dipimpin oleh The Advocates Network, sebuah koalisi hak asasi manusia dari aktivis Jamaika dan organisasi kesetaraan dilaporkan akan menyebutkan 60 alasan mengapa Inggris dan keluarga kerajaan harus meminta maaf atas masa lalu kolonial mereka dan melakukan reparasi perbudakan.

"Penting saat kita berusia 60 tahun sebagai negara merdeka bahwa kita berdiri sebagai 'independen' atas dasar etika, moral, dan keadilan manusia yang kuat untuk mengatakan kepada Inggris, yang pernah menjadi 'orang tua' kita, bahwa Anda telah melakukan kesalahan dalam memperkaya diri Anda secara bebas dari perbudakan dan kolonialisme," kata salah satu penyelenggara protes Nora Blake kepada media tersebut. "Secara moral, ini membutuhkan permintaan maaf, dan disusul dengan reparasi yang dilakukan. Banyak preseden telah ditetapkan untuk ini. Hari ini kita sedang mencanangkan percakapan untuk generasi masa depan kita, agar mereka memiliki sesuatu untuk membangun masa depan yang lebih cerah."

Dalam sebuah dokumen yang dibagikan dengan Bazaar.com, Jaringan Advokat merinci 60 alasannya di bawah payung judul: Perdagangan Orang Afrika Transatlantik, Perbudakan Perkebunan dan Hukuman Tidak Manusiawi, dan Kekejaman terhadap Pria dan Wanita dan Penghancuran Kehidupan Keluarga.

Surat terbuka yang ditujukan kepada William dan Kate, dan ditandatangani oleh 100 anggota termasuk akademisi, politisi, dan pengacara terkemuka, merinci mengapa aliansi nonpartisan akan melakukan unjuk rasa. "Kami sedih bahwa lebih banyak kemajuan belum dibuat mengingat beban warisan kolonial yang membelenggu kami," bunyinya. “Kami tetap merayakan banyak pencapaian besar Jamaika yang menolak konsep diri kolonial yang negatif dan yang dengan percaya diri berhasil melawan rintangan yang luar biasa. Kami juga akan mengingat dan merayakan pejuang kemerdekaan kami, termasuk Pahlawan Nasional kami, yang dengan berani berjuang melawan pemerintahan tirani Inggris dan pelanggaran hak asasi manusia yang keji. Kami menyambut Anda untuk bergabung dalam perayaan ini."

Istana Kensington belum mengomentari isu ini hingga sekarang. Pangeran William dan Kate kemudian akan melanjutkan rangkaian perjalanan mereka yang telah direncanakan sebelumnya di Jamaika hingga Kamis, termasuk acara yang merayakan warisan musik dan olahraga bangsa tersebut. Setelah itu, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Bahama.

Pada bulan November, Barbados "memecat" Ratu Elizabeth sebagai kepala negara untuk mengantarkan era baru negaranya sebagai sebuah republik. Langkah tersebut, yang ditandai dengan upacara yang dihadiri oleh Pangeran Charles, memicu percakapan baru di seluruh Karibia (di mana delapan negara masih mengakui Ratu Elizabeth sebagai kepala negara) tentang mengikuti jejak berani Barbados.

Khawatir akan efek domino, sumber-sumber kerajaan menjuluki tur William dan Kate sebagai "serangan pesona" untuk memenangkan hati orang-orang di seluruh Karibia pada saat banyak orang mempertanyakan apakah mereka menginginkan kepala negara kerajaan.

Baca juga:

Kate Middleton Tampil dalam Balutan Busana Serba Hijau untuk Acara Parade St. Patrick's Day

Alasan di Balik Busana yang Dikenakan oleh Kate Middleton saat Menghadiri Kebaktian Commonwealth

(Penulis: Omid Scobie; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih Bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar US)