Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

19 Judul Lagu yang Rilis di Tahun 2022 Sejauh Ini...

Menampilkan Megan Thee Stallion, Rosalía, Jack Harlow, dan masih banyak lagi.

19 Judul Lagu yang Rilis di Tahun 2022 Sejauh Ini...

Saat lokasi tempat biasa digunakan untuk konser mulai dibuka kembali, rilis album telah menjadi hal positif untuk menyambut masa depan yang lebih baik. Dari para veteran yang kembali merilis karya mereka setelah bertahun-tahun (Animal Collective, Beach House) hingga artis favorit modern (FKA Twigs, Doja Cat, Rosalía) dan juga pendatang baru yang menarik (Luna Li, Amber Mark), tahun 2022 tampaknya menjadi tahun yang menjanjikan untuk dunia musik… dan semoga yang lainnya juga segera menyusul.

Baca juga: 23 Lagu Terbaik di Tahun 2021

1. “which way” by FKA Twigs feat. Dystopia

Terakhir kali kami mendengar karya FKA Twigs adalah Magdalene yang rilis di tahun 2019, sebuah karya seni musik yang luar biasa yang menggabungkan opera klasik dan eksperimentalisme pop, sementara FKA Twigs berjuang move on dari perpisahan dengan kekasihnya. Kini, di Caprisongs penyanyi asal Inggris itu akhirnya kembali merilis karya terbaru.

2. “Rent Money” by Mary J. Blige feat. Dave East

Resume Mary J. Blige telah meliputi keputusasaan pra-perpisahan yang menghancurkan (“Be Without You”) melalui kegilaan yang menghancurkan (“I'm Going Down”) dan terbebas dari belenggu dan siap untuk berpesta (“Just Fine”). Sedangkan untuk karya terbarunya, “Rent Money,” Mary sekali lagi "muak" tetapi kali ini ia menjanjikan finalitas: “Aku tidak punya apa-apa lagi,” ia bernyanyi tanpa basa-basi. Ini adalah reaksi santai dibandingkan dengan sisi amarah yang biasa ditampilkan. Ini menjadi sebuah tanda bahwa sang ratu R&B itu benar-benar telah berhasil menghadapi kekacauan. Namun, Mary tetaplah Mary, dan lagunya menggunakan jenis lirik yang halus dan mudah dinyanyikan serta relatabilitas yang luar biasa.

3. "Midnight Sun” by Nilüfer Yanya

“Midnight Sun” tidak dapat disangkal terasa sangat akrab di telinga, baik dalam nuansa kehangatannya namun juga dalam arti yang jauh lebih literal: Seperti yang ditunjukkan Pitchfork, ini bukan sampel lagu dari karya “Weird Fishes/Arpeggi” persembahan Radiohead, tetapi progresi akord paralel yang membuat kedua trek tersebut terasa sangat mirip. Namun, mungkin prestasi terbesar penyanyi asal London itu adalah caranya menulis tentang emosi dengan puitis seperti Radiohead, jenis lagu yang menjadikan band asal Inggris ini pilihan sempurna para remaja di awal tahun 2000-an. “Peeling back not noticing / The blood and bones beneath my skin / Feelings that we can't compare / Taking chances anywhere,” Nilüfer "membujuk" dengan cara yang dingin dan entah bagaimana juga terasa menghibur.

4. “Afterglow” by Luna Li

Sepanjang masa lockdown akibat covid, Luna Li memberi Bazaar gambaran tentang kecemerlangannya. Video one-man band DIY-nya membuatnya mendapatkan fans setia yang mencakup remaja dan instrumentalis. Luna sendiri adalah pemain bass-biola-gitar-keyboard-dan lain-lain yang terlatih secara luar biasa. Di Duality, album full-length debutnya, penggemar dapat melihat seperti apa klip  itu secara utuh. Ini adalah pemandangan indah yang mengalir dari realisme sedih dan keintiman yang manis, memamerkan kemahiran menulis lagunya ke publik. "Afterglow" adalah lagu yang paling menonjol: "Oh, betapa aku mencintaimu / Tapi aku perlu menjelajah / Bagaimana cara hidup sendirian."

5. “Celebrity Skin” by Doja Cat

Dipastikan pengaruh Doja Cat tidak terbatas. Contoh kasus: versi cover-nya dari lagu “Celebrity Skin” milik Hole, sebuah single yang menarik dari band garage rock asal California yang didirikan oleh ikon tahun '90-an Courtney Love. Versi Doja Cat sendiri tidak jauh berbeda dari aslinya. Faktanya, bintang pop itu menyeringai dengan cara yang sangat mirip dengan vokal khas Courtney Love dan liriknya sebagian besar tetap sama, selain dari perubahan tempo pada baris pembuka bait pertama—keputusan yang tampaknya disetujui langsung oleh Courtney  Love sendiri.

6. “Blurred View” by Big Thief

“Blurred View” adalah potongan mengejutkan yang terselip tepat di tengah-tengah Dragon New Warm Mountain I Believe in You karya Big Thief yang kembai dirilis bulan lalu. Album baru ini berhasil menyatukan elemen band yang biasa dengan eksplorasi elektronik cepat dan kemewahan country honky-tonk. “Blurred View” adalah lagu yang terdengar sangat mirip dengan judulnya: trek trip-hop psychedelic yang terkadang memusingkan namun juga santai dan sedikit membingungkan. “Selangkah lebih dekat dan aku nyata,” Adrianne Lenker bernyanyi.

7. “SAOKO” by Rosalía

“SAOKO” adalah lagu reggaeton terbaru karya Rosalía, dan single kedua sebelum album ketiganya yang banyak digembar-gemborkan bertajuk  MOTOMAMI, yang akan dirilis pada tanggal 18 Maret mendatang. Penghormatan lagu tersebut pada reggaeton cukup terlihat linier, dengan “SAOKO” mengambil sampel dari lagu karya Daddy Yankee dan Wisin yang dirilis tahun 2004 berjudul "Saoco," keduanya umumnya diterjemahkan menjadi sesuatu yang memiliki banyak rasa atau ritme. Dalam interpretasi versi Rosalía, ini berarti bass cepat yang menggarisbawahi kehilaian rap-nya dan pesona estetika yang berkelanjutan dengan sepeda motor: Video musiknya menunjukkan geng gadisnya memamerkan orang-orang tanpa bokong, bikini dalam rona gelap sambil tampil dalam balap sepeda motor trail di seluruh kota.

8. “Chocolate Hills” by Khruangbin and Leon Bridges

“Ini tidak akan selamanya / Mari tinggal selamanya / Rasanya seperti surga,” Leon Bridges menyanyikan “Chocolate Hills,” sebuah lagu dari kolaborasi terbarunya dengan trio Khruangbin. Lagu ini memang terasa "menyimpang" dari abstraksionisme Khruangbin yang biasa, karena gaya mereka sendiri sebagian besar berpusat pada nuansa psychedelia. Tetapi pasangan ini telah menemukan penyanyi soul dan band jam yang kemudian bertemu di tengah, mendorong satu sama lain melewati batasan zona nyaman apa pun yang mereka miliki sebelumnya. Hasilnya adalah "Chocolate Hills" yang sangat halus dan seksi tanpa usaha, sebuah lagu cinta yang berpusat pada pelukan romantisnya sendiri.

9. “Soundgasm” by Rema

Untuk sebagian besar, budaya Barat bisa terasa lambat menangkap fenomena budaya Timur. Namun di beberapa titik dalam beberapa tahun terakhir, radio Amerika akhirnya menemukan Rema, rapper dan penyanyi berdarah Nigeria yang melejit melalui single yang dirilis tahun 2019 lalu dengan judul “Iron Man". Dan pada karya terbarunya, “Soundgasm”, penyanyi berusia 21 tahun tersebut terliaht naik level sekali lagi. Trek ini mengambil afrobeats yang cerah, menggabungkan perkusi yang lebih tradisional dengan melodi pop-minded.

10. “Pushin P” by Gunna & Future feat. Young Thug

Ketika Internet menjadi tergila-gila dengan sesuatu, benar-benar tidak ada jalan untuk kembali. Begitu pula dengan “Pushin P”, istilah yang lahir dari single yang sama dengan judul album terbaru Gunna. Lagu itu sendiri merupakan kolaborasi laissez-faire dengan Young Thug and Future. Tapi liriknya—yang ditegaskan secara genius dengan arti “menjaganya tetap menjadi pemain”—telah terpampang di segala hal mulai dari TikToks hingga merek Twitter. Pada titik ini, rasanya adil untuk mengatakan bahwa frasa tersebut telah dicap secara resmi dan  tidak dapat ditarik kembali pada semangat budaya 2022.

11. “Secret” by Raveena feat. Vince Staples

Pada karya lagu “Secret”, Raveena tampak mempertahankan ciri khasnya yang biasa dan menambahkan sedikit nuansa dari masa awal tahun '2000-an, lengkap dengan lirik kata-kata yang mengingatkan pada beberapa single Pussycat Dolls awal. “Tangan terikat, jangan bilang aku kotor / Saat syuting, kamu tercengang, kepala menoleh,” ia menggoda tepat sebelum rapper West Coast, Vince Staples masuk untuk menambahkan nuansa ekstra,

12. “Prester John” by Animal Collective

Animal Collective telah mengukuhkan diri mereka sebagai grup band indie eksperimental utama selama 20 tahun terakhir ini, secara konsisten menelurkan album-album menarik yang rilis tepat di massa subkultur ini. Di Time Skiffs, album terbaru mereka yang ditunggu-tunggu, band ini menemukan cara untuk sedikit menenangkan diri tanpa kehilangan je ne sais quoi mereka. Pada “Prester John,” ada suara awal khas tahun 2010-an dalam suara-suara lantang dan vokal folkish yang menggantikan apa yang mungkin menjadi suara simbal di tahun-tahun sebelumnya. 

13. “Superstar” by Beach House

Dalam percakapan lanjutan seputar kebangkitan indie di awal tahun 2010-an, tidak mungkin untuk tidak menyebut Beach House. Band asal Baltimore, Once Twice Melody adalah proyek lain yang mengambil yang terbaik dari yang lama dan merangkul sesuatu yang baru. Lagu kedua di proyek terbaru mereka, “Superstar,” berada di antara gelora dream-pop yang membuat mereka mereka jadi ikon lengkap dengan sentuhan post-punk yang sangat modern.

14. “One” by Amber Mark

“Saya tidak tahu apakah saya akan berhasil / saya hanya ingin Anda bangga dengan saya di atas,” Amber Mark menegaskan dengan keras pada salah satu bait dari lagu “One.” Ini adalah lagu pembuka di Three Dimensions Deep, album full-length pertamanya, tetapi dalam beberapa hal, itu terdengar lebih seperti outro: spirit kemenangan dan perayaan untuk ibunya dan komitmennya untuk maju dan “mendapatkan tumpukan dari rak penghargaan platinum, tapi dengan cara yang benar.” 

15. “Kno Me” by Jerry Paper 

Di “Kno Me,” Jerry Paper terdengar sangat keren. Penyanyi non-biner yang ceria ini menjelaskan bahwa lagu tersebut adalah sedikit mantra kepercayaan diri untuk hari-hari ketika keadaan menjadi sedikit sulit: “Citra dalam lagu tersebut berasal dari hari pertama saya memutuskan untuk mengenakan gaun di luar saat saya bekerja secara profesional. Saya terus mengulangi 'persetan, Anda tidak mengenal saya' di benak saya setiap kali saya melihat seseorang mulai memandang saya secara janggal."

16. “Skin Tight” by Ravyn Lenae feat. Steve Lacy

Setelah hiatus terlalu lama, penyanyi R&B Chicago Ravyn Lenae resmi kembali! Single comeback-nya, "Skin Tight," memperlihatkan sang artis dalam posisi paling rentan secara musikal—sakit karena kesadaran yang tersisa bahwa hubungan yang dulu pernah indah akan segera berakhir. 'll come back again,” Ravyn bernyanyi dalam suara sopran khasnya.

17. “Nail Tech” by Jack Harlow

Jack Harlow memang tidak bisa dihentikan. Sementara banyak penentang (dan Twitter) meragukan rapper asal Louisville itu, ia terus merilis hits demi hits, lengkap dengan produksi luar biasa mengesankan dan lirik bersahaja. "Nail Tech" menceritakan kebangkitan Jack sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan di bidang rap. "Saya tidak berharap untuk kesuksesan saya, saya mengatakannya / saya meraih buzz, dan Anda juga melakukannya, tetapi Anda mengubahnya / saya terlihat seperti mendapatkan uang, saya menciumnya," ia berima.

18. “Santo” by Christina Aguilera feat. Ozuna

Kembalinya Christina Aguilera ke musik berbahasa Spanyol (karya pertamanya sejak Mi Reflejo tahun 2000) adalah sebuah kemenangan. Single-nya dengan superstar Puerto Rico Ozuna adalah segalanya yang seharusnya menjadi produksi pop Latin yang tepat: serba cepat, seksi, dan booming.

19. “Sweetest Pie” by Megan Thee Stallion & Dua Lipa

Megan Thee Stallion tahu bahwa single pertamanya dari album studio keduanya yang akan datang harus menjadi yang terbaik—dan ia tidak mengecewakan. Rapper asal Houston itu meminta diva muda pop, Dua Lipa untuk tampil di lagu yang penuh sindiran nan seksi namun juga memberdayakan. Tidak ada yang tahu kekuatan body-ody-ody wanita lebih dari Megan sendiri.

Baca juga:

18 Lagu yang Enak Didengar Ini Ternyata Bermakna Seksual dan Menggoda

15 Lagu Indonesia dari Era '90-an yang Masih Sering Diputar Sampai Sekarang

(Penulis: Natalie Maher & Bianca Betancourt; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih Bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar US)