Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Bisakah Anda Terinfeksi Virus Corona Dua Kali?

Jepang baru-baru ini mengumumkan kasus pasiennya yang kembali terinfeksi.

Bisakah Anda Terinfeksi Virus Corona Dua Kali?

Novel Coronavirus atau Covid-19 tampaknya lebih banyak mengundang pertanyaan dibandingkan jawaban. 

Satu pertanyaan yang umumnya terlintas di kepala setiap orang terkait dengan panduan tentang physical distancing dan tindakan pencegahannya, yakni bisakah Anda terinfeksi Covid-19 dua kali?

Kekhawatiran tentang infeksi berulang pertama kali muncul usai pemerintah Jepang mengeluarkan sebuah pernyataan tentang seorang wanita berusia 40-an tahun yang sudah boleh pulang setelah melakukan pengobatan pada tanggal 1 Februari lalu kembali ke rumah sakit dan dinyatakan positif untuk kedua kalinya pada tanggal 26 Februari.

Akan tetapi, sejak saat itu berita berspekulasi apakah ia benar-benar terinfeksi lagi oleh virus corona, belum benar-benar sembuh dari pengobatan pertamanya, atau hasil tesnya yang gagal.

“Ada masalah dengan kualitas tesnya dan hal ini bisa dipahami mengingat beberapa faktor yang bisa memberi dampak negatif terhadap keakuratan alat tes yang dikembangkan dalam waktu singkat,” jelas dokter Randy Orr, MD, seorang direktur medis di Intensive Care Unit di Northwestern Lake Forest Hospital.

Dengan demikian, ada beberapa alasan untuk percaya bahwa infeksi Covid-19 untuk kedua kalinya bukanlah masalah yang besar.

“Histori menyebutkan bahwa sekali pasien terinfeksi dengan Covid-19, ia akan memiliki peningkatan imunitas yang signifikan atau perlindungan terhadap virusnya ketika ia terjangkit kembali beberapa bulan kemudian,” ujarnya.

Dengan kata lain, dokter Randy percaya bahwa virus corona sifatnya sama dengan virus-virus lain yang umumnya sulit menginfeksi untuk kedua kalinya setelah tubuh kita melawannya.

“Seperti virus-virus biasanya, kecil kemungkinan jika seorang pasien yang sudah pernah terinfeksi akan kembali terjangkit,” kata dokter Randy. “Setelah pasien sembuh, infeksi yang pertama kali ia dapatkan pada dasarnya bekerja sebagai vaksin untuk melawan penyakit tersebut. Sistem imun pasien yang sekarang sudah bisa mengenali virusnya ketika masuk ke tubuh. Pada akhirnya, sistem imun siap untuk memerangi virusnya sehingga tidak terjadi infeksi sama sekali atau mungkin hanya menyebabkan penyakit yang ringan.”

Penyebab seseorang terjangkit penyakit lebih dari satu kali biasanya adalah bakteri atau salah satu dari banyak jenis virus yang sama, bukan virus seperti radang tenggorokan. Rhinovirus, virus yang menyebabkan flu biasa diketahui memiliki lebih dari 160 jenis subspesies. Oleh karena itu, Anda bisa mengalami flu hingga berkali-kali.

Meskipun beberapa laoran berita mengabarkan jika ada dua jenis virus corona yang mewabah di China, jangan seketika menjadi panik.

“Walaupun benar bahwa virus corona bermutasi, ini bukanlah hal yang mengejutkan dan tidak seharusnya membuat publik panik," ucap dokter Randy. "Ada banyak jenis virus influenza (atau flu) yang berbeda-beda setiap tahunnya, karena virusnya juga bermutasi dari inang yang satu ke yang lainnya."

Dengan demikian, dokter Randy menekankan bahwa masih banyak hal yang perlu dipelajari tentang novel coronavirus dan informasi kini berubah dengan sangat cepat. Komunitas medis masih banyak belajar tentang novel coronavirus ini dan sebagian besar dokter jujur mengakuinya.

“Masih belum dapat ditentukan apakah virus corona ini akan muncul kembali di masyarakat secara musiman, pasang surut sepanjang tahun, atau menghilang seperti SARS dan kemudian muncul lagi di tahun 2003,” kata dokter Randy. “Para pelayan kesehatan di seluruh dunia harus bertindak seolah virus ini akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan tetap berupaya untuk mengembangkan vaksin serta obat anti virus untuk menyembuhkannya.”

Bagi orang lain artinya Anda terus mencuci tangan beberapa kali dalam satu hari setidaknya selama 20 detik, sering membersihkan permukaan benda yang sering disentuh atau high-touch surfaces, dan melakukan social distancing seserius mungkin.

Sembari Anda tetap menjalankan social distancing sebaik mungkin, perhatikan gejala-gejala Covid-19 seperti demam, batuk, napas pendek, nyeri badan, pilek, dan sakit tenggorokan. Anda juga sebaiknya ingat bahwa tidak semua orang yang terjangkit Covid-19 mengalami gejalanya.

Informasi ini akurat sesuai dengan tanggal publikasinya. Sementara kami berusaha untuk sebisa mungkin memberikan konten terkini, situasi terkait pandemik cirus corona terus berubah secara cepat sehingga ada kemungkinan bila beberapa informasi dan saran dapat berubah sejak dipublikasikan. Untuk imbauan terkini, kunjungi situs World Health Organization atau situs pemerintah di www.covid-19.go.id.




(Penulis: Kate Dwyer; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto courtesy of: Bazaar UK)