Paris Fashion Week untuk koleksi musim gugur/dingin 2019/2020 ditutup dengan show dari rumah mode Louis Vuitton. Sore itu, di depan pelataran Museum Louvre yang luas, barikade besi sudah terpasang, membatasi kerumunan orang yang dengan alat foto atau smartphone, bersiap untuk membidik kedatangan para bintang tamu undangan dari rumah mode ini.
Terdengar teriakan-teriakan yang gemuruh setiap kali ada selebriti yang datang, salah satunya, bintang Hollywood, Emma Stone, dengan senyum ramahnya, ia berpose di depan para penggemarnya.
Saya berjalan menuju pelataran lain dari Museum Louvre seperti alamat yang tertera di undangan, setelah melewati samping piramida kaca yang menjadi simbol Museum Louvre, saya tiba di Cour carrée du Louvre.
Di sebuah halaman berbatu yang luas dibangun sebuah gedung besar berwarna putih dengan dikelilingi rangka-rangka besi geometris yang diterangi lampu putih sehingga kontras bersama bangunan yang mengelilinginya, yaitu gedung museum yang pernah menjadi kediaman kerajaan Prancis di abad-abad lalu.
Di dalam gedung putih modern yang merupakan area show ini, saya dihadapkan dengan dekor replika mini museum Centre Georges-Pompidou, sebuah simbol lain dari kota Paris yaitu museum untuk koleksi seni modern yang fasadnya berupa rangka dan pipa-pipa besar berwarna warni.
Show dimulai dengan kemunculan para model dari balik museum mini Centre Georges-Pompidou dan berjalan mengelilingi para tamu undangan. Puluhan model melangkah dengan percaya diri di mana wanita Louis Vuitton untuk koleksi ini terinspirasi oleh gaya dari tahun '80-an.
Terlihat berbagai siluet dengan bahu yang lebar ataupun tambahan aksen di bahu yang berkesan futuristis. Dengan rok-rok yang pendek dililit oleh berbagai model ban pinggang yang bergesper kotak yang kadang bermotif.
Beberapa model berjalan dengan gaya yang cool dan kelihatan santai dengan tangan di kantong, menyukai berbagai silang bahan dari kulit dan sutra dengan berbagai motif floral dengan sepatu sol yang tebal atau boot berkepala runcing.
Motif damier atau permainan motif kotak-kotak berwarna diterapkan dalam rok kulit yang memikat dan tidak ketinggalan juga variasi jaket bomber-nya. Musim dingin akan lebih berwarna dengan munculnya warna seperti biru, kuning, hijau, dan merah yang saya asosiasikan seperti warna simbol museum seni modern Pompidou.
Nicolas Ghesquière, direktur artistik rumah mode Louis Vuitton seperti ingin bercerita lewat koleksinya tentang sebuah gaya yang sangat Parisien, dan tepatnya sebuah gaya di daerah yang dinamakan Beaubourg, di mana museum modern seni Centre Pompidou berada.
Sejarah bangunan museum yang futuristis ketika diinagurasikan di tahun 1977, dengan berbagai perdebatan tentang estetis arsitektur terutama jika dibandingkan dengan bangunan tetangga, dan kemudian berkembang menjadi daerah yang energik, muda, urban, dan mempunyai style tersendiri, sebuah melting pot di tengah kota Paris.
Lewat suguhan estetis yang mewah namun ekletik dengan unsur Parisien, Nicolas Ghesquière menutup pergelaran dan berjalan di depan podium dengan sorakan tepuk tangan dari para selebriti dan fashionista internasional.
(Layout: Tevia Andri; Foto: LOUIS VUITTON Women Collection Fall-Winter 2016/2017 © Louis Vuitton Malletier – All rights reserved)