Inilah lakon yang dipilih Teater Koma untuk merayakan hari jadinya yang ke-40 tahun. Opera Ikan Asin, yang pertama kali dipentaskan tahun 1983 dan terakhir di tahun 1999, menceritakan tentang kisah raja bandit bernama Mekhit di zaman Hindia Belanda sekitar abad 20.
Kisahnya berawal dari keputusan Mekhit menikahi Poli, anak dari pasangan juragan pengemis Picum. Mereka tidak pernah mendapat restu, hingga ayah dan ibu Poli merasa dendam pada Mekhit karena merasa Poli dirampas. Dengan segala upaya, mereka berusaha memisahkan Poli dari Mekhit.
Hingga akhirnya pasangan Picum berhasil merajuk Komisaris Polisi Kartamarma untuk menangkap Mekhit menggunakan segala bukti kejahatan sang bandit. Kartamarma pun terdesak, karena sesungguhnya ia adalah sahabat Mekhit sejak kecil. Ia juga yang selama ini memberitahu Mekhit untuk kabur setiap kepolisian ingin menangkapnya.
Akhirnya Mekhit terpaksa ditangkap. Ia terancam akan dijatuhi hukuman mati saat penobatan Gubernur Jenderal yang baru. Namun saat nyawanya nyaris melayang, sebuah surat keputusan datang dan isinya mengagetkan semua pihak.
Menurut Bazaar, kisah Opera Ikan Asin terasa begitu berkaitan dengan keadaan pemerintahan dewasa ini. Di mana para penjahat bersekongkol dengan penegak keadilan, dan membuatnya kebal hukum. Zaman di mana perintah kuasa tertinggi dapat memutarbalikkan fakta.
Jika Anda penasaran dengan akhir kisah Mekhit, masih ada kesempatan menonton pementasan ini hingga tanggal 5 Maret nanti di teater Ciputra Artpreneur.
Selamat berburu tiket!
Foto: Courtesy of Teater Koma