Menjelang opening Caffé Milano di Grand Indonesia, Bazaar berkesempatan berbincang dengan Chef Luca Pezzera yang bertanggung jawab atas Caffé Milano. Chef asal Italia ini menghabiskan awal mula kariernya di Swiss, kemudian bergabung dengan Hyatt Regency Hotel di Istanbul dan Gran Hyatt Jordan. Setelah membuka restorannya sendiri di Singapura. Chef Luca siap memanjakan para pecinta kuliner Jakarta dengan sajian Italia yang otentik.
Berikut perbincangan Bazaar dengan Chef Luca Pezzera.
Harper's Bazaar (HB): Apa filosofi Anda dalam memasak?
Luca Pezzera (LP): Filosofi saya dalam memasak yakni, bahan segar dan berkualitas, dieksekusi dengan baik, tidak rumit tapi tetap dapat mengeluarkan rasa otentik dari bahan-bahan yang digunakan. Saya suka membuat hidangan yang simple tapi tetap elegan, dan tak perlu kompleksitas. Because life is complicated already!
HB: Apa bahan tersulit yang pernah Anda gunakan?
LP: Saya tidak terlalu yakin, tapi bahan paling rentan yang saya gunakan adalah caviar, saffron, sea urchin, bahkan ikan juga termasuk bahan yang sangat sensitif. Bagi kami para chef tidak ada bahan yang susah selama kami tahu cara mengolahnya dengan benar.
HB: Apa bahan favorit Anda dalam memasak?
LP: Bahan favorit saya adalah tepung. Karena dengan satu bahan itu Anda dapat membuat apapun, pizza, pasta, kue, roti, biskuit, bahkan dim sum.
HB: Bagaimana Anda mendapatkan ide untuk kreasi hidangan terbaru?
LP: Saya biasa menemukan ide saat saya bepergian. Selain itu juga dari buku. Namun saat ini ada internet yang dapat membantu saya menemukan ide baru. Majalah juga menjadi salah satu sumber inspirasi yang baik dengan segala informasi di dalamnya, chef baru hingga restoran teranyar.
HB: Apakah Anda memiliki hidangan favorit untuk disantap.
LP: Makanan kegemaran saya adalah Eggplant alla Parmigiana. Selain itu saya juga menyukai masakan Jepang, karena segar dan fokus pada material mentah tanpa teknik yang rumit.
HB: Bagaimana Anda mendeskripsikan gaya Anda memasak?
LP: Simple style of cooking, presentasikan dengan baik di atas piring dan selalu fokus akan keaslian rasa bahan dasar.
HB: Apa yang membuat Caffé Milano berbeda dengan restoran Italia lainnya di Jakarta?
LP: Di Jakarta kebanyakan dari restoran Italia adalah fine dining yang rumit dan penuh aturan. Padahal harus diingat bahwa masakan Italia tidaklah rumit. Jadi semua orang harus bisa merasakan kelezatan rasa dari masakan Italia. Di Caffé Milano kami mementingkan otentisitas rasa, atmosfer nyaman, koleksi Italian wine yang beragam, dan yang tak kalah penting adalah home made bread.
HB: Apakah Anda memiliki tokoh atau selebriti yang ingin Anda buatkan masakan?
LP: Saya ingin memasak untuk para pemimpin negara yang tergabung dalam G20.
HB: Jika Anda harus memilih makanan terakhir, apakah itu?
LP: Pertanyaan yang berat. Saya mungkin akan memesan Bistecca alla Fiorentina, yakni sejenis steak khas Italia.
(Daniar Cikita. Foto: Ganang Arfiardi)
- Tag:
- Chef
- caffe milano
- interview