Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Tas Nilon Prada ini Telah Melampaui Tren Selama Dua Dekade

Seorang Editor Fashion sudah menganggapnya sebagai pusaka.

Tas Nilon Prada ini Telah Melampaui Tren Selama Dua Dekade
COURTESY OF BAZAAR US

Saya tidak pernah menjadi seorang wanita yang menyukai tas, meskipun ibu saya bisa disebut sebagai penggemar tas. Sepanjang hidup, saya telah menyaksikannya secara perlahan-lahan membangun koleksi yang sesuai dengan seleranya yang tinggi: Fendi, Louis Vuitton, Chanel. Dia selalu terpikat dengan mode, dan tas.

BACA JUGA: Kenali Tas Pundak yang Sedang Marak Digunakan Oleh Para Selebriti Asia

Bagi saya, mengeluarkan uang ratusan atau bahkan ribuan Dolar untuk sebuah tas membuat saya “menguap”. Anggap saja ini adalah dorongan kefemininan untuk memberontak terhadap segala sesuatu yang diperjuangkan oleh ibu Anda, saat Anda masih remaja penuh kegelisahan, atau mungkin karena kurangnya kebutuhan akan barang-barang mahal di usia tersebut. "Kamu akan mengerti suatu hari nanti," ibu saya sering menegur, sementara saya memelototi koleksinya yang tersimpan di dalam dust bag.

Tentu saja, ia benar, seperti yang sering dilakukan para ibu. Beberapa tahun kemudian, setelah pindah dari San Fernando Valley ke New York City, saya menyadari, mengamati, dan mengidamkan aksesori yang pernah saya abaikan di butik pinggir jalan, Instagram, dan teman-teman saya. 

Warga New York mana saja pasti paham akan keberadaan tote bag berbahan kanvas yang dapat Anda lihat di mana saja. Mungkin di kehidupan sehari-hari, Anda lebih relate dengan majalah New Yorker atau supermarket Trader Joe's. Take your pick. Tetapi sebagai penulis yang baru saja memulai karier di majalah mode, tempat saya menulis cerita ini, saya mendambakan sesuatu yang lebih bermakna untuk saya gantungkan di bahu. Secara detail, saya menginginkan tas sehari-hari, bukan tas jinjing kanvas, yang tidak hanya menyatu dengan pakaian saya, tetapi juga “mengangkat” penampilan.

Perubahan hati saya bertepatan dengan adanya tas Prada berbahan nilon yang tak terelakkan. Pada tahun 2019, rumah mode ini meluncurkan kampanye Re-Nylon, edisi ulang yang pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 2000-an. Seluruh tas tersebut terbuat dari limbah plastik daur ulang seperti jaring ikan, dan serat tekstil. Tas nilon Re-Edition memiliki siluet minimalis, bahan yang bermanfaat, dan corak warna baru yang mewah.

Bukan rahasia lagi bahwa Prada menggebrak pasar saat meluncurkan tas ransel nilon, Vela, yang menjadi ikon, sejak tahun 1984. Tas ini mengedepankan inovasi dan kemampuan bahan taktil; ini juga menjadi andalan dalam jajaran produk label ini. Re-Nylon tampaknya justru memperkuat efek dari tas ini: Bella Hadid, Kendall Jenner, dan Dua Lipa termasuk para pendukung awal kebangkitannya. Saya secara tidak sengaja menyebutkan kebangkitan koleksi Prada ini pada ibu saya beberapa tahun lalu, dalam salah satu kunjungan tahunan saya ke rumah. "Apa? Benarkah?" katanya, hampir tidak percaya. Tentu saja, dia memiliki tas nilon Prada.

HOW TO STYLE PRADA NYLON
COURTESY OF BAZAAR US

HOW TO STYLE PRADA NYLON
COURTESY OF BAZAAR US

Tas itu masih seperti baru, meskipun telah menjadi tas sehari-hari, dengan fungsi yang sama seperti tas yang ia gunakan selama bertahun-tahun sejak pertama kali ia membelinya pada tahun 2001? atau tahun 2005? Ingatannya tentang pembeliannya antara tahun 2000 dan 2010, tetapi daftar tas yang tepat di The RealReal menunjukkan tanggal gaya (tampaknya Tessuto Hobo) dari akhir tahun ‘90-an hingga awal 2000-an. Tidak masalah. Itu adalah salah satu tas desainer pertama yang ia beli untuk dirinya sendiri, sebagai seorang ibu muda yang mencari tas yang dapat bertahan dari tren dan kekacauan anak-anaknya. Dan sekarang, tas itu menjadi milik saya.

HOW TO STYLE PRADA NYLON
COURTESY OF BAZAAR US

HOW TO STYLE PRADA NYLON
COURTESY OF BAZAAR US

Proses penyerahan Prada dari ibu ke anak perempuannya terasa seperti sebuah ritual sakral, sebuah simbol yang menandai perubahan saya dari seorang gadis menjadi seorang wanita. Itu juga menjadi tas bermerek pertama yang ada di lemari saya.

Tas ini selalu ada (dan masih ada) di mana-mana: supermarket, tempat cuci pakaian, pesta makan malam, kencan Tinder pertama yang canggung. Saya telah melakukan perjalanan dalam berbagai kesempatan dengan tas ini, dari lorong-lorong yang bermandikan sinar matahari di Santorini hingga lingkungan kuno di pesisir Oregon. Saya telah membawa tas ini sambil mengenakan pakaian amorf dan berlapis-lapis yang menutupi seluruh tubuh saya, dan juga menatanya dengan penampilan ultra-feminin yang terdiri dari rok yang melambai dan korset yang pas di badan. Saya paling suka saat memakainya hanya dengan celana jins, tank top, dan sepatu pantofel, seolah-olah saya adalah Zoë Kravitz yang sedang di Williamsburg.

HOW TO STYLE PRADA NYLON
COURTESY OF BAZAAR US

Popularitas tas nilon Prada masih belum surut. Sebuah laporan dari resale barang mewah menemukan bahwa tas bahu hitam Re-Edition menjadi tas yang paling banyak dibeli pada tahun 2022, mengalahkan edisi vintage lainnya yang viral seperti Baguette dari Fendi atau Dior Saddle Bag.

Saya menganggapnya sebagai semacam pusaka keluarga, yang mungkin akan saya wariskan kepada anak saya suatu hari nanti. Saat menelepon ibu saya baru-baru ini, saya bertanya kepadanya apa yang dia pikirkan saat melihat saya mengenakan tas itu sekarang, setelah bertahun-tahun kemudian. Dia menjawab, "Itulah saya!"

BACA JUGA:

Intip Inspirasi Mengenakan Tas Bahu Ala Vanesha Prescilla, Tatjana Saphira, dan Lainnya

Ini Rekomendasi Tas Bahu yang Sedang Tren dan Disukai Para Selebriti Dunia


(Penulis: Chelsey Sanchez; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Celine Setiawan; Foto: Courtesy of BAZAAR US)