Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

5 Persiapan yang Perlu Anda Lakukan Sebelum Menerima Vaksin Covid-19, dari Vaksinolog Indonesia

Jangan sampai jadwal vaksinasi Anda ditunda karena satu dan lain hal. Oleh karena itu, simaklah beberapa tips di bawah ini dalam mempersiapkan diri sebelum menerima Vaksin Covid-19.

5 Persiapan yang Perlu Anda Lakukan Sebelum Menerima Vaksin Covid-19, dari Vaksinolog Indonesia

Vaksin Covid-19 sedang menjadi salah satu topik terhangat di kalangan masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, setelah penantian selama satu tahun, akhirnya kehadiran vaksin tersebut nampak di depan mata. 
 
Namun, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, terdapat beberapa golongan yang diprioritaskan dalam mendapatkan vaksin tersebut. Tentu saja hal itu didasarkan oleh alasan yang valid dan relevan. 
 
Bagi Anda yang menjadi penerima vaksin Covid-19 atau keluarga maupun kerabat Anda, terdapat beberapa hal yang perlu diketahui seputar vaksin tersebut, khususnya berbagai persiapan yang perlu dilakukan.  
 
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi Anda, Harper’s Bazaar Indonesia telah mewawancarai dr. Dirga Sakti Rambe melalui Bazaar Live pada Rabu kemarin dari akun @BazaarIndonesia. Ia adalah seorang dokter penyakit spesialis dalam dan vaksinolog.
 

(Foto: Courtesy of Instagram @bazaarindonesia)
(Foto: Courtesy of Instagram @bazaarindonesia)


Menurut dr. Dirga, tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan oleh mereka yang sudah menerima jadwal untuk vaksin. Walaupun begitu, mereka tetap perlu memerhatikan beberapa hal. 
 
Berikut adalah beberapa tips yang perlu Anda perhatikan sebelum menerima vaksin Covid-19 agar proses vaksinasi dapat berjalan secara lancar dan aman!


 
1.     Ketahui kriteria penerima vaksin

 
Kriteria penerima vaksin tidak terbatas pada kelompok usia saja, tetapi juga beberapa faktor penentu lainnya. Salah satu faktor yang penting untuk diketahui adalah terkait komorbid atau penyakit penyerta. Orang-orang dengan beberapa penyakit penyerta tidak boleh menerima vaksin Covid-19 dengan alasan keamanan. Oleh karena itu, sebelum menerima vaksin tersebut, pastikan jika Anda memang tidak memiliki penyakit penyerta. 
 
Walaupun begitu, terdapat pengecualian pada beberapa komorbid, seperti hipertensi, diabetes, dan asma. 
 
“Satu, hipertensi atau darah tinggi. Selama tensi paling tingginya adalah 140/90, ia boleh divaksinasi. Kedua, teman-teman dengan diabetes boleh vaksinasi selama gula darahnya terkontrol dan terkendali. Ketiga, teman-teman dengan sakit asma boleh vaksinasi selama tidak sedang terkena serangan,” jelas dr. Dirga. 


 
2.     Vaksin dilakukan sebanyak dua kali


Penting untuk mengetahui hal yang satu ini, lho! Vaksin Covid-19 akan diberikan sebanyak dua kali. Kedua suntikan tersebut tidak dilakukan pada saat yang bersamaan, lebih tepatnya berselang sekitar 14 hari atau dua minggu. 
 
Lantas, mengapa suntikan vaksin harus diberikan sebanyak dua kali? Berikut adalah penjelasan dari dr. Dirga, “Vaksin covid ini, mengapa diulang sebanyak dua kali, karena suntikan yang pertama itu sifatnya untuk memicu respon imun pada tahap awal. Nanti, suntikan yang kedua untuk memperkuat respon imun,” ungkapnya. 


 
3.     Memahami adanya efek samping


 
Hal penting lain yang perlu Anda ketahui adalah terkait efek samping dari vaksin. Jangan sampai Anda terkejut saat merasa ada efek samping tertentu setelah mendapatkan vaksin. Namun, perlu Anda ketahui juga bahwa munculnya efek samping setelah menerima vaksin adalah hal yang sangat wajar dan normal. Hal tersebut adalah bentuk dari proses pengenalan dan penyesuaian badan kita terhadap suntikan vaksin. 
 
Efek samping pada setiap orang pun dapat berbeda-beda sehingga tidak dapat dijadikan acuan. Berdasarkan sebuah penelitian, efek samping yang dirasakan setelah melalui suntikan vaksin kedua tidak akan sesakit efek samping suntikan yang pertama. 
 
Terdapat dua jenis efek samping yang dijelaskan oleh dr. Dirga, yaitu reaksi lokal dan sistemik. “Setelah seseorang mendapatkan vaksin, paling sering (yang dirasakan) adalah reaksi lokal namanya, seperti pegal, kemerahan, dan nyeri di bekas suntikan. Ada juga yang namanya reaksi sistemik, seperti demam, lemas, dan ngantuk,” papar founder dari Imuni.id ini. 


 
4.     Jagalah kesehatan


 
Seperti yang telah diungkit di atas, terdapat beberapa pengecualian terhadap komorbid. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk terus menjaga kesehatan agar tetap bisa divaksin. Karena, sekalinya Anda menunjukkan gejala yang dilarang ditemukan pada penerima vaksin, jadwal vaksin Anda dapat ditunda. 
 
“Oleh karena itu, teman-teman yang punya sakit kronis atau sakit ini dan itu, mumpung kita lagi menunggu panggilan jadwal vaksinasi, ayo pastikan penyakitnya terkendali, kontrol rutin ke dokter, dan minum obat rutin. Sehingga saat dapat jadwal kita semua bisa divaksinasi,” ajak dr. Dirga. 
 
Sesaat sebelum divaksin, Anda juga harus tetap tenang. Karena, jika tegang berlebihan, tekanan darah dapat naik. Jika melewati tensi 140/90, jadwal pemberian vaksin Anda dapat diundur, walaupun Anda sudah datang pada hari-H. Hal tersebut dilakukan demi menjaga keamanan pihak yang divaksin. 
 


 
5.     Swab PCR atau antigen tidaklah wajib


 
Sebelum divaksin, swab PCR ataupun antigen bukanlah sebuah kewajiban. Hal tersebut bersifat opsional. Anda boleh melakukan swab jika ingin, tetapi jika tidak bersedia juga tidak menjadi masalah. 
 
“Tidak ada kewajiban untuk tes PCR atau antigen terlebih dahulu. Namun jika bisa dan berkenan, silakan saja,” kata dokter yang praktik di RS Omni ini. 
 
Itulah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menerima vaksin. Ikutilah tips tersebut agar proses vaksin berjalan lancar dan tidak sia-sia. Walaupun sudah menerima vaksin, Anda tetap perlu mengikuti protokol kesehatan yang berlaku, seperti menggunakan masker, jaga jarak, dan lainnya. Dengan begitu, proteksi yang dimiliki akan semakin optimal. 

Tonton perbincangan lengkap seputar vaksin Covid-19 di sini.

(Penulis: Fatimah Mardiyah / Foto: Chayatorn [email protected], Courtesy of Instagram)