Milenial sebagai generasi yang lahir di antara kurun waktu tahun 1980-an hingga 2000-an ini memang berbeda. Kemajuan zaman dan teknologi jelas memengaruhi cara berpikir sekaligus pola laku generasi milenial termasuk kultur dan budaya bekerja mereka. Berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi milenial cenderung tidak dapat bekerja dengan pola waktu "9 to 5" di sebuah perusahaan.
Bagi mereka, keterikatan waktu menjadi beban penghalang yang membuat mereka tidak dapat bekerja secara maksimal. Berbeda halnya saat mereka bekerja dengan metode mobile di sebuah tempat yang dapat membangkitkan mood bekerja mereka. Hasil kerja yang didapat pun lebih maksimal! Mereka mengeklaim pola bekerja mereka tidak dapat dibatasi waktu maupun aturan terikat.
Di bawah ini, sejumlah alasan kuat yang Bazaar rangkum dari para generasi milenial di balik budaya kerja kekinian tersebut.
1. Waktu yang fleksibel
Bagi generasi milenial, waktu yang fleksibel menjadi sebuah modal dasar utama dalam bekerja. Jam kerja yang rutin dan mengikat justru dianggap dapat menurunkan semangat bekerja. Sebaliknya, justru dengan durasi waktu yang dibebaskan, mereka akan mampu bekerja dengan lebih baik. Hasilnya? Tentu saja tidak kalah maksimal dengan para pekerja kantoran penuh waktu.
2. Mengikuti passion
Jam dan tempat bekerja yang mengikat juga dianggap oleh generasi milenial sebagai penghalang mereka mengikuti passion dalam bekerja. Karakter idealis para generasi milenial memang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Mereka sama sekali tidak takut untuk tidak memperoleh pendapat bulanan yang pasti dengan alasan demi mengejar passion.
3. Inspirasi lebih mudah datang
Pernahkah Anda merasa otak seperti buntu saat sedang bekerja di kubikal kantor? Tidak dapat dipungkiri, suasana dan lingkungan baru menjadi pemicu datangnya ide maupun inspirasi baru. Hal ini juga menjadi salah satu alasan dari para milenal mengapa mereka lebih memilih untuk bekerja di rumah atau di luar kantor.
4. Tidak ingin terikat aturan konvensional
Walaupun tidak seekstrem pepatah “aturan dibuat untuk dilanggar”, faktanya generasi milenal tidak percaya akan aturan konvensional. Dan, memang benar terbukti jika peraturan tidak menjamin kualitas kerja seseorang.
5. Hasil akhir yang terpenting
Berbeda dengan beberapa masa sebelumnya di mana proses bekerja menjadi hal yang amat diperhatikan oleh sebagian besar perusahaan, kultur kerja bertransisi mengikuti perkembangan zaman. Di era teknologi serba cepat seperti saat ini, tidak jarang hasil akhirlah yang terpenting. Tentunya proses bekerja masih diperhatikan, tetapi generasi milenal lebih beranggapan bahwa hasil akhir pekerjaan merekalah yang berbicara.
(Foto: Courtesy of Instagram @_andreasjasso)