Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Rambut Palsu Jadi Solusi Kerontokan Rambut Kita?

Serum kulit kepala dan suplemen dapat membantu mengatasi kerontokan rambut, tetapi rahasia sesungguhnya di balik begitu banyak rambut indah ala Hollywood adalah penggunaan hair extension, satu, dua, atau bahkan sepuluh.

Rambut Palsu Jadi Solusi Kerontokan Rambut Kita?
Foto: Courtesy of BAZAAR US

Rambut saya selalu menjadi zona aman bagi diri saya. Dalam setiap fase canggung, perpindahan tempat tinggal, perubahan pekerjaan, hingga masa kehamilan, rambut adalah satu-satunya hal yang selalu bisa saya andalkan untuk tetap terlihat baik. Rambut saya konsisten terasa halus, berkilau, panjang, dan sejujurnya, membuat saya merasa cantik bahkan ketika saya sendiri tidak merasakannya. Saya tahu bahwa saya menyukai rambut saya, tetapi baru menyadari betapa dalamnya keterikatan itu ketika rambut tersebut mulai rontok dalam jumlah besar.

BACA JUGA: 6 Cara yang Dapat Anda Lakukan untuk Mencegah Rambut Beruban

Ini adalah linimasa klasik kerontokan rambut pascapersalinan. Sekitar tiga bulan setelah melahirkan anak pertama, rambut saya mulai rontok. Rasanya semakin mengejutkan karena selama kehamilan, kondisi rambut saya adalah yang terbaik sepanjang hidup saya: tebal, lebat, dan berkilau. Memang benar, rambut itu tumbuh kembali seperti yang banyak orang katakan, tetapi kondisinya tidak lagi sama. Hal ini terasa semakin nyata setelah kelahiran anak kedua, kepadatan tidak kembali seperti semula, dan ayunannya pun tidak lagi terasa alami.

Keadaan semakin diperparah ketika, di tengah kebiasaan menelusuri media sosial larut malam, saya melihat foto demi foto selebritas dan influencer dengan rambut bak putri Disney, hasil blowout yang mengembang, gelombang mewah, serta volume luar biasa yang kemungkinan besar hanya dapat dicapai melalui penggunaan hair extension yang dipasang dengan cermat atau wig yang nyaris tak terdeteksi, tanpa pernah diungkapkan secara terbuka. Di sela-sela unggahan tersebut, saya juga dibombardir dengan iklan berbagai suplemen dan serum penumbuh rambut, semuanya menjanjikan pertumbuhan kembali agar saya bisa tampil seperti perempuan-perempuan yang rambutnya saya dambakan. Saya pun menjadi putus asa, menginginkan solusi yang cepat sekaligus permanen, sebuah oksimoron sejati dalam dunia pertumbuhan rambut. Inilah benturan realitas yang kini dialami banyak perempuan, termasuk saya sendiri: didorong untuk membeli berbagai perawatan, sementara rambut yang kita kagumi sebenarnya, lebih sering daripada tidak, dibangun di atas rangkaian ilusi.

Foto: Courtesy of TikTok @brookerobin

“Saya biasanya mudah tergoda oleh iklan Instagram, tetapi yang satu ini terasa nyaris menyinggung,” ujar Laura Mai, seorang ibu dengan dua anak yang juga mengalami banjir pemasaran produk kerontokan rambut dalam algoritma media sosialnya. Ia juga mengalami kerontokan rambut setelah melahirkan, terutama setelah anak keduanya. Seperti saya, rambutnya memang tumbuh kembali, tetapi kondisinya berbeda. “Pertumbuhannya jauh lebih lambat, dan meskipun saya senang melihat rambut mulai tumbuh, tampilannya terasa lebih kusam, cenderung keabu-abuan, dan teksturnya tidak lagi sama,” tuturnya kepada saya.

Meskipun kerontokan rambut seperti yang dialami Laura dan saya bukanlah hal yang jarang terjadi, Joyce Park, seorang dokter spesialis kulit bersertifikat, mengonfirmasi bahwa kasusnya meningkat setelah pandemi. Diperkirakan satu dari lima perempuan kini menyatakan mengalami telogen effluvium, yakni kerontokan sementara namun sering kali cukup drastis yang terjadi beberapa bulan setelah stres, penyakit, atau perubahan hormon (seperti kehamilan). Menurut Joyce, angka tersebut masih terus meningkat.

“Selama pandemi, saya menangani banyak kasus kerontokan rambut akibat telogen effluvium yang dipicu oleh virus itu sendiri. Kini, bahkan setelah pandemi, saya masih terus menemukan kasus kerontokan rambut yang disebabkan oleh kombinasi stres kronis dan perubahan hormonal yang terjadi pada fase-fase kehidupan, seperti pemulihan pascapersalinan atau menopause,” ujarnya kepada saya. Faktor lain yang turut berperan adalah kerontokan rambut akibat obat-obatan, khususnya pada pasien yang menggunakan agonis GLP-1 seperti Ozempic atau Wegovy, di mana penurunan berat badan yang cepat serta perubahan asupan nutrisi dapat memicu telogen effluvium. “Jika faktor-faktor ini terjadi secara bersamaan, hal tersebut menciptakan tingkat kekhawatiran terhadap rambut yang jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi,” tambahnya.

Diperkirakan satu dari lima perempuan kini menyatakan mengalami telogen effluvium, yakni kerontokan sementara namun sering kali cukup dramatis yang terjadi beberapa bulan setelah stres, penyakit, atau perubahan hormon (seperti kehamilan).

Tentu saja, industri kecantikan dengan cepat memanfaatkan meningkatnya masalah ini. Menurut perusahaan riset pasar Grand View Research, nilai pasar global suplemen dan perawatan penumbuh rambut mencapai 7,73 miliar dolar AS pada tahun 2023 dan diproyeksikan meningkat menjadi 11,58 miliar dolar AS pada tahun 2030. Secara teori, ini merupakan kabar baik bagi mereka yang mencari solusi selain sekadar menunggu rambut tumbuh kembali. Namun, apakah produk-produk tersebut benar-benar efektif?

“Saya rasa terdapat standar yang tidak realistis, karena kita semua ingin merasa percaya diri dan memiliki rambut yang indah, sementara kita terus dibombardir dengan pesan yang menyiratkan adanya solusi ajaib, alat atau suplemen yang dapat membuat tubuh melakukan hal-hal seperti mengubah kecenderungan genetik terhadap ketebalan, panjang, atau diameter rambut, yang pada dasarnya menyesatkan,” ujar Bridgette Hill, terapis kulit kepala bersertifikat dan trichologist. “Rambut adalah jaringan non-esensial, ketika tubuh berada dalam kondisi terganggu, tubuh secara cerdas akan mengalihkan mineral dan nutrisi ke organ vital, yang pada akhirnya berdampak negatif pada pertumbuhan rambut.”

Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga profesional begitu Anda menyadari adanya perubahan, guna mengidentifikasi penyebab utama serta mendiskusikan pilihan penanganan terbaik. “Evaluasi sejak dini sangat krusial, karena intervensi yang cepat sering kali memberikan hasil terbaik,” ujar Heather Woolery-Lloyd, dokter spesialis kulit bersertifikat.

Sebagus apa pun klaim sampo penebal rambut dan serum kulit kepala, sebagian besar dokter kulit akan mengatakan bahwa jalur dengan hasil paling terjamin adalah penggunaan minoxidil, baik secara topikal maupun oral. Namun, Joyce mencatat bahwa bagi sebagian pasiennya, versi oral justru bekerja terlalu efektif. “Efeknya sangat kuat hingga pasien perempuan saya yang mengonsumsinya harus mencukur jambang mereka, rambut tumbuh di mana-mana,” ungkap Joyce.


Jika Anda memilih untuk mengonsumsi suplemen, terutama yang mengandung biotin, Joyce memperingatkan bahwa banyak produk mengandung “dosis yang sebenarnya tidak perlu dan dapat berinteraksi dengan obat lain, bahkan memengaruhi hasil tes laboratorium,” sebuah kekhawatiran yang juga telah disoroti oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan riset dan memilih produk yang dapat menunjukkan uji klinis atau memiliki sertifikasi pihak ketiga.

“Dalam praktik saya, saya menerapkan pendekatan berbasis bukti untuk menangani penipisan rambut, dengan merekomendasikan pilihan yang telah melalui uji klinis dan terbukti efektif,” ujar Heather, yang juga menjabat sebagai Chief Medical Advisor di Nutrafol dan kerap merekomendasikan vitamin rambut kaya biotin tersebut kepada para pasiennya. Namun, ia sependapat dengan Joyce: jika suatu produk terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar memang demikian.

Joyce dan Heather juga menyoroti perawatan PRP (platelet-rich plasma), yakni prosedur yang melibatkan pengambilan sampel kecil darah pasien, memprosesnya untuk memusatkan plasma yang kaya faktor pertumbuhan, lalu menyuntikkannya ke kulit kepala. “PRP dapat menjadi pilihan yang bermanfaat bagi pasien yang menginginkan pendekatan prosedural untuk mendukung pertumbuhan rambut,” ujar Heather. Namun, Joyce cenderung ragu merekomendasikan perawatan yang mahal dan berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan ini, terutama karena memerlukan beberapa sesi.

Dengan semua hal tersebut, kesabaran menjadi kunci utama: Anda kemungkinan tidak akan melihat pertumbuhan rambut yang signifikan selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Lalu, apa yang bisa dilakukan ketika kesabaran, termasuk kesabaran saya sendiri, mulai menipis, sementara rambut yang diidamkan secara realistis melampaui apa yang bisa diberikan oleh suplemen atau serum apa pun? Di sinilah hairpiece dan hair extension berperan yang ternyata, hampir semua orang sudah menggunakannya.

“Bahkan gaya pixie yang sangat pendek biasanya tetap memiliki tape-in di area pelipis,” ujar penata rambut Clayton Hawkins.

“Saya berani mengatakan sekitar 85 hingga 90 persen klien selebritas saya menggunakan tambahan rambut, meskipun hanya berupa potongan yang sangat kecil,” ungkap Irinel De Leon, penata rambut selebritas untuk Hailey Bieber, Chrissy Teigen, dan Laura Harrier. “Tidak selalu berupa extension dramatis dan penuh glamor seperti yang dibayangkan banyak orang. Sebagian besar bersifat micro-tailoring. Misalnya, beberapa clip-in extension di sekitar pelipis untuk menambah kesan penuh di area wajah. Atau satu weft di bagian atas sepanjang belahan rambut untuk menciptakan bingkai wajah, atau satu hingga dua potong kecil untuk menyeimbangkan potongan rambut agar terlihat lebat di kamera.”

Clayton Hawkins, penata rambut selebritas untuk Olivia Rodrigo, Tessa Thompson, dan Addison Rae, mengatakan bahwa ia bahkan menambahkan hairpiece pada klien dengan gaya rambut pendek. “Saya adalah penata rambut yang sangat mengandalkan extension, jadi sekitar 90 persen dari pekerjaan rambut yang saya lakukan selalu melibatkan semacam hairpiece. Bahkan gaya pixie yang sangat pendek pun biasanya memiliki tape-ins di area pelipis.”

Baik Irinel maupun Clayton mencatat adanya peningkatan kasus kerontokan rambut di kalangan klien mereka dalam beberapa tahun terakhir, yang berujung pada meningkatnya permintaan akan hair extension. Karena itu, lain kali kita menggulir layar dan melihat tatanan rambut red carpet yang tampak sempurna atau foto kampanye dengan rambut berkilau, ada baiknya kita mengingat bahwa hasil tersebut jarang sepenuhnya berasal dari rambut asli mereka. Sangat mungkin, mereka juga menghadapi penipisan dan kerontokan rambut yang sama seperti kita. “Banyak orang mengira perempuan di bawah sorotan publik memiliki rambut yang sempurna, padahal mereka melalui siklus yang sama seperti orang lain, bahkan terkadang lebih berat karena penataan rambut yang terus-menerus, perjalanan intens, dan tekanan yang tinggi,” tutup Irinel.

Foto: Courtesy of TikTok @itsclaytonhawkins

Meski bagi sebagian orang hal ini masih terasa sulit dijangkau, penggunaan rambut tambahan kini jauh lebih umum daripada yang kita bayangkan, bahkan di kalangan non-selebritas. “Ini sudah menjadi bagian dari perlengkapan, sama seperti concealer atau bronzer dalam riasan,” tambah Irinel.

Pasar pun merespons perkembangan ini. Kategori wig dan hair extension di Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan yang sangat dinamis. Menurut Renub Research, nilainya diproyeksikan meningkat dari 2,20 miliar dolar AS pada 2024 menjadi 3,99 miliar dolar AS pada 2033.

Satu hal yang tampaknya belum sepenuhnya menyusul pesatnya pertumbuhan pasar ini adalah penerimaan kita sendiri terhadap penggunaan rambut tambahan. Clayton berpendapat bahwa selama rambut tersebut bersumber secara etis, ia merekomendasikan Donna Bella, merek yang juga ia wakili sebagai juru bicara dan membuat pemakainya merasa lebih baik, tidak ada alasan untuk menolaknya.

“Kita semua terlahir telanjang dan mengenakan pakaian. Tidak ada yang benar-benar alami,” ujarnya sambil tertawa. “Pakai riasan, pakai extension, siapa peduli? Manusia telah mengenakan berbagai bentuk rambut tambahan sepanjang sejarah dan lintas budaya sejak awal peradaban. Lihat saja uang dolar, George Washington memberi Marilyn Monroe.”

Irinel sependapat. “Rambut sejak dulu memang selalu ‘ditingkatkan’, bahkan secara historis. Sekarang kita hanya memiliki alat yang lebih baik. Bagian yang berbahaya hanyalah berpura-pura bahwa semuanya alami,” ujarnya. “Saya sangat terbuka kepada klien dan para pengikut saya bahwa apa yang Anda lihat di karpet merah dan kampanye adalah hasil kurasi. Tugas saya adalah menciptakan keindahan, bukan membuat orang merasa malu. Jika kerontokan rambut adalah bagian dari realitas Anda, Anda tidak sendirian.”

Laura bercerita bahwa setelah putri bungsunya berusia satu tahun, ia akan memesan janji pemasangan hair extension. “Ini adalah hadiah untuk diri saya sendiri. Ada rasa percaya diri yang datang bersama hair extension, dan ketika Anda sedang melalui masa-masa sulit pascapersalinan, apa pun yang bisa membantu Anda merasa kembali menjadi diri sendiri adalah hadiah terbesar,” tuturnya.

Adapun bagi saya, saya akan terus melakukan apa yang telah saya pelajari selama hampir 15 tahun berkarier sebagai jurnalis kecantikan: merawat rambut yang saya miliki, benar-benar memberi waktu bagi suplemen dan perawatan untuk bekerja, dan ya, memakai hair extension sambil menunggu hasilnya. Seperti yang diingatkan Irinel, “Rambut bersifat emosional. Jika menambahkan sedikit rambut dapat membantu Anda merasa menjadi diri sendiri kembali sembari memulihkan diri, itu adalah bentuk perawatan diri.”

BACA JUGA:

Intip Cara Alami Mengatasi Rambut Rontok

Simak Cara Melembutkan Rambut Kasar dan Mengembang dengan Mudah

(Penulis: Sara Tan; Artikel disadur dari BAZAAR US; Alih bahasa: Syiffa Pettasere; Foto: Courtesy of TikTok; Edited by SS)