Kemi Badenoch tidak percaya pada pentingnya waktu istirahat makan siang.
Pemimpin Partai Konservatif ini memicu banyak perbincangan setelah wawancaranya dengan The Spectator, di mana ia menyatakan bahwa mengambil waktu untuk makan siang adalah “untuk orang lemah.”
BACA JUGA: 7 Tipe Istirahat untuk Anda Melepas Penat!
Sebagai gantinya, wanita berusia 44 tahun ini mendukung konsep makan siang al-desko yaitu makan sambil terus bekerja.
"Apa itu decompressing, apa maksudnya?" ujarnya.
Kemi Badenoch baru-baru ini mengundang perdebatan dengan komentarnya tentang makan siang, menyebutnya sebagai kebiasaan "untuk orang lemah". Walaupun pernyataannya menuai reaksi di Westminster, ia bukan satu-satunya yang mengabaikan waktu istirahat. Survei terbaru menunjukkan semakin banyak pekerja yang melewatkan makan siang, dengan empat puluh delapan persen responden melakukannya setidaknya seminggu sekali, sementara empat puluh persen lebih sering melewatkan istirahat dibandingkan tahun lalu sebuah pergeseran dari kebiasaan lama yang melibatkan makan siang panjang bersama rekan kerja atau klien.
"Melakukan pekerjaan terus-menerus tanpa mengambil waktu istirahat dapat mengakibatkan kelelahan mental dan hilangnya fokus."
Namun, baik itu meluangkan waktu sejam dari kantor untuk makan (entah itu steak atau sandwich basah yang dibenci Kemi), atau sekadar istirahat sejenak untuk menyegarkan pikiran, waktu istirahat dari pekerjaan bukan hanya bermanfaat untuk tempat kerja tetapi juga sangat penting.
“Waktu istirahat itu penting karena membantu mereset tubuh dan pikiran,” jelas psikolog Dr. Sham Singh kepada Harper’s Bazaar. “Pekerjaan terus-menerus tanpa istirahat dapat menyebabkan kelelahan mental, hilangnya fokus, dan bahkan burnout total."
Kemi Badenoch berpendapat bahwa waktu istirahat makan siang adalah pemborosan waktu. Namun, menurut Dr. Sham Singh, menjauh dari pekerjaan memberikan kesempatan bagi otak untuk memproses informasi, meningkatkan fungsi kognitif, dan mengurangi stres. Istirahat bukan hanya soal makan, tetapi juga memberi waktu bagi tubuh dan pikiran untuk pulih, sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Ini penting untuk menjaga keseimbangan mental dan fisik di tempat kerja.
Burnout menjadi masalah signifikan di lingkungan kerja saat ini. Sebuah studi mengungkapkan bahwa tujuh puluh sembilan persen karyawan di Inggris mengalaminya, dengan tiga puluh lima persen melaporkan tingkat kelelahan yang tinggi. Dr. Sham menambahkan bahwa istirahat makan siang berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan, mengurangi stres, serta meningkatkan kejernihan mental. Istirahat yang cukup terbukti memperbaiki suasana hati, mengurangi kecemasan, bahkan menghindari masalah fisik seperti ketegangan otot dan sakit kepala.
"Waktu yang digunakan untuk memberi makan tubuh dan beristirahat sangat penting dalam mengatur emosi dan membangun ketahanan, sehingga memudahkan kita menghadapi tantangan sepanjang hari. Waktu istirahat ini juga mengingatkan kita untuk merawat diri sendiri, yang merupakan bagian penting dari menjaga kesehatan mental jangka panjang."
"Waktu istirahat makan siang secara signifikan membantu mengurangi stres dan meningkatkan kejernihan mental."
Meskipun manfaat kesehatan mental sudah cukup alasan untuk beristirahat, mengambil waktu makan siang jauh dari layar komputer juga dapat meningkatkan produktivitas. Sebuah survei oleh aplikasi komunikasi Slack menunjukkan bahwa mereka yang rutin beristirahat melaporkan produktivitas tiga belas persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak. Sementara itu, survei oleh ezCater menunjukkan bahwa waktu istirahat makan siang berhubungan dengan peningkatan kinerja pekerjaan.
Ayesha Murray, pelatih karier yang berfokus pada orangtua pekerja, menekankan pentingnya istirahat untuk membantu otak memproses informasi dan membuat keputusan yang lebih baik. Ia menyatakan bahwa beberapa pemikiran kreatif terbaik justru muncul saat kita beristirahat, bukan ketika terfokus pada tugas yang ada. Meskipun hari kerja yang padat bisa menghalangi waktu makan siang, Ayesha menjelaskan bahwa dengan pengaturan yang tepat, kita masih bisa menikmati istirahat tanpa mengorbankan pekerjaan.
Memang, dengan jadwal kerja yang padat, penuh pertemuan, tugas, dan email mendesak, mengambil waktu untuk makan bisa terasa seperti kemewahan yang tidak mungkin dilakukan. Namun, Ayesha Murray menjelaskan bahwa dengan pengelolaan waktu yang baik, kita bisa memprioritaskan istirahat makan siang tanpa mengabaikan pekerjaan, memastikan keseimbangan antara keduanya.
Ayesha Murray menyarankan untuk memprioritaskan proyek dan tugas dengan menggunakan alat seperti Eisenhower Matrix, yang membantu mengurutkan tugas berdasarkan urgensi dan pentingnya. Selain itu, ia menyarankan untuk membagi hari menjadi blok waktu sesuai prioritas tersebut dan merefleksikan setiap minggu apakah fokus sudah tepat, apakah perlu meminta dukungan lebih, dan apakah istirahat yang sudah dijadwalkan dapat dilaksanakan.
"Ambil waktu istirahat. Pikiran, tubuh, dan pekerjaan Anda akan berterima kasih."
Ayesha menambahkan bahwa mungkin sudah saatnya menyambut kembali makan siang bisnis, di mana kita bisa terhubung dengan klien sambil jauh dari meja kerja. “Ini adalah kesempatan untuk berhubung sambil tetap menyelesaikan tugas dan memberi diri kita jeda dari layar,” ujarnya.
Meskipun Pemimpin Oposisi mungkin meremehkan waktu istirahat makan siang, mereka yang berada di posisi kekuasaan seharusnya memberi contoh dengan menunjukkan betapa pentingnya waktu jauh dari meja kerja. Lucy Kemp, seorang ahli masa depan kerja, menjelaskan bahwa waktu istirahat bukan hanya untuk individu, tetapi juga untuk menciptakan budaya tempat kerja yang sehat. Jika kita menganggap remeh istirahat, kita malah menciptakan lingkungan yang tidak menghargai keseimbangan dan kebutuhan untuk beristirahat.
"Namun, jika kita meluangkan waktu untuk berhenti sejenak, itu mengirimkan pesan bahwa kesejahteraan itu penting, dan itu memberi manfaat bagi semua orang."
"Jadi, ambillah waktu istirahat. Pikiran, tubuh, dan pekerjaan Anda akan berterima kasih."
BACA JUGA:
Mengapa Beristirahat Sangat Baik untuk Otak Anda
Fakta di Balik Bekerja untuk Orang Penting
Penulis: Kimberley Bond; Artikel disadur dari BAZAAR UK; Alih bahasa: Halimatu Sadiah; Foto: Courtesy of Bazaar UK)