Ada banyak sekali aliran gaya yang tersebar di industri fashion. Dan setiap gaya memiliki intriknya tersendiri, mulai dari streotipe yang dianut, hingga asal muasal gaya tersebut muncul. Dalam ranah menswear, terdapat satu gaya yang selalu dipakai, namun jarang dipresentasikan oleh merek-merek luks dunia. Perkenalkan, workwear. Pada artikel ini saya akan mengupas tuntas gaya yang satu ini, apa yang membuatnya begitu dicintai oleh kaum Adam, hingga apa yang membuatnya tetap bertahan di antara berbagai terpaan gaya baru yang terus menerus dilahirkan oleh internet.
BACA JUGA: 15 Rekomendasi Slip On Pria yang Mampu Mencuri Perhatian!
Semuanya berasal dari buruh
Beberapa aliran gaya lahir dari megahnya runway, ataupun dari buah pikir kreatif para desainer. Namun, workwear berasal dari suatu kelompok, yang tentunya jauh dari apa yang biasanya dibayangkan sebagai "fashion". Mereka ialah buruh, mulai dari petani, kuli, dan pekerja kasar lainnya.
Pakaian-pakaian aliran ini tentunya dirancang untuk mereka, sehingga gaya ini ditandai dengan kualitas dan utilitasnya. Kantong yang tersebar di segala sudut pakaian, bahan yang tahan air, double-stitching untuk menahan potongan kain, dan berbagai elemen utilitas yang pasti ditemukan dalam gaya ini. Siluetnya pun tidak mengekang seperti gaya sartorial, bahkan cenderung oversized dan terkesan tangguh. Ini ditemukan di berbagai jenis pakaian yang menandai gaya workwear. Jaket bomber MA-1, celana jeans, overalls, jaket denim, jaket trucker, kaus, dan kemeja flanel.
Dapat disimpulkan menjadi tiga kata untuk menjelaskan apa itu workwear; Utilitas, hypermasculine, dan tangguh.
Perlahan-lahan menjadi bagian dari streetwear
Carhartt, salah satu merek workwear yang paling terkenal, memulai perjalanannya di 1889 sebagai merek yang menyediakan pakaian untuk pekerja rel kereta api.
Perlahan-lahan Carhartt menjadi niche dalam menswear, yang kemudian dilirik oleh para musisi, skater, seniman graffiti hingga para desainer grafis. Termasuk para selebriti garda depan streetwear, A$AP Rocky, Kanye West, dan Tupac. Tentu saja ini semakin menjadikannya salah satu merek yang harus ada pada setiap lemari streetwear enthusiast.
Carhartt semakin mengukuhkan posisinya di streetwear dengan merilis Work In Progress (WIP). WIP membawa ciri khas workwear, dan mengaplikasikannya ke gaya streetwear. Tak hanya Carhartt, merek-merek seperti Dickies, Timbaland, North Face, Levi's, Barbour, Oakley juga turut merepresentasikan gaya ini.
Di belahan dunia yang lainnya, tepatnya di Jepang, workwear berkembang dengan gayanya sendiri. Yang lebih kasual, dengan detail-detail yang lebih subtil. Salah satu merek yang terkenal akan gaya ini ialah Visvim.
Workwear dan kesulitannya menembus runway
Walau workwear terlihat sangat mudah berasimilasi dengan streetwear, namun itu tidak terjadi di runway, atau ranah luks. Sangat sedikit desainer, maupun merek luks mengadopsi gaya ini secara matang di runway. Umumnya, mereka akan menggabungkannya dengan berbagai gaya lainnya, atau menghilangkan salah satu ciri khasnya.
Mulai saja dari desainer yang sudah mendapat pengikut setia menswear, Kiko Kostadinov. Desainer ini menganut gaya workwear kontemporer. Yang dalam artian lain, setiap busana yang dihasilkan tidak lagi mencerminkan kaum buruh, namun dipoles sedemikian rupa dengan permainan deconstruct finishing. Di sisi lain, ada Craig Green yang membawa workwear dengan sentuhan seni hingga ke tingkat avant garde.
Adapun upaya kolaborasi menyilang antar merek workwear dengan merek desainer, salah satu yang barusan saja dirilis ialah Carhartt WIP x Sacai koleksi Fall/Winter 2023. Kolaborasi ini melansir berbagai busana workwear dengan ciri khas Sacai, bermain dengan kombinasi potongan bahan yang berbeda. Serta Dickies x Gucci Vault, yang dilakukan dalam rangka merayakan 100 tahun berdirinya Dickies. Koleksi yang dirilis pun berupa busana historis Dickies yang direka ulang dengan penuh rhinestones yang berkilau tersebar di permukaannya.
Sayangnya, workwear yang murni tidak benar-benar bertahan di runway. Kesulitan workwear sendiri diperkirakan karena asal muasal gaya ini, yang tentunya, bukan berasal dari kaum yang terpapar dengan konteks runway. Meski begitu, alasan yang sama membuat gaya ini mampu menahan terpaan berbagai tren yang silih berganti. What a twist!
BACA JUGA:
5 Brand High-End Pria yang Perlu Anda Ketahui!
Cara Berpenampilan Elegan Bagi Kaum Pria!
(Foto: Courtesy of Bazaar US, Bazaar Italia, @carharttwip, @visvimwmv, @dickies, @theworkwearyears)