Siapa di antara kalian di sini yang belum menonton film Yuni? Sebuah film karya Kamila Andini yang menarik para talenta Tanah Air yakni Arawinda Kirana, Kevin Ardilova, Asmara Abigail, Marissa Anita, dan masih banyak lagi. Telah rilis di seluruh bioskop sejak 9 Desember 2021 lalu dan memenangkan penghargaan bergengsi salah satunya Platform Prize Festival Film Internasional Toronto 2021.
Baca juga: Menelusuri Gaya Fashion Unik di Film Yuni, Sekaligus Mengetahui Makna Ceritanya
Selain alur ceritanya yang menarik menceritakan seorang perempuan muda bernama Yuni yang dihadapkan dengan pilihan antara pendidikan atau menikah, Anda bisa melihat sendiri bahwa film ini memiliki nilai-nilainya tersendiri. Warna ungu menjadi identitas dari keseluruhan proyek dengan beberapa alasan tertentu, baik dari isi, poster, pencahayaan, hingga busana yang ditata oleh Hagai Pakan. Bahkan, para aktor pun mempromosikan dan datang ke acara pemutaran perdana dengan tampilan serba ungu. Tak terkecuali Asmara yang memerankan Suci, teman Yuni yang memiliki jiwa bebas.
Pakaiannya selalu dipenuhi dengan sentuhan eksentrik, yang mungkin tidak pernah sekalipun Anda pikirkan untuk memakainya. Dan untuk tampilan premier yang juga tak kalah menakjubkan untuk menggambarkan karakternya dalam film, ia mempercayakan busananya kepada Harry Halim, dan pastinya itu adalah tentang ungu. Simak ceritanya mengenai fashion dan Yuni di bawah ini.
Bagaimana pendapat Anda dengan "fashion style" aktor-aktor di Indonesia?
Fashion style aktor-aktor Indonesia makin menarik dan versatile terlebih untuk kepentingan acara red carpet, walaupun masih banyak yang belum mementingkan fashion style sebagai bagian dari identitas, statement, dan branding.
Apa yang Anda harapkan di masa mendatang mengenai kolaborasi aktor- aktor Indonesia dengan dunia fashion?
Saya harap akan lebih banyak cross culture antara dunia fashion dan dunia film, dengan style yang lebih beragam, karena berasal dari jati diri dan bukan sekedar karena tatanan fashion stylist dan menjadi korban tren tanpa mengenal background story-nya.
Kenapa Ungu?
Ungu selalu menjadi warna favorit saya sedari kecil semenjak saya mengenal warna dan tidak berubah sampai sekarang, pada dasarnya semua warna ungu adalah favorit saya. Mungkin cerita bermulai dari nenek saya yang terkena kanker payudara di awal tahun '90an, beliau selalu menggunakan slayer ungu di kepala untuk menutupi kerontokan rambut akibat chemotherapy. Saya yang masih berumur dua tahun mungkin mengartikan warna ungu dengan kekuatan dan kegigihan untuk selalu berjuang.
Bagaimana dan kapan Anda bertemu dengan Harry Halim?
Perkenalan saya dengan Harry Halim berawal dari sebuah rok satin berwarna biru langit di sebuah sore di Paris pada bulan Oktober 2013, yang merupakan hadiah dari sahabat saya Melody, pada saat itu ia bekerja di dalam tim desain Harry Halim. Setelah itu saya langsung jatuh cinta dengan brand Harry Halim dan akhirnya pertemuan pertama kita berlangsung pada tahun 2018 di butik Harry Halim yang berlokasi di Kemang. Dalam pertemuan yang berlangsung singkat namun padat dan berkesan, saya memiliki kesempatan untuk fitting secara private dan personal langsung dengan Harry Halim sendiri, setelah itu kita tetap menjalin hubungan dan sampai sekarang saya bisa bilang kalau kami berteman.
Apa informasi yang dapat Anda jelaskan lebih lanjut tentang gaun ungu Harry Halim yang Anda kenakan untuk premier Yuni?
Interpretasi saya sendiri mengenai gaun ungu Harry Halim yang saya kenakan untuk premier Yuni pada tanggal 6 Desember 2021 sangat berhubungan erat dengan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang merupakan "garis merah" dalam film Yuni sendiri. Gaun tersebut menjuntai, seperti rintik hujan berwarna ungu, dengan bustier yang
berbentuk seperti armour menggambarkan perempuan kesatria seperti Joan of Arc, dan warna ungunya yang berani dan mengkilat menonjolkan perjuangan perempuan.
Anda selalu memiliki karakter yang kuat di dalam ranah fashion, bisakah Anda menjelaskan style Anda?
Fashion selalu menjadi area dimana saya merasa bahagia menyampaikan jati diri saya melalui produk visual yang bisa saya pakai. Maka dari itu, saya selalu memiliki kecintaan tersendiri dengan karya desainer, terlebih haute couture, karena menurut saya itu adalah karya seni. Selain itu, tren fashion juga menggambarkan pergerakan budaya yang sedang terjadi pada masa tersebut yang membuatnya sebagai potret kehidupan. Style saya sendiri tentu saja berubah dari waktu ke waktu, tapi saya merasa style saya bisa dibilang eksotis, eklektik dengan sentuhan elegan namun tetap berani dan selalu ada sentuhan warna ungu.
Bagaimana Anda menghubungkan karakter Suci dengan Asmara? Apakah ada kemiripan?
Tentu saja tagline hidup Suci "Freedom Abis" dan "Cool Pisan" yang selaras dengan pedoman hidup saya. Saya merasa sebagai individu kita harus selalu merdeka dalam memilih keputusan-keputusan hidup, yang terpenting adalah membahagiakan diri sendiri atas keputusan sendiri. Tentu hal ini sangat menjadi polemik terlebih hidup di negara Asia yang menjunjung tinggi kebahagiaan keluarga, namun saya rasa kita bisa membahagiakan orang lain jika kita bisa membahagiakan diri kita terlebih dahulu.
Kami tahu bahwa ungu adalah warna favorit Anda. Apakah ada koneksi dan cerita di balik warna ungu dengan film Yuni?
Warna ungu adalah warna favorit saya dan hal ini tentu telah dikenal oleh orang-orang terdekat saya, bahkan bisa dilihat di feed Instagram saya yang pasti tersirat warna ungu dari fotonya-fotonya, apalagi kamar saya yang penuh dengan segala macam warna ungu dari berbagai nuansa. Warna ungu sendiri dengan film Yuni memang terinspirasi dari teman dekat Kamila Andini, sang sutradara yang memang penggemar warna ungu seperti saya, tapi di film Yuni warna ungu bisa menggambarkan "a sense of belonging" untuk karakter Yuni, dimana ia seperti tidak memiliki kepemilikan atas tubuhnya dan nasibnya di tengah keputusan orang lain atas hidupnya, tapi ia tetap memiliki kebebasan untuk memiliki beragam warna ungu dalam barang-barang di kehidupannya sehari-hari. Ungu sendiri memang menjadi simbol untuk pergerakan women empowerment dan kesetaraan gender "so in purple we fight for justice!"
Baca juga:
Desainer Harry Halim Menggelar Show di Paris Fashion Week
(Penulis: Gracia Sharon, Foto: Eandaru Kusumaatmaja)