Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Penyebab Jerawat di Kepala dan Cara Mengatasinya Secara Alami

Solusi alami mengatasi jerawat di kepala agar tidak ganggu penampilan dan kenyamanan.

Penyebab Jerawat di Kepala dan Cara Mengatasinya Secara Alami
Courtesy of Pexels

Jerawat tidak hanya bisa muncul di wajah atau punggung, tapi juga di kulit kepala. Kondisi ini sering membuat tidak nyaman, terutama saat menyisir rambut atau mencuci kepala. Kulit kepala yang berjerawat biasanya disertai rasa gatal, perih, atau bahkan benjolan kecil. 

Cara Mengatasi Jerawat di Kepala Secara Mandiri di Rumah

Sebelum membahas penyebabnya, penting untuk mengetahui beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan di rumah untuk membantu mengatasi jerawat di kepala. Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi peradangan sekaligus mencegah jerawat muncul kembali.

1. Gunakan Sampo Anti-bakteri atau Anti-ketombe

Pilih sampo yang mengandung bahan aktif seperti salicylic acid, tea tree oil, atau zinc pyrithione. Kandungan ini mampu membersihkan kulit kepala dari minyak berlebih, bakteri, dan sel kulit mati yang bisa menyumbat pori-pori.

2. Cuci Rambut Secara Teratur

Mencuci rambut 2-3 kali seminggu bisa membantu menjaga kebersihan kulit kepala. Namun, hindari keramas terlalu sering karena dapat menghilangkan minyak alami dan memicu produksi sebum berlebih.

3. Hindari Produk Rambut yang Terlalu Berat

Produk seperti pomade, gel, atau hair wax sering mengandung minyak yang bisa menyumbat pori-pori kulit kepala. Pilih produk dengan formula ringan dan bebas minyak (oil-free).

4. Gunakan Air Hangat Saat Keramas

Air hangat membantu membuka pori-pori dan mengangkat kotoran dengan lebih efektif. Setelahnya, bilas dengan air dingin untuk menutup pori-pori kembali.

5. Keringkan Rambut dengan Benar

Setelah keramas, pastikan rambut benar-benar kering sebelum tidur. Kulit kepala yang lembab bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab jerawat.

6. Pijat Kulit Kepala dengan Minyak Alami

Beberapa minyak alami seperti tea tree oil, minyak kelapa, atau minyak jojoba dapat membantu mengurangi peradangan dan melawan bakteri. Namun, gunakan secukupnya agar tidak membuat kulit kepala semakin berminyak.

7. Jaga Pola Makan Sehat

Konsumsi makanan yang kaya vitamin A, C, dan E, serta hindari makanan tinggi gula atau lemak jenuh karena dapat memicu produksi minyak berlebih.

Penyebab Jerawat di Kepala

Lalu, apa penyebab jerawat di kepala, dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

1. Produksi Minyak Berlebih di Kulit Kepala

Salah satu penyebab utama jerawat di kepala adalah produksi sebum yang berlebihan. Kulit kepala memiliki banyak kelenjar minyak yang berfungsi menjaga kelembaban rambut. Namun, ketika produksi minyak terlalu banyak, pori-pori bisa tersumbat dan memicu munculnya jerawat.

Faktor seperti perubahan hormon, stres, dan konsumsi makanan berlemak bisa memperburuk kondisi ini. Sebum yang berlebih juga dapat menarik kotoran dan bakteri, sehingga menyebabkan peradangan di folikel rambut.

2. Penumpukan Sel Kulit Mati

Setiap hari, kulit kepala mengalami proses regenerasi sel. Jika sel kulit mati tidak terangkat sempurna, mereka bisa menumpuk dan menutup pori-pori. Akibatnya, minyak dan keringat tidak bisa keluar dengan lancar dan akhirnya memicu jerawat.

Kebiasaan jarang keramas atau penggunaan sampo yang tidak cocok juga dapat memperparah kondisi ini. Untuk mengatasinya, gunakan sampo dengan bahan eksfoliasi ringan seperti asam salisilat untuk membantu membersihkan sel kulit mati.

3. Penggunaan Produk Rambut yang Menyumbat Pori-Pori

Produk perawatan rambut seperti leave-in conditioner, hair serum, atau pomade sering mengandung bahan berminyak dan silikon. Jika tidak dibersihkan dengan baik, residu dari produk tersebut bisa menumpuk di kulit kepala dan menyumbat pori-pori.

Selain itu, bahan kimia tertentu juga bisa menyebabkan iritasi, terutama bagi orang dengan kulit sensitif. Sebaiknya pilih produk rambut yang ringan, non-komedogenik, dan bebas dari bahan seperti paraben atau sulfate.

4. Tidak Menjaga Kebersihan Rambut dan Helm

Bagi Anda yang sering memakai helm, kebersihan helm sangat berpengaruh terhadap kesehatan kulit kepala. Lapisan busa di dalam helm bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri dan jamur karena sering terkena keringat.

Jika helm jarang dicuci atau dipakai saat rambut masih basah, bakteri akan mudah berkembang dan menyebabkan jerawat di kepala. Pastikan untuk membersihkan bagian dalam helm secara rutin, setidaknya seminggu sekali.

5. Pengaruh Hormon

Perubahan hormon adalah faktor umum penyebab jerawat, termasuk di kulit kepala. Saat hormon androgen meningkat, produksi minyak di kulit juga meningkat. Kondisi ini sering terjadi pada masa pubertas, menstruasi, kehamilan, atau stres berat.

Jika jerawat di kepala muncul secara rutin pada waktu tertentu dalam sebulan, besar kemungkinan penyebabnya adalah perubahan hormon. Dalam kasus seperti ini, pengaturan pola makan dan istirahat cukup bisa membantu menyeimbangkan hormon secara alami.

6. Stres dan Kurang Tidur

Stres tidak hanya berdampak pada pikiran, tetapi juga pada kondisi kulit. Saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang dapat meningkatkan aktivitas kelenjar minyak. Akibatnya, kulit kepala menjadi lebih berminyak dan rentan berjerawat.

Kurang tidur juga memiliki efek serupa karena mengganggu proses regenerasi kulit. Pastikan Anda tidur cukup 7-8 jam setiap malam dan luangkan waktu untuk relaksasi agar keseimbangan tubuh terjaga.

7. Iritasi Akibat Alat Penata Rambut

Penggunaan alat seperti catokan, hair dryer, atau alat pengeriting rambut terlalu sering bisa menyebabkan kulit kepala kering dan iritasi. Panas berlebih dapat merusak lapisan pelindung alami kulit, membuatnya rentan terhadap peradangan dan infeksi.

Gunakan pelindung panas (heat protectant) sebelum menata rambut, dan hindari suhu terlalu tinggi. Beri waktu bagi kulit kepala untuk "bernapas" tanpa alat styling setidaknya beberapa hari dalam seminggu.

8. Infeksi Bakteri atau Jamur

Jerawat di kepala juga bisa disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti Propionibacterium acnes atau jamur Malassezia. Infeksi ini biasanya terjadi pada orang yang memiliki kulit kepala sangat berminyak atau sering berkeringat.

Tanda-tandanya bisa berupa jerawat bernanah, rasa gatal hebat, atau muncul kerak di kulit kepala. Untuk kasus ini, penggunaan sampo antijamur atau antibiotik topikal bisa membantu, tetapi sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter kulit.

9. Faktor Lingkungan dan Polusi

Paparan polusi, debu, dan kotoran setiap hari juga dapat menyumbat pori-pori kulit kepala. Jika Anda sering beraktivitas di luar ruangan, partikel kecil dari udara bisa menempel di rambut dan kulit kepala, lalu bercampur dengan minyak dan keringat.

Untuk menghindarinya, biasakan menutup kepala dengan topi atau scarf saat keluar rumah, dan bersihkan rambut setelah beraktivitas di luar. Gunakan sampo yang mengandung antioksidan untuk melindungi kulit kepala dari kerusakan akibat radikal bebas.

10. Reaksi Alergi terhadap Bahan Sampo atau Pewarna Rambut

Bahan kimia dalam produk perawatan rambut, seperti pewarna, pelurus, atau bahkan sampo tertentu, dapat menyebabkan reaksi alergi. Gejalanya antara lain kulit kepala gatal, kemerahan, hingga muncul jerawat kecil.

Jika Anda baru mengganti produk perawatan rambut dan muncul jerawat setelahnya, kemungkinan besar kulit kepalamu tidak cocok dengan bahan tersebut. Hentikan pemakaian dan pilih produk dengan formula lembut atau berbasis alami.

11. Gaya Hidup dan Kebiasaan Buruk

Faktor gaya hidup seperti sering tidur dengan rambut kotor, tidak mengganti sarung bantal secara rutin, atau jarang membersihkan sisir juga bisa menyebabkan jerawat di kepala. Bakteri dari benda-benda tersebut dapat berpindah ke kulit kepala dan menyebabkan infeksi.

Untuk mencegahnya, biasakan menjaga kebersihan barang-barang pribadi. Ganti sarung bantal minimal seminggu sekali dan cuci sisir secara teratur dengan air sabun hangat.

(Edited by SS)