Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Perlu Tahu: Efek Gelombang Panas Terhadap Kesehatan Mental

Gelombang panas yang semakin intens nyatanya dapat memberi tantangan baru terutama bagi mereka dengan kondisi mental tertentu. Dengan memahami dampak dan mengambil langkah-langkah pencegahannya, Anda tentu dapat lebih bijak dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin ekstrem.

Perlu Tahu: Efek Gelombang Panas Terhadap Kesehatan Mental
Courtesy of Pexels/Maksim Goncharenok

Meningkatnya suhu global ternyata tak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan mental Anda. Menurut artikel dalam situs Everyday Health, penelitian menunjukkan bahwa gelombang panas ekstrem dapat memperburuk gejala gangguan mental, memicu perubahan perilaku, bahkan meningkatkan risiko kematian bagi individu dengan kondisi kejiwaan tertentu. Mari pahami penjelasannya.

Panas tinggi yang mengancam kesehatan mental

Suhu tinggi dapat memicu pengalaman yang tak nyaman bagi siapa pun dengan risiko seperti heatstroke, kelelahan ekstrem, serta masalah kardiovaskular dan pernapasan. Namun, bukti semakin menunjukkan bahwa hawa panas yang berlebihan juga memiliki dampak berbahaya pada kesehatan mental, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan kejiwaan.

Dr. Robin Cooper, profesor klinis dari Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku di Universitas California, San Francisco, mengatakan bahwa "Ada perubahan perilaku spesifik yang kita semua rasakan saat mengalami panas ekstrem." ujarnya.

Sedangkan menurut American Psychiatric Association (APA), cuaca panas dapat memengaruhi siapa saja, meningkatkan iritabilitas, serta berdampak negatif pada memori, perhatian, serta kualitas tidur. Dampak ini cenderung lebih parah bagi individu dengan gangguan mental tertentu. Selain itu, beberapa obat psikiatri seperti antidepresan dan antipsikotik dapat memengaruhi regulasi suhu tubuh sehingga meningkatkan risiko gejala berbahaya selama gelombang panas.

Gelombang Panas dan Kesehatan Mental

Sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Psychiatry, menemukan jumlah peningkatan kunjungan ruang gawat darurat untuk masalah kesehatan mental selama periode panas ekstrem (2010–2019). Masalah yang sering dilaporkan termasuk gangguan suasana hati, kecemasan, skizofrenia, penggunaan zat terlarang, dan tindakan melukai diri sendiri.

Penelitian lain menunjukkan bahwa gelombang panas dapat berakibat fatal. Dalam sebuah studi di New York City, pasien rumah sakit jiwa memiliki risiko kematian dua kali lipat selama gelombang panas dibandingkan populasi umum.

Lebih mengejutkannya lagi, menurut studi yang diterbitkan di Nature Climate Change, peningkatan suhu rata-rata 1°C dikaitkan dengan peningkatan angka bunuh diri sebesar 0,7% di Amerika Serikat dan 2,1% di Meksiko. Para peneliti pun memperkirakan perubahan iklim dapat menyebabkan tambahan 9.000 hingga 40.000 kasus bunuh diri pada 2050 di kedua negara tersebut.

Mengapa Panas Ekstrem Memperburuk Kesehatan Mental?

Courtesy of Pexels/Vie Studio

Meski mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, namun para ahli percaya bahwa beberapa faktor yang berperan penting dalam perburukan ini ialah sebagai berikut:

1. Udara panas yang ekstrem dapat mengganggu fungsi otak
Panas ekstrem dapat memengaruhi hipotalamus, bagian otak yang mengatur suhu tubuh dan fungsi dasar lainnya seperti suasana hati dan juga waktu tidur. Penelitian juga menunjukkan bahwa suhu panas dapat menurunkan daya ingat dan perhatian hingga 13,4%.

2. Gangguan mental dan kesulitan menyesuaikan suhu
Orang dengan skizofrenia lebih sulit menyesuaikan diri dengan suhu panas, menurut studi yang diterbitkan di Schizophrenia Research.

3. Efek obat psikiatri

Obat-obatan seperti antipsikotik atau antidepresan dapat mengurangi kemampuan tubuh mengatur suhu, sehingga meningkatkan risiko kelelahan atau stroke akibat suhu panas yang terlampau tinggi.

4. Kurangnya tidur

Panas ekstrem sering mengganggu kualitas tidur sehingga dapat memperburuk gejala kecemasan atau depresi.

5. Risiko Dehidrasi

Dehidrasi yang sering terjadi selama panas ekstrem dapat mengurangi fungsi kognitif dan efektivitas obat yang berujung memperburuk gejala mental.

Cara mengatasi dampak panas ekstrem

Courtesy of Pexels/Jess Loiterton

Untuk mengurangi risiko kesehatan akibat panas ekstrem, langkah proaktif sangatlah penting untuk dilakukan. Berikut beberapa tips sederhana dari Climate Psychiatry Alliance:

Jaga Ruangan Tetap Sejuk: Gunakan tirai untuk mengurangi panas dan kipas angin untuk sirkulasi udara. Namun, kipas angin tidak efektif pada suhu di atas 32–35°C.

Mandi Air Dingin: Mandi dengan air dingin atau gunakan kain basah di wajah dan leher untuk mendinginkan tubuh.

Gunakan Pakaian yang Tepat: Pilih pakaian berbahan katun yang longgar.

Perbanyak Minum Air: Hindari minuman berkafein atau beralkohol yang dapat menyebabkan dehidrasi.

Cari Tempat Sejuk: Pergilah ke pusat perbelanjaan atau tempat lain berpendingin udara (AC)

Pantau Kesehatan Anda: Selalu konsultasikan dengan dokter terkait risiko obat selama panas ekstrem.

Tanda-tanda Penyakit Akibat Panas

Waspadai tanda kelelahan akibat panas seperti keringat berlebihan, mual, denyut nadi lemah, dan kelelahan ekstrem. Jika mengalami gejala ini, segera cari tempat teduh, minum air, dan dinginkan tubuh Anda.

Dalam kasus lebih serius, seperti heatstroke (suhu tubuh di atas 40°C), gejala dapat meliputi kulit kering atau merah, sakit kepala, dan pingsan. Situasi ini memerlukan perhatian medis segera.