Dalam episode terbaru podcast Spotify-nya, Archetypes, Meghan menyelidiki implikasi misoginis yang bersembunyi di balik penghinaan yang dilakukan masyarakat terhadap wanita.
Baca juga: 5 Ungkapan Terbesar dari Wawancara Terbaru Meghan Markle
Secara khusus melihat bagaimana istilah jalang dan sulit sering dipersenjatai terhadap wanita yang menjalankan haknya sendiri, Meghan membuka percakapan mendalam tentang bagaimana kata-kata ini dapat mempengaruhi karier wanita yang bekerja. Ia mengundang berbagai tamu untuk membantunya mendobrak stigma itu, termasuk Mellody Hobson, co-CEO Ariel Investments dan ketua Starbucks; Victoria Jackson, seorang pengusaha kosmetik; Robin Thede, komedian dan pencipta A Black Lady Sketch Show; Allison Yarrow, jurnalis pemenang penghargaan; dan Lucy Cooke, seorang ahli zoologist dan pembuat film dokumenter.
Meghan memulai episode dengan menyebut jalang sebagai "kata-B" atau mengejanya, dari pada benar-benar mengucapkan penghinaan secara langsung. Ia menjelaskan bahwa dirinya "tidak tertarik" dalam menggunakan kata itu sendiri, bahkan membahas "kata-B" memberinya "reaksi alergi"—tetapi ia masih menghormati wanita lain yang telah memutuskan merebut kembali kata itu untuk diri mereka sendiri.
"Para wanita yang saya hormati, yang karyanya sangat saya sukai, banyak dari mereka yang sepenuhnya nyaman dengan itu," ucap Meghan. "Mereka ingin melakukan itu, untuk menjadikannya sesuatu."
Namun, "kata yang sangat bermuatan" berkonotasi dengan gagasan bahwa wanita itu adalah "sulit". Meghan menambahkan, "yang sebenarnya hanya eufemisme—atau mungkin bukan—itu benar-benar kata kode untuk kata-B."
Saat berbicara dengan Lucy, yang menulis Bitch: A Revolutionary Guide to Sex, Evolution and the Female Animal, Meghan menggambarkan "gagasan yang lebih besar tentang wanita sulit yang dapat mengancam tatanan sosial manusia."
"Menjadi maskulin berarti pula agresif dan dominan, dan menjadi feminin berarti tunduk," ucap Lucy, sebelum menyanggah apa yang disebut kecenderungan feminin berarti tunduk. "Ini benar-benar mengganggu saya, stigma-stigma ini, karena sebenarnya menjadi feminin, Anda tahu, itu melibatkan keagresifan, kebebasan memilih, kompetitif, dominan, dinamis dan bervariasi sama seperti semua hal yang laki-laki miliki."
Meghan merenungkan jawaban Lucy dalam keyakinannya.
"Jadi mungkin kebenarannya adalah bahwa melabeli seorang wanita sebagai kata-B, atau sulit, sering kali merupakan penyimpangan, dan cara untuk menyembunyikan beberapa kualitasnya yang sangat mengagumkan: kegigihannya, kekuatannya, ketekunannya, pendapatnya yang kuat, bahkan mungkin ketahanannya," tambahnya.
"Memanggil seseorang dengan kata-B, dan melabelkan mereka sebagai orang yang sulit, sering kali merupakan cara untuk menghina dan memecat seseorang."
Meghan juga mengingat percakapan baru-baru ini dengan seorang teman, yang mengatakan sesuatu yang pedih melekat padanya.
"Saya sedang berbicara dengan pacar saya pada akhir pekan lalu, dan ketika saya melihatnya, ia mengatakan sesuatu yang belum pernah saya dengar sebelumnya—ia berkata, 'Yah, bukankah seorang wanita tegas dalam posisi berkuasa, disebut kata-B? betapa mudahnya,'" ucap Meghan.
"Tapi itulah yang terjadi ketika kita melabeli seseorang, khususnya wanita. Itu menjadi cara untuk mengambil kekuatan mereka. Jauhkan mereka pada tempatnya. Sering kali, itu dikaitkan dengan wanita yang memiliki kekuatan.”
Baca juga:
Pesona Meghan Markle Dalam Foto yang Belum Pernah Anda Lihat Sebelumnya
Meghan Markle Mengungkapkan Bahwa Putrinya, Lilibet, Sudah Bisa Berjalan
(Penulis: Chelsey Sanchez; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih Bahasa: Diah Pithaloka; Foto: Courtesy of Bazaar US)
- Tag:
- meghan markle
- archetypes