Di antara rintik hujan, show untuk rumah mode Lanvin ini menjadi sebuah pengalaman baru yang romantis di kota Paris di pertengahan minggu fashion week untuk musim semi dan panas 2020.
Di sebuah taman terbuka di museum Quai Branly, yang berbentuk arena dengan berbagai jenis vegetal hijau yang daun-daunnya mengilat tertimpa rintik hujan, para pencinta dan pengamat mode berlindung di bawah payung-payung transparan dengan headphone sambil duduk menunggu show dimulai. Musik pengiring show dialunkan langsung lewat headphone ke masing-masing tamu undangan.
Ini merupakan show kedua bagi Bruno Sialelli, desainer untuk rumah mode Lanvin yang menghabiskan masa kecilnya di Prancis selatan. Sejalan dengan bayangan masa kecilnya, koleksi Lanvin ini terinspirasi oleh buku komik tahun 1905 yaitu petualang Little Nemo in Slumberland. Cerita seorang anak lelaki yang berkelana dalam mimpinya yang penuh dengan fantasi dan keajaiban. Berbagai lembaran gambar komik Little Nemo diwujudkan menjadi kemeja, gaun pleats, ataupun gaun dari bahan jersey dalam gaya yang fluid dan santai.
Muncul gaya lain dengan cutting elegan dan rileks, terinspirasi dari gaya jet-set Amerika di tahun 1950 hingga 1960. Setelan jas dengan tangan yang lebar, baju-baju dengan cutting yang terlihat nyaman dan jatuh di siluet badan disanding dengan celana panjang yang lebar. Berbagai aksesori seperti scarf yang membelit leher, topi gaya marinir dan sepatu loafers menjadi aksen dalam koleksi ini.
Dalam show ini ditemukan juga berbagai penampilan koleksi pria dalam gaya yang kasual dan santai. Jika melihat sejarahnya, Jeanne Lanvin, pendiri rumah mode ini, merupakan pionir untuk desainer parisienne yang membuka lini untuk pria di tahun 1926.
Di akhir show, beberapa model membawa gaya Yunani dengan sulaman mukesh, sebuah sulaman tradisional yang dibuat di India.
Koleksi dengan warna-warna yang segar seperti dalam dunia Little Nemo yang ada dalam mimpi, dengan detail-detail yang unik namun terlihat santai dan sophisticated.
(Foto: Courtesy of Lanvin)