Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Mulai Diminta Waspada, Seperti Apa Sebenarnya Virus HMPV?

Baru saja mewabah di China, HMPV kini dikuatirkan akan segera sampai ke Indonesia.

Mulai Diminta Waspada, Seperti Apa Sebenarnya Virus HMPV?
Courtesy of Cold Spring Harbor Laboratory

Human Metapneumovirus (HMPV) kini tengah menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan. Menyusul lonjakan kasus yang dilaporkan di berbagai wilayah, terutama pada akhir 2024 dan awal 2025 virus ini faktanya bukan virus baru karena pertama kali teridentifikasi yaitu pada tahun 2001 di Belanda. Kini, HMPV kembali mencuat akibat penyebarannya yang lebih masif khususnya di Tiongkok. Virus ini merupakan anggota keluarga Pneumoviridae yang memiliki hubungan dekat dengan respiratory syncytial virus (RSV). Meski serupa dengan virus pernapasan lainnya termasuk COVID-19, HMPV memiliki karakteristik unik yang membuatnya berbeda.

Mengapa HMPV menyebar di Tiongkok

Courtesy of Pexels/Lian Rodriguez

Kepadatan populasi di kawasan perkotaan Tiongkok dan tingginya mobilitas masyarakat,  menciptakan kondisi ideal untuk penyebaran virus pernapasan seperti HMPV. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CCDC), peningkatan perjalanan dan aktivitas perdagangan setelah pelonggaran pembatasan pandemi, sangat berkontribusi pada lonjakan kasus. Selain itu, adanya "kesenjangan imunitas" akibat minimnya paparan patogen selama beberapa tahun terakhir membuat masyarakat lebih rentan terhadap infeksi.

Faktor lingkungan juga memainkan peran penting. Polusi udara, terutama di wilayah industri, memperburuk penyakit pernapasan. Sebuah studi tahun 2024 di The Lancet Planetary Health menunjukkan bahwa udara yang tercemar tidak hanya meningkatkan kerentanan terhadap virus pernapasan tetapi juga memperburuk gejalanya sehingga menjadi faktor utama dalam parahnya wabah HMPV di Tiongkok.

Perbedaan utama antara HMPV dan COVID-19

Courtesy of Pexels/Andrea Piacquadio

Meski sama-sama virus pernapasan, HMPV dan COVID-19 memiliki perbedaan signifikan dalam sifat, cara penyebaran, dan dampaknya. Berikut penjelasannya:

Agen Penyebab

- HMPV adalah anggota keluarga Pneumoviridae yang memiliki hubungan erat dengan RSV.

- COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yang termasuk dalam keluarga Coronavirus.

Tingkat Keparahan

HMPV umumnya menyebabkan gejala ringan hingga sedang seperti demam, batuk, dan hidung tersumbat. Kasus parah biasanya terjadi pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Sedangkan COVID-19 dapat menyebabkan gejala yang sangat beragam dari ringan hingga mengancam nyawa dengan komplikasi jangka panjang pada kasus parah.

Cara Penularan

HMPV menyebar melalui droplet pernapasan, kontak dekat, atau permukaan yang terkontaminasi, mirip dengan RSV.

COVID-19 memiliki tingkat penularan lebih tinggi karena bisa menyebar melalui droplet, aerosol, dan kontak dengan pembawa asimptomatik.

Vaksinasi dan Pengobatan

Saat ini belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk HMPV. Penanganan difokuskan pada perawatan gejala dan dukungan medis.

COVID-19 memiliki beberapa opsi vaksin dan pengobatan, termasuk antiviral seperti Paxlovid dan antibodi monoklonal.

Data dan penelitian global

Courtesy of Pexels/Chokniti Khongchum

Menurut penelitian tahun 2023 di Nature Medicine, HMPV bertanggung jawab atas 5–10% rawat inap global akibat penyakit pernapasan pada anak di bawah lima tahun. Berbeda dengan COVID-19 yang menyebar secara global dengan cepat, wabah HMPV cenderung bersifat musiman dan lokal. Namun, lonjakan kasus pada tahun 2024 menyoroti perlunya pengawasan dan penelitian lebih lanjut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan upaya intensif untuk memahami HMPV. Penelitian saat ini berfokus pada pengembangan alat diagnostik, mempelajari dinamika penularan, dan menjajaki kemungkinan pembuatan vaksin. Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) melaporkan pada tahun 2024 bahwa uji coba praklinis untuk vaksin HMPV sedang berlangsung.

Cara tetap sehat di tengah lonjakan HMPV

Courtesy of Pexels/Polina Tankilevitch

Meski HMPV tidak separah COVID-19, namun dampaknya pada kelompok rentan tetap memerlukan kewaspadaan. Langkah pencegahan meliputi mencuci tangan secara teratur, mengenakan masker di tempat ramai, dan menghindari kontak dekat dengan individu yang menunjukkan gejala. Pola makan seimbang, tidur yang cukup, dan olahraga rutin juga penting untuk menjaga daya tahan tubuh.

WHO juga merekomendasikan untuk mengurangi paparan polusi lingkungan yang dapat memperburuk penyakit pernapasan. Menjaga hidrasi dan segera mencari bantuan medis untuk gejala yang berkepanjangan adalah strategi tambahan untuk mengurangi risiko.

Memahami HMPV lebih jelas

Courtesy of Pexels/Edward Jenner

Kemunculan HMPV menegaskan tantangan yang terus dihadapi dunia kesehatan akibat virus pernapasan, bahkan di era pasca-pandemi. Meski berbeda dengan COVID-19 dalam hal keparahan dan skala, dampaknya tetap menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan, penelitian, dan kesiapan kita menghadapinya. Dengan memahami perbedaan ini dan mengambil langkah proaktif, masyarakat dapat melindungi diri dari wabah saat ini maupun di masa depan. Harapannya ialah, karena kita semua telah melewatinpandemi Covid-19, seharusnya adanya virus baru ini lebih bisa dipahami penanggulangannya.