Jam Tangan Bvlgari Octo Finissimo Jadi Sorotan di Geneva Watch Days 2025

Perpaduan filosofi seni dan presisi horologi hadir pada karya ikonis Bvlgari.

Foto: Courtesy of Bvlgari


Di tengah atmosfer Geneva Watch Days, ajang horologi yang terbuka untuk semua orang dan bebas biaya, Bvlgari tampil memikat dengan bahasa desain khasnya yang penuh inovasi. Tahun ini, sang Maison tidak hanya meluncurkan interpretasi baru dari Octo Finissimo, tetapi juga menghadirkan sebuah pameran perdana yang menelusuri evolusi jam tangan ikonis ini sejak kemunculan pertamanya pada 2014 hingga momen-momen paling menentukan dalam perjalanannya.

Dua mahakarya baru ikut diperkenalkan, yakni Octo Finissimo hasil kolaborasi bersama seniman Lee Ufan yang menghadirkan dial bercermin penuh filosofi, serta Octo Finissimo Tourbillon Marble dengan dial marmer biru Italia yang menantang batas material. Sebuah narasi visual yang menegaskan posisi Bvlgari sebagai pionir di dunia desain sekaligus material.

BACA JUGA:Bincang Eksklusif Bazaar Bersama Deputy CEO Bvlgari Tentang Masa Depan Koleksi High Jewelry

Salah satu pusat perhatian adalah kolaborasi eksklusif Octo Finissimo Lee Ufan x Bvlgari. Lee Ufan, seniman kelahiran Korea yang bermukim di Jepang, dikenal sebagai pelukis, pematung, penyair, sekaligus filsuf yang selalu mengeksplorasi relasi antara kesadaran, alam, dan semesta. Dalam percakapan kreatif bersama Fabrizio Buonamassa Stigliani, Direktur Eksekutif Kreasi Produk Bvlgari, lahirlah desain yang terinspirasi dari salah satu tema utama Ufan, yaitu pertemuan antara batu yang kokoh dengan refleksi tak berujung dari cermin.

Foto: Courtesy of Bvlgari

Filosofi itu dihidupkan melalui dial bercermin yang diperkuat dengan case dan gelang titanium, masing-masing diberi sentuhan akhir unik secara manual. Terbatas hanya 150 edisi, jam tangan ini menghadirkan harmoni antara ketenangan dan pantulan tak terbatas, antara tradisi dan terobosan.

Foto: Courtesy of Bvlgari

Tak berhenti di situ, Bvlgari juga menantang batasan material lewat Octo Finissimo Tourbillon Marble. Marmer yang lekat dengan kemegahan Romawi jarang digunakan dalam horologi karena bobot dan kerapuhannya. Namun Bvlgari justru menjadikan tantangan ini sebagai peluang, memahat salah satu komponen paling tipis dalam pembuatan jam, yakni dial, dari marmer Italia yang mewah. Setelah memperkenalkan versi hijau “Verde Alpi” sebelumnya, kini hadir edisi marmer biru yang semakin dramatis. Dengan ketebalan hanya 4,85 mm dan diameter 40 mm, jam ini membawa mesin manual BVL 268 setebal 1,95 mm dengan cadangan daya 52 jam. Perpaduan marmer biru dalam balutan tourbillon melayang menghadirkan karya yang tak hanya mekanis, tetapi juga sarat emosi dan estetika.

Foto: Courtesy of Bvlgari

Foto: Courtesy of Bvlgari

Melalui karya-karya ini, Bvlgari kembali membuktikan bahwa jam tangan dapat melampaui fungsi semata sebagai penunjuk waktu. Setiap detail menjadi wujud ekspresi artistik yang menjembatani warisan budaya dengan inovasi kontemporer, menghadirkan pengalaman yang penuh presisi mekanis. Dari kolaborasi dengan Lee Ufan yang sarat makna filosofis hingga keberanian memahat marmer biru Italia menjadi dial yang rapuh namun menawan, Bvlgari menegaskan posisinya sebagai Maison yang menjadikan horologi sebagai medium seni.

BACA JUGA:

Melihat Langsung Koleksi High Jewelry Terbaru Bvlgari Bertajuk Polychroma di Taorrmina, Sisilia

Belajar Menjadi Perajin Perhiasan di Scuola Bvlgari, Jewelry School Pertama dari Bvlgari