Tidak ada yang kehidupan cintanya begitu disoroti oleh pers atau publik, selain Jennifer Aniston. Pernikahannya dengan Brad Pitt adalah sebuah mimpi di tahun '90an. Namun perpisahan pasangan ini mendapatkan lebih banyak headline daripada hubungan mereka.
BACA JUGA: Wanita Single Lebih Bahagia Daripada Pria Single
Ketika Brad menjalin hubungan dengan Angelina Jolie. Siapa yang bisa melupakan kaos 'Tim Jennifer' dan 'Tim Angelina' yang kejam itu, serta narasi yang sering kali menggambarkan Jennifersebagai korban. Seorang wanita lajang yang menyedihkan, yang dirancang untuk dikasihani?
Jennifer kemudian menikahi Justin Theroux pada tahun 2015, namun berpisah dua tahun kemudian, sehingga menimbulkan banyakheadline baru: salah satu tabloid Amerika memuat berita utama 'DUMPED', sementara yang lain berspekulasi tentang kesuburannya.
Media terus memberitakan hubungan tersebut, sehingga pada tahun 2016, ia menulis surat terbuka untuk Huffington Post, tentang narasi tabloid yang telah menghantuinya selama beberapa dekade. “Kami lengkap dengan atau tanpa pasangan, dengan atau tanpa anak,” tulisnya. “Kita harus memutuskan sendiri apa yang indah ketika menyangkut tubuh kita. Keputusan itu ada di tangan kami dan milik kami sendiri.”
Dalam sebuah wawancara majalah tahun itu, ia menegaskan kembali betapa muaknya dirinya dengan perhatian media yang berfokus yang merendahkan kehidupan pribadinya. “Status pernikahan saya dipermalukan, status perceraian saya dipermalukan, ketiadaan pasangan saya juga dipermalukan,” katanya. “Saya hanya berpikir: 'Saya telah bekerja terlalu keras untuk hidup ini serta karier ini hanya untuk "dikecilkan" menjadi manusia yang menyedihkan dan tidak memiliki anak.'”
Meskipun menjadi panutan sebagai wanita penuh damai dan tidak terikat dengan apapun, aktris Friends, berusia 54 tahun ini, masih harus membenarkan status lajangnya. “Saya tidak menyukai gagasan untuk mengorbankan siapa Anda atau apa yang Anda butuhkan, jadi saya tidak benar-benar tahu bagaimana melakukannya,” jelasnya kepada Wall Street Journal dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Ia menambahkan, baginya, hubungan adalah “tentang tidak takut untuk mengatakan apa yang Anda butuhkan dan inginkan. Dan itu masih menjadi tantangan bagi saya.”
"Publik tidak dapat menerima bahwa perempuan bisa bahagia tanpa pasangan"
Jadi mengapa kita masih membicarakan status hubungan Jennifer, padahal ada banyak aktor pria yang tetap melajang hingga usia lanjut, dan tidak diganggu oleh media karena melakukan hal tersebut?
“Orang-orang tidak menerima bahwa perempuan bisa bahagia tanpa pasangan, sedangkan untuk laki-laki hal ini tidak berlaku,” kata Ellie, seorang konsultan pemasaran berusia 34 tahun, yang bahagia tanpa pasangan. “Mereka dicap ‘bujangan’, tetapi untuk perempuan seperti saya, selalu dianggap kurang beruntung dalam percintaan, atau membutuhkan seseorang untuk melengkapinya.”
Namun, statistik tersebut tidak mendukung stereotip “perawan tua” yang sudah ketinggalan zaman, bahkan justru bertentangan. Sebuah laporan baru yang dikeluarkan oleh badan intelijen pasar terkemuka, Mintel. Menemukan bahwa 61 persen perempuan di Inggris bahagia menjadi lajang, dibandingkan dengan 49 persen laki-laki.
Menariknya, perbedaan ini paling menonjol pada kelompok usia Jennifer, yaitu 45-65 tahun, dimana 32 persen wanita merasa bahagia sendirian, sementara hanya 19 persen pria merasakan hal yang sama.
Perlu ditekankan, kata kunci dalam statistik ini adalah ‘bahagia’, bukanlah perempuan yang ‘melakukan yang terbaik’ sampai mereka menemukan pasangan.
Faktanya, sebanyak 75 persen perempuan lajang yang disurvei belum aktif mencari pasangan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. “Saya telah berhenti menggunakan semua aplikasi kencan, karena menghabiskan waktu saya pada kencan-kencan yang buruk adalah hal yang sangat menyedihkan,” kata Pooja, seorang manajer hedge-fund berusia akhir tiga puluhan. “Saya jauh lebih bahagia sekarang karena saya berhenti mencari pasangan. Saya memiliki akhir pekan yang bebas untuk bertemu teman-teman dan keluarga saya, dan fokus pada diri saya sendiri.”
Banyak hal yang kita anggap sebagai hubungan romantis lahir dari kondisi sosial, bukan fakta aktual. Tekanan diberikan kepada perempuan untuk memiliki anak (atau membekukan sel telur jika Anda belum siap), namun, menurut pakar kebahagiaan Paul Dolan dari London School of Economics, “sub-grup populasi yang paling sehat dan paling bahagia adalah perempuan yang tidak pernah menikah, atau mempunyai anak”.
"Mengapa perempuan dianggap 'kurang' ketika tidak memiliki pasangan?"
Kita diperingatkan bahwa hidup sendirian memang terasa sepi, namun kita tahu bahwa wanita mahir dalam membentuk ikatan yang kuat di luar hubungan romantis. Dan bisa dibilang lebih baik, menurut beberapa penelitian, dibandingkan pria.
“Ada bukti bahwa perempuan menghabiskan waktu lebih lama untuk melakukan tugas-tugas rumah tangga dibandingkan laki-laki, dan saya pikir mereka juga melakukan lebih banyak pekerjaan emosional. Sehingga mereka masih melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga, memasak, dan lain-lain, serta lebih banyak pekerjaan emosional,” kata Profesor Emily Grundy, dari Universitas Essex.
Ada begitu banyak manfaat yang tidak diungkapkan yang didukung oleh sains, dari hidup membujang. Yakni, memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan teman-teman Anda, kemungkinan lebih besar untuk menjadi lebih bugar dan sehat, prospek dan peluang karier yang lebih besar, dan berpotensi lebih banyak keamanan finansial. Lalu mengapa, tanpa nilai plus satu, perempuan tetap dianggap minus?
Kita hidup di zaman di mana terdapat banyak perempuan yang menunjukkan kepada kita bahwa hidup melajang bukanlah suatu keadaan yang menyedihkan, sebaliknya justru jauh dari hal tersebut.
Ambil contoh pemenang Oscar Alison Janney, atau Charlize Theron, yang mengatakan di The Drew Barrymore Show bahwa seorang pria harus benar-benar istimewa untuk mendapatkan perhatiannya, “karena saya tidak akan menerima apa pun yang kurang dari itu”. Atau bagaimana dengan Tracee Ellis Ross, yang memuji hubungan erat teman-temannya yang bertanggung jawab atas kebahagiaannya? Ada ikon singledi mana pun Anda ingin melihatnya.
Mungkin, oleh karena itu, merupakan hal positif jika Jennifer dikutip tentang status hubungannya. Kali ini, alih-alih membantah kritik, kata-katanya merupakan penegasan penting bahwa hidup melajang adalah sebuah kondisi yang kuat dan valid. Dan semakin sering kita mendengarnya, semakin besar kemungkinan kita untuk menerimanya.
BACA JUGA:
Mengapa Anda Begitu Peduli dengan Hubungan Selebriti yang Kandas?
Reuni Jennifer Aniston dan Courteney Cox Sekaligus Mempromosikan Merchandise Limited Edition dari Serial Friends
(Penulis: Clara Strunck; Artikel ini disadur dari: BAZAAR UK; Alih bahasa: Angel Lawas; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)