Ia adalah ajudan setia selama empat dekade yang pernah disebut Pangeran Charles sebagai orang yang "sangat diperlukan." Seorang pria yang bangkit dari tingkat rendah ratu, menjadi pelayan raja masa depan, dan akhirnya menjadi salah satu stafnya yang paling tepercaya.
Baca juga: Kisah Nyata Percintaan Tragis JFK Jr dan Carolyn Bessette yang Dibuat Menjadi American Love Story
Tetapi setelah dua surat kabar Inggris melaporkan tuduhan bahwa ia telah menjanjikan kehormatan resmi kerajaan kepada seorang konglomerat Saudi dengan imbalan sumbangan besar untuk badan amal Charles, Michael Fawcett untuk sementara mengundurkan diri dari peran kepala eksekutifnya di Prince's Foundation. Kepergiannya sekarang membuat Pangeran Wales menghadapi pertanyaan tentang apakah ia terlibat dalam skandal itu, pertanyaan yang kemungkinan dilontarkan dari pihak berwenang.
Seorang juru bicara kepolisian metropolitan Inggris mengonfirmasi kepada BAZAAR.com bahwa setidaknya dua pengaduan telah diajukan, keduanya menyerukan penyelidikan apakah Charles atau Michael melanggar Undang-Undang Kehormatan 1925 Inggris (pencegahan penyalahgunaan), yang merupakan Undang-Undang parlemen Inggris yang membuat penjualan gelar bangsawan atau kehormatan ilegal.
Dalam sebuah pernyataan dari Clarence House, juru bicara pangeran, yang akhir pekan ini menjamu Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, bersama Ratu Elizabeth di Balmoral Castle menurut People, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui tindakan Michael. Dan mengkonfirmasi bahwa penyelidikan sekarang sedang dilakukan oleh pihak akuntan eksternal. "Pangeran Wales tidak memiliki pengetahuan tentang dugaan tawaran kehormatan atau kewarganegaraan Inggris atas dasar sumbangan untuk badan amalnya dan sepenuhnya mendukung penyelidikan yang sekarang sedang dilakukan oleh Prince's Foundation," kata juru bicara itu.
Surat kabar The Sunday Times dan Mail on Sunday, baru-baru ini melaporkan bahwa Michael telah membantu mendukung kampanye untuk pengusaha dan dermawan Dr. Mahfouz Marei Mubarak bin Mahfouz, untuk mendapatkan kehormatan kerajaan dan kewarganegaraan Inggris dengan imbalan sumbangan untuk badan amal kerajaan, termasuk Princ's Foundation. Setelah memberikan lebih dari 2 juta US Dolar (sekitar 28,6 miliar rupiah) untuk proyek restorasi yang dekat dengan Charles, ahli waris itu difoto memberikan Mahfouz penghargaan kehormatan CBE (penghargaan Orde Kerajaan Inggris berperingkat tertinggi) pada upacara pribadi di Istana Buckingham pada November 2016.
Sebuah surat Agustus 2017 dari Michael kepada seorang staf di yayasan amal Mahfouz sendiri yang dicetak oleh Mail on Sunday dilaporkan berbunyi, “Mengingat kemurahan hati Yang Mulia yang sedang berlangsung dan terbaru ... Saya senang untuk mengkonfirmasi kepada Anda, dengan keyakinan, bahwa kami bersedia dan senang untuk mendukung dan berkontribusi pada aplikasi untuk kewarganegaraan.”
Ia melanjutkan, “Selanjutnya dapat saya tegaskan bahwa kami bersedia mengajukan permohonan untuk meningkatkan kehormahan Yang Mulia dari Kehormatan CBE menjadi KBE sesuai dengan Majelis Kehormatan Yang Mulia.” The Times of London juga mengklaim bahwa Charles "100%" berada di balik tawaran untuk membantu miliarder itu dengan aplikasinya untuk kewarganegaraan Inggris.
Setelah berita itu tersiar pada akhir pekan, pembicaraan tingkat tinggi segera dilakukan di Clarence House dan Istana Buckingham atas kekhawatiran bahwa Charles dapat terseret ke dalam skandal yang berpotensi merusak. “Ini sangat buruk,” kata seorang sumber istana kepada BAZAAR setelah asisten ratu dan Charles membahas situasi pada hari Minggu. Orang dalam menambahkan, “Ini berpotensi sangat merusak Pangeran Wales. Pasti ada kekhawatiran tentang seberapa serius hal ini bisa terjadi.”
Mahfouz, yang tidak pernah dituduh melakukan kesalahan apa pun, adalah sosok yang dikenal di antara mereka yang bekerja untuk Charles. Pada tahun 2015, sebuah hutan di sekitar tempat Pangeran, Mey Castle, dinamai dengan nama seorang miliarder berusia 51 tahun setelah sumbangan sebesar 511.000 US Dolar (sekitar 7,3 miliar rupiah) ke badan amal yang menjalankan properti tersebut. Mahfouz Wood terletak di sebelah timur kastil abad ke-15, dan ada juga enam bangku bertuliskan nama pengusaha dan keluarganya tersebar di sekitar taman. Ada juga sebuah yayasan yang dinamai untuk menghormatinya di Dumfries House di Ayrshire, properti Charles lainnya. Mahfouz belum mengomentari tuduhan saat ini.
Seorang juru bicara Prince's Foundation mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dibagikan dengan organisasi berita termasuk BAZAAR, “Prince's Foundation menanggapi dengan sangat serius tuduhan yang baru-baru ini menjadi perhatiannya dan masalah ini sedang diselidiki. Ruang lingkup penyelidikan kami telah diperluas untuk mencakup laporan surat kabar akhir pekan ini. Para wali telah mengatur tinjauan independen oleh akuntan forensik senior eksternal dari firma akuntansi 'empat besar'.
Skandal terbaru ini adalah salah satu dari beberapa yang mengikuti Michael sepanjang waktunya bekerja untuk Charles. Pada tahun 2001, seorang mantan sekretaris Pangeran Wales berkulit hitam mengklaim bahwa Michael melecehkannya secara rasial. Dan pada tahun 2003, mantan valet mengundurkan diri dari tim Charles ketika penyelidikan resmi diluncurkan setelah laporan mengklaim bahwa ia telah menjual hadiah bangsawan yang tidak diinginkan (ia kemudian dibebaskan dari pelanggaran keuangan). Namun terlepas dari dugaan pelanggaran ringannya, ia tetap berada di sisi Charles dalam sejumlah peran. "Saya bisa mengatur tanpa siapa pun kecuali Michael," sang pangeran pernah berkata.
Michael, yang gagal didorong oleh Charles untuk mengatur resepsi pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle, belum secara resmi berkomentar dan menolak menjawab pertanyaan dari luar rumahnya di London.
Baca juga:
Inilah Lokasi Pasangan Kerajaan Ketika Pergi Berbulan Madu
14 Foto Langka Ratu Elizabeth II Saat Mengemudi Mobil Sendiri
(Penulis: Omid Scobie; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih Bahasa: Gracia Sharon; Foto: Courtesy of Bazaar US)