Dunia kerja hybrid kini memungkinkan kita untuk tidak lagi harus datang ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun, WFH (Work From Home) tidak hanya berarti bekerja dari rumah, melainkan juga dari lokasi liburan. Diperkirakan sekitar enam juta orang akan tetap bekerja di pantai selama musim panas ini.
BACA JUGA:Bagaimana Cara Mengetahui Pekerjaan yang Tepat untuk Saya?
Meskipun terkesan menyenangkan untuk bergabung dalam rapat Zoom sambil bersantai di tepi kolam dengan Aperol Spritz, pendekatan kerja yang lebih fleksibel ini bisa memicu kebiasaan kerja yang kurang sehat dalam jangka panjang. Survei menunjukkan bahwa 52 persen pekerja jarak jauh bekerja lebih lama dibandingkan rekan mereka yang bekerja di kantor, sementara 66 persen responden sering bekerja bahkan saat cuti tahunan.
Menurut Dr. Amanda Jones, dosen senior di King's Business School yang ahli dalam Perilaku Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, sifat digital dari pekerjaan, di mana kantor Anda berada di ponsel seperti iPhone, dapat memberikan tekanan pada karyawan untuk selalu 'siap' agar terlihat sebagai pekerja yang unggul.
"Tingkat ekspektasi ini mungkin lebih tinggi untuk mereka yang berada di posisi profesional dan manajerial, dan sering kali ditunjukkan melalui perilaku manager serta rekan kerja yang mengikuti pola yang sama," kata Dr. Amanda kepada Harper’s Bazaar. "Mereka yang tidak mengikuti ekspektasi ini bisa merasa tertekan dan khawatir kehilangan kesempatan di lingkungan yang sangat kompetitif."
Dr. Amanda juga menggarisbawahi meningkatnya rasa tidak aman di kalangan karyawan, terutama di tengah kondisi pasar kerja saat ini. Survei dari konsultan SDM Ayming UK menunjukkan bahwa 26 persen perusahaan di Inggris melakukan pemutusan hubungan kerja pada tahun 2023, dengan tingkat pengangguran Inggris melonjak menjadi 4,2 persenpada bulan April tahun ini.
"Terkadang, mereka yang khawatir akan peran mereka mungkin sangat bersemangat untuk menunjukkan kesiapan dalam melakukan pengorbanan demi organisasi, dengan harapan dapat meningkatkan keamanan pekerjaan mereka," tambahnya. "Situasi ini semakin diperburuk oleh kondisi ekonomi saat ini dan biaya yang terus meningkat."
Ada orang yang kepribadiannya membuat mereka cenderung menjadi pekerja keras, namun faktor-faktor lain juga dapat berkontribusi pada kebiasaan bekerja bahkan saat cuti. Misalnya, beberapa karyawan mungkin merasa cemas tentang apa yang akan terjadi saat mereka tidak ada di tempat kerja.
“Ketika seseorang dinilai berdasarkan target atau harus bekerja dengan tenggat waktu yang terus berubah (seperti di banyak pekerjaan di bidang keuangan, misalnya), mereka mungkin merasa sulit untuk mengatur waktu cuti tanpa khawatir akan hasil kerja yang kurang memuaskan.”
Bekerja secara berlebihan tanpa istirahat dapat berdampak besar pada kesehatan kita, dengan konsekuensi yang lebih serius daripada sekadar kelelahan.
Beberapa orang memiliki sifat yang membuat mereka cenderung menjadi sangat terobsesi dengan pekerjaan.
"Dr. Amanda mengingatkan bahwa jika Anda mengabaikan olahraga atau duduk terlalu lama, Anda bisa mengalami kelelahan, penurunan sistem kekebalan tubuh, serta masalah otot dan tulang. Selain itu, ini juga dapat berhubungan dengan masalah jantung seperti stroke, penyakit jantung, dan hipertensi."
"Burnout, atau kelelahan berat, semakin sering terjadi dan sering kali tidak mendapat penanganan yang memadai. Menurut survei dari platform kesehatan mental Spill, 79 persenpekerja mengalami burnout selama karier mereka, dan 35 persenmelaporkan tingkat kelelahan yang 'sangat tinggi'. Yang lebih mengkhawatirkan, hampir sepuluh persen dari semua kasus penyakit akibat pekerjaan ternyata berkaitan dengan burnout."
“Burnout sering kali datang tiba-tiba, tanpa kita sadari,” jelas Helen Wells, psikoterapis dan direktur klinis di The Dawn Wellness Centre. “Biasanya, burnout muncul dalam bentuk kecemasan, di mana Anda merasa sangat waspada dan mudah terkejut, terus-menerus khawatir tentang masa depan. Anda mungkin juga merasakan depresi dan rasa bersalah karena penurunan kinerja kerja.”
“Pola tidur yang tidak teratur sering kali merupakan dampak dari burnout, yang bisa semakin buruk seiring dengan meningkatnya tingkat kelelahan. Ini bisa memperparah rasa lelah kronis yang mungkin Anda alami. Stres juga bisa menampakkan diri dalam bentuk fisik, seperti masalah pencernaan, sakit kepala, dan nyeri otot yang lebih sering terjadi.”
Beristirahat secara rutin dan menetapkan batas yang jelas antara waktu kerja dan waktu bersantai dapat mencegah berbagai masalah kesehatan.
Tanpa istirahat yang cukup, Anda mungkin akan mengalami kelelahan mental dan fisik, sikap negatif terhadap pekerjaan, serta kehilangan minat. Hal ini bisa menimbulkan konflik dengan rekan kerja, masalah dalam hubungan pribadi, peningkatan kemarahan, dan penurunan produktivitas. Istirahat yang cukup membantu menghindari masalah-masalah ini, menjaga kesehatan, dan membuat Anda lebih efektif dalam peran Anda.
“Beristirahat memungkinkan pikiran pulih dari kelelahan, sehingga pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi lebih baik. Istirahat juga meningkatkan tingkat energi dan motivasi, yang berdampak pada peningkatan produktivitas dan efisiensi. Secara keseluruhan, istirahat yang tepat mendukung kesehatan fisik dan mental dengan mengurangi stres dan mencegah kelelahan, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan kinerja yang lebih baik.”
"Burnout sering kali datang tanpa kamu sadar apa yang sebenarnya terjadi."
Sebelum Anda mulai menyiapkan laptop untuk dibawa dalam perjalanan, penting untuk menciptakan jarak fisik dan mental antara waktu kerja dan waktu santai. Cuti tahunan dirancang untuk dinikmati, dan rasa tertekan untuk terus bekerja justru dapat mengurangi manfaat dari istirahat yang ingin Anda dapatkan.
“Penelitian menunjukkan bahwa mengambil setidaknya dua liburan setiap tahun sangat bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik,” kata Helen. “Sebaiknya, Anda merencanakan istirahat selama seminggu setiap enam bulan. Liburan ini membantu mengurangi stres kerja dan menjaga produktivitas.”
Namun, penting juga untuk tidak hanya fokus pada pemesanan tiket pesawat. Dr. Amanda menekankan bahwa meluangkan waktu untuk diri sendiri di tengah hari kerja juga dapat meningkatkan kinerja Anda di tempat kerja.
"Anda perlu memberikan waktu istirahat yang cukup sepanjang hari, termasuk istirahat singkat dan waktu makan siang selama 30-60 menit dalam sehari, serta hindari bekerja pada akhir pekan," ujarnya. "Beristirahat dari pekerjaan juga memberi kita kesempatan untuk merenung dan membuat keputusan yang lebih baik. Seberapa sering Anda bergelut dengan sebuah masalah, lalu beralih melakukan hal lain dan tiba-tiba menemukan solusinya?"
Terakhir, jika keharusan untuk terus terhubung sudah mulai mempengaruhi kesejahteraan Anda, Helen menyarankan untuk mempertimbangkan cuti panjang.
"Alasan mengapa pemberi kerja diwajibkan untuk memberikan cuti memang sangat baik," kata Dr. Amanda. "Para ahli terkemuka di bidang ini menyarankan agar karyawan tidak hanya memanfaatkan waktu cuti tersebut, tetapi juga benar-benar memutuskan hubungan dari pekerjaan jika mereka ingin menjaga kesejahteraan mereka."
BACA JUGA:
Bagaimana Gosip Kantor Dapat Merugikan Karier Anda
Alasan Anda Perlu Jadikan Kesenangan Sebagai Prioritas!
(Penulis: Kimberley Bond; Artikel ini disadur dari: BAZAAR UK; Alih bahasa: Vanesa Novelia; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)