4 Alasan Menonton Dokumenter Unearthing Muarajambi Temples Karya Nia Dinata

Film Dokumenter karya Nia Dinata ini mendalami sejarah dan kehidupan sosial di Kompleks Percandian Muarajambi.

Unearthing Muarajambi Temples


Candi Borobudur pasti akan terbesit di pikiran Anda ketika berbicara tentang candi peninggalan Buddha terbesar di Indonesia.

Namun tahukah Anda bahwa Indonesia juga memiliki kompleks percandian peninggalan Buddha terluas? Film dokumenter karya sutradara Nia Dinata yang berjudul Unearthing Muarajambi Temples atau Muarajambi Bertutur akan mengajak Anda ke tanah Jambi untuk mengeksplorasinya.

Unearthing Muarajambi Temples berkisah tentang Kompleks Percandian Muarajambi dan masyarakat di sekitarnya yang memberikan kehidupan pada situs bersejarah tersebut. Film berdurasi 94 menit ini terinspirasi dari buku Mimpi-mimpi Dari Pulau Emas (Dreams from the Golden Island) yang ditulis oleh Elisabeth Inandiak bersama masyarakat Desa Muaro Jambi.

Nia merekam narasi lintas era dari kejayaan Sriwijaya, perjalanan I-Tsing dan Atisha Dipankara, hingga geliat kehidupan masyarakat adat Melayu modern dan pemeluk agama Islam saat ini. Tak hanya diperuntukkan bagi para pencinta sejarah, Anda pun dapat menikmati alurnya yang sarat nilai dan edukasi.

Inilah 4 alasan mengapa Anda perlu menonton Unearthing Muarajambi Temples.

1. Mengenal Kompleks Percandian Muarajambi

Salah satu alasan untuk menonton film dokumenter adalah kita dapat mempelajari tempat dan kebudayaan baru.

Karya Nia Dinata yang satu ini bisa menjadi sarana yang tepat bagi kita untuk mengenal sejarah Indonesia secara lebih luas. Unearthing Muarajambi Temples mengupas keberadaan Kompleks Percandian Muarajambi yang dipercaya sebagai tempat para cendekiawan Buddha singgah, seperti I-Tsing, Atiśa Dīpankara, dan Serlingpa Dharmakirti.

Berlokasi di tepi sungai Batanghari, situsnya dipercaya sebagai kompleks percandian Buddha terluas di Indonesia yang dulunya digunakan sebagai pusat pengajaran pengetahuan Buddha. Pengetahuan yang tumbuh di sana menghubungkan orang-orang bijak di China, Tibet, dan India pada abad ke-6 sampai 12 Masehi. Kompleks ini memiliki ruang yang cukup lengkap mulai dari ruang kelas, ruang tinggal, tempat beribadat, hingga kanal buatan untuk transportasi.

Ajaran yang berkembang di Muarajambi lantas diyakini menjadi benih beberapa aliran Buddha, khususnya aliran yang telah tumbuh di Tibet. Filmnya juga mengajak Anda untuk menelusurinya dengan mengikuti perjalanan karakternya bertemu Dalai Lama.

2. Diajak memasuki kehidupan masyarakat Muaro Jambi

Film dokumenter merekam kehidupan asli orang-orang yang terlibat dengan pembicaraan dan narasi yang mengalir. Hal serupa diterapkan oleh Nia Dinata saat membuat film ini.

Tim Kalyana Shira Foundation turut mengajak beberapa anak muda dari beberapa komunitas desa untuk berkolaborasi selama pembuatan film ini sehingga Anda dapat merasakan langsung koneksi asli yang terbangun.

"Karena kalau kita jadi filmmaker, jadi sutradara, we just use our camera to do the connection and I don't think it will work. Apalagi kalau untuk film dokumenter. In a documentary, you really have to connect yourself with the people and the site," terang Nia saat pemutaran perdananya jelang Hari Raya Waisak di kompleks Candi Borobudur.

Tak hanya membantu para peneliti yang terus menggali bukti dan pengetahuan di sana, masyarakat Muaro Jambi juga melestarikan warisan mereka lewat beragam aktivitas dan kreativitas. Misalnya dengan membuat film dengan boneka tanah liat tentang sejarah candinya yang prosesnya dapat Anda simak juga di dokumenter ini.

3. Mengangkat isu toleransi yang kuat

Kompleks Percandian Muarajambi masih erat hubungannya dengan penganut agama Buddha. Tak sedikit biarawan yang berkunjung ke cagar budaya tersebut.

Cara masyarakat Desa Muaro Jambi (sebagian besar beragama Islam) yang senantiasa terbuka dengan kedatangan mereka juga akan membuka pandangan Anda.

4. Refleksi kehidupan

Tak hanya menghibur, film dokumenter mengekspos nilai kemanusiaan termasuk mengajak kita berefleksi.

Nilai ini dapat ditemui di Unearthing Muarajambi Temples yang tergambar pada karakter-karakter yang mengisi denyut kehidupan di sana seperti Ahock, Borju, dan Kasmawati. Ada pula kisah inspiratif Borju yang menunjukkan bahwa belajar tidak mengenal batasan.

Ia membuktikannya dengan menelusuri jejak sejarah Kompleks Percandian Muarajambi hingga ke India dan Tibet. Ajaran agama Buddha yang universal dan diwariskan di situs Kompleks Percandian Muarajambi pun dapat menjadi asupan pengetahuan dan bahan refleksi bagi semua orang.


Unearthing Muarajambi Temples saat ini tersedia dalam versi feature-length yang ditayangkan lewat permintaan screening.

Anda dapat mengetahui pembaruan informasinya lewat Instagram @muarajambi_bertutur. Selain itu, Unearthing Muarajambi Temples juga dihadirkan dalam bentuk serial delapan episode yang ditayangkan di kanal Indonesiana TV. Di setiap episodenya kita diajak untuk mendalami beragam cerita seputar Candi Muarajambi.

Foto:Courtesy ofKalyana Shira