Asian Games 2018 ke-18 memang sedang berjalan, namun keseruan tentang Opening Ceremony yang sangat spektakuler dan tak terlupakan di minggu lalu itu masih menyisakan cerita. Salah satunya datang dari balik panggung tata rias yang ditangani secara langsung oleh Sariayu Martha Tilaar.
Label buatan Indonesia dipilih serta dipercaya oleh Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) sebagai produk makeup guna merias para performer di acara pembukaan dan penutupan. Pada upacara pembuka kemarin, Sariayu menurunkan 370 orang yang terdiri dari para penata rias serta rambut dari Martha Tilaar Group, alumni dan siswa Puspita Martha International Beauty School, kemudian dibantu Komunitas Difabel Jakarta (Teman Tuli).
"Mereka semua harus menangani riasan sekitar 3.500 penampil yang merupakan gabungan dari penari profesional, pegiat seni, dan siswa-siswi SMA. Sedangkan waktu yang diberikan hanya sekitar dua jam saja," kata Wulan Tilaar Widarto selaku Vice Chairwoman Martha Tilaar Group.
Lalu bagaimana proses merias ini dapat berjalan dengan lancar? Lucia Tan sebagai Art Director Make Up & Hair Do Asian Games 2018 menceritakan kepada Bazaar. "Dari beberapa bulan sebelumnya, kami melakukan audisi untuk memilih para penata rias dan rambut profesional yang memang berkompeten untuk merias dalam waktu singkat, namun tetap berkualitas. Setelah itu beberapa minggu menjelang hari-H, kami terus rutin melakukan workshop," cerita Lucia.
"Sekitar lima hari menjelang Opening Ceremony, kami sudah latihan di Gelora Bung Karno (GBK). Di sana brief semakin jelas, kami juga langsung menangani para performer, kemudian berdiskusi dengan Rinaldy A. Yunardi yang mendukung busana para penampil, bagaimana memilih riasan yang tepat untuk mereka," tambahnya lagi.
Sebab, Rinaldy yang merupakan desainer aksesori ini didaulat mendesain kostum penari untuk tiga segmen, yakni Earth, Fire, dan Energy. "Untuk konsep Earth saya mendesain busana dan aksesori khas nusantara, kalau Fire sifatnya lebih ke art, sedangkan Energy ada elemen futuristik dan modern," jelas Rinaldy saat dihubungi melalui telepon.
Maka tak heran apabila Rinaldy terus berdiskusi dengan tim penata rias agar mendapat tampilan terbaik dan sempurna.
Menurut Lucia, hari pertama di GBK boleh dikatakan cukup berat, sebab para tim masih dalam tahap adaptasi. Bayangkan ukuran backstage yang begitu luas, Lucia sebagai penanggung jawab harus mengawasi dari ujung ke ujung ruangan.
Ia juga sangat fokus pada 1.500 penari Ratoh Jaroe yang menjadi penampil pembuka di acara tersebut. "Performer-nya merupakan anak-anak SMA yang pada dasarnya sudah mengerti dunia rias, sehingga mereka sudah mengerti apa yang cocok dengan mereka.
Lucunya, karena konsep riasan tarian ini natural dan memang tidak diharuskan mempertegas alis, ada beberapa dari mereka sempat merasa tidak percaya diri. Sehingga kami sebagai tim rias harus memberikan pengertian bahwa makeup natural serta tidak tebal akan sangat mendukung seluruh tampilan mereka di atas panggung, apalagi makeup seperti itu justru setara dengan standar internasional, sehingga akhirnya kepercayaan diri mereka kembali meningkat," kisahnya.
"Satu lagi, saya juga sangat terharu terhadap teman-teman penata rias dari komunitas Teman Tuli yang dapat mengerjakan riasan dengan baik, saya surprise," kenangnya lagi.
Bicara tentang konsep makeup untuk Opening Ceremony, Lucia memberikan beberapa contoh riasan yang harus diaplikasikan dalam waktu singkat. Konsep utamanya adalah #TheColorsofAsia yang terinspirasi dari kecantikan perempuan Asia menjadikan produk Sariayu cocok untuk berbagai karakter dan jenis kulit. "Untuk makeup para penari, jangan terlalu tebal sebab waktu yang dibutuhkan tidak banyak.
Kami hanya menggunakan lima produk seperti krim pelembap Sariayu Natural Gold Tinted Moisturizer, bedak Sariayu Natural Glow Two Way Cake, lipstik antara Sariayu Natural Glow Lipstik atau Lip Colour Matte, dan eyeshadow serta lipstik metalik koleksi Sariayu Color Trend 2018 Inspirasi Jakarta.
Itupun tidak semua kami aplikasikan kepada semua performer. Misalnya untuk riasan penampil anak-anak tentu harus lebih ringan. Sedangkan untuk penampil pria, kami juga memerlukan makeup effect guna membentuk kontur maskulin pada wajah serta tubuh mereka. Sekali lagi, hal itu memerlukan latihan intensif." ujar Lucia.
Semakin mendekati hari-H dan mengikuti beberapa kali geladi resik, pada akhirnya seluruh tim rias sudah terbiasa dan mampu memberi hasil terbaik mereka. Menurut Lucia, masing-masing penata rias harus mampu menangani satu orang sekitar 2-5 menit saja. Jadi dengan total 370 orang penata rias dan rambut, masing-masing akan mengerjakan 10-20 orang performer.
Dan dapat Anda lihat hasilnya, para performer tampil dengan sempurna dan memukau siapa saja yang melihatnya.
Acara Closing Ceremony yang berlangsung pada tanggal 2 September 2018 nanti, Sariayu akan menangani sekitar 1.500 performer. Kira-kira apakah ada keseruan lagi?
(Foto: Courtesy of Sariayu Martha Tilaar)