Melalui kemitraanya dengan festival film Cannes, Chopard kembali melansirkan koleksi red carpet terbaru yang diberi tajuk Chopard Loves Cinema. Berkesempatan dengan penyelenggaraan festival film yang ke-75 tahun ini, direktur kreatif sekaligus Co-President Chopard, Caroline Scheufele, merancang 75 model perhiasan yang terinspirasi oleh sejarah industri perfilman. Caroline melukiskan perjalanan “Seni Ketujuh” ini dari masa lalunya yang hitam-putih hingga ragam warna technicolor melalui pemilihan berlian dan batu permata yang dirangkai menjadi akesori Haute Joaillerie, atau yang kerap dipandang sebagai perhiasan tingkat teratas.
Dimulai dengan masa kejayaan film noir, Caroline menyajikan beberapa kalung berpalet hitam putih klasik dengan siluet yang memikat atensi. Sebuah choker dengan bahan velvet hitam yang mengundang rasa nostalgia dikontraskan dengan motif sentral yang terbuat dari rangkaian emas putih 18 karat dan berlian potongan round.
Ada juga kalung yang sepenuhnya terbuat dari berlian dan emas putih dengan desain yang merangkul leher. Alhasil, sebuah karya seni wearable yang akan menunjang busana apa pun. Kemudian, ada anting drop platinum dan titanium dengan juntaian berlian pear-shaped yang telah menjadi lambang feminitas dan elegansi.
Salah satu karya Caroline yang paling mencuri perhatian di koleksi ini adalah sebuah kalung emas putih 18 karat dengan mata berlian kuning pear-shaped 70 karat dengan multi strand berlian putih pear-shaped, marquise-cut, dan brilliant-cut. Kreasi ini mencapai total 92.31 karat yang menakjubkan. Ya, sebuah investasi yang juga merupakan karya seni tak tergantikan.
Perlu diketahui bahwa Chopard menjunjung tinggi kode etis di dalam dunia penambangan emas dengan memastikan komponen emas setiap karyanya lulus sertifikasi "Fairmined." Hal ini menjadikan Chopard salah satu brand luxury dan rumah perhiasan pertama yang mendeklarasikan secara publik komitmen terhadap transparansi dan sustainability di dunia High Jewelry.
Kemudian, selaras dengan perkembangan dunia perfilman, Caroline menggugah gairah dan rasa antusias sebuah generasi yang menyaksikan implementasi teknologi technicolor pada set televisi melalui puluhan ragam variasi dan saturasi batu permata. Beberapa jenis favorit sang desainer adalah peridots, tsavorites, sapphire, rubellites, dan amethyst. Memetik inspirasi dari beberapa era seperti art deco dan bohemia, Caroline juga menginkorporasikan visual-visual ikonis seperti lambang peace, bentuk geometris khas art deco, dan motif permadani. Nyatanya setiap karya seni ini mengandung latar belakang cerita yang evokatif dan historis.
Salah satu rancangan paling manis dan mencolok dari koleksi ini adalah rangkaian batu rubellites dengan pink sapphire yang membentuk siluet kerah "claudine" yang feminin dan statement. Visi Caroline dan dedikasi tim pengrajin perhiasan Chopard menghadirkan sebuah koleksi yang memberi hormat terhadap sejarah, sekaligus menghembuskan nafas baru melalui sentuhan kontemporer dan modern. Eksibisi koleksi 'Red Carpet' berlangsung seiring pekan mode adibusana Paris hingga 7 Juli mendatang.
(Penulis: Hans Hambali; Foto: Courtesy of Chopard, The Time Place, PT Swisstime Perkasa Internasional @thetimeplace)