Bandung sejak lama menjadi tujuan wisata banyak orang. Bisa untuk menikmati keramaian khas kota kembang, atau justru mencari kedamaian sambil menikmati udara sejuk. Apalagi beranjak sedikit ke atas, di ruas jalan Dr. Setiabudi, yang menawarkan udara pegunungan. Di jalan itulah, tepatnya nomor 430, terlihat bangunan kokoh sebuah hotel baru yang kini menjadi topik pembicaraan. The Gaia Hotel, berdiri di atas 2,3 hektar tanah yang mewah dengan pemandangan lembah dan bukit-bukit hijau yang bisa terpantau dari setiap kamar. Dilengkapi fasilitas standar hotel bintang lima, hotel ini memukau sejak awal memasuki lobi. Tamu akan terpesona oleh pemandangan arsitektur modern dan impresif. Juga untaian 220 lampu antik yang dikumpulkan di Bandung, menjadi instalasi seni Echoes karya Bagus Pandega. Kemewahan lobi dan Echoes ini sudah beredar di berbagai media sosial karena setiap tamu tak akan lupa mengabadikannya.
Kamar Deluxe, Studio, dan Premiere Suite dengan total jumlah 260 kamar, dengan luas 35 meter persegi sampai 105 meter persegi bisa menjadi pilihan beristirahat. Tempat tidur prima dengan sprei berkualitas (400 thread count cotton crisp bed sheet) akan membayar tidur yang selama ini dirasa kurang. Tenteramkan pikiran di kamar yang lengkap fasilitas (termasuk minuman panas dan dingin gratis, hingga hantaran Wedang Jahe atau Jamu segar di malam hari). Atau duduk diam sejenak di teras kamar dengan kemewahan udara segar, menikmati matahari pagi, dan terang bulan di malam hari. Kebutuhan healing bisa dilengkapi dengan berenang di infinity pool 80 meter dengan hiasan instalasi seni Mega Suryalaya karya Erwin Windu Pranata yang memberikan rasa damai. Ke mana pun pandangan, yang terlihat adalah hamparan langit dengan lukisan alam kehijauan di bawahnya. Bisa juga mendaftarkan diri ke kelas yoga di pagi hari, berlokasi di lantai kolam renang dengan suasana dan udara yang sangat segar. Jika healing Anda adalah jogging, panjat tebing, atau bersepeda, di sini pun menyediakan fasilitasnya.
Tak perlu ke luar hotel untuk mencari makanan, karena healing time bisa dilengkapi dengan menikmati hidangan di Semeja Asian Kitchen dan Monomono. Semeja Asian Kitchen adalah tempat sarapan dan juga menyediakan makanan sepanjang hari, termasuk makanan-makanan khas Jawa Barat yang terkenal menerbitkan rindu. Seperti Cireng, Nasi Tug-tug, atau Nasi Kemangi. Sarapan pun bisa mengisi perut kosong dengan makanan khas kota Bandung, seperti Surabi, Soto Bandung, atau Cuankie. Selain tersedia juga sarapan ala hotel bintang lima dengan kualitas terbaik. Salah satunya jus yang dibuat langsung di depan tamu.
Namun yang istimewa adalah Monomono. Menawarkan fusion Nikkei Cuisine perpaduan antara Jepang dan Peru, juga Argentinian Grill. Monomono percaya pada keajaiban yang tak ada habisnya ketika dua hal bersatu. Makan malam di bawah lampu temaram dengan udara sejuk bisa dimulai dengan memesan Ceviche Classico (Chilean Seabass & Tiger's Milk) dan Umami Salad (Cherry Tomatoes, Shimeji Mushroom, Parmesan Cheese, Nori and Sesame Foam). Diikuti Champagnones du Crema Nikkei (Japanese Mushroom Soup with Shrimp Truffle Wonton, Lemon Cream, Dry Seaweed & Aji Chillies Oil). Juga hidangan klasik yang berkesan ini: Chorizo Amarillo Soup (Beef Chorizos, Capsicum, Red Beans, Potatoes & Aroz in herby tomato soup). Jangan lupakan memesan Provoletta (imported Italian cheese, baked and garnished with tomatoes & oreganos), yang dinikmati dengan Lemon Crisp Bun. Banyak orang kembali ke Monomono untuk hidangan ini. Sambil menikmati minuman khas Monomono, seperti Kion (ginger water with peach, vanilla and pineapple juice topped with tonik), atau Teh panas (the Bouguet), makanan utama bisa dipesan. Bisa memilih ayam panggang Arros Con Polo with Corriander Rice, atau Ojo de Bife (Australian Rib Eye with Morado Potato Puree & Chimichurri). Setiap Jumat malam tersedia hidangan istimewa, Cordero de Asado (whole lamb grilled on open fire using wood and natural coal for 7 hours). Akhiri makan malam dengan memesan dessert Churros atau Dulche de Leche. Nikmati malam berlalu pelan sebagai bagian dari proses healing.
Foto: Courtesy of The Gaia Hotel Bandung