Konsep foto pre-wedding menjadi salah satu elemen pelengkap bagi banyak pernikahan. Biasanya foto-foto tersebut dapat digunakan sebagai dekorasi pada acara pernikahan, ada yang dicetak di undangan atau bisa juga dipajang di rumah mempelai.
Begitu banyak pilihan untuk konsep pre-wedding yang kini dapat dilakukan. Salah satu yang cukup menjadi tren saat ini adalah melakukan foto pre-wedding dengan nuansa outdoor. Apalagi memilih suasana di luar Indonesia. Padahal sebetulnya banyak daerah di Indonesia yang begitu memesona. Mungkin ada yang beranggapan bahwa foto di Indonesia itu terlalu mainstream atau bahkan kurang bergengsi. Namun nyatanya, banyak sudut daerah lokal yang masih jarang dijamah dan mampu menjadi latar sempurna pada foto pre-wedding.
Tak hanya itu, sedikit pula calon mempelai yang percaya diri untuk mengenakan wastra, kebaya, atau aksesori adat saat sesi foto di luar ruangan tersebut.
Melihat fenomena foto pre-wedding yang sedang tren di industri tersebut, membuat desainer Didiet Maulana tertarik untuk menghadirkan konsep foto pre-weddingyang menggabungkan unsur tradisi dan modern dalam satu momen untuk dikenang.
Meski menjadi seorang desainer, namun dirinya pun lantang menyuarakan idenya untuk segala konsep yang sesuai dengan karakter kedua calon mempelai.
Kekayaan alam, seni, dan budaya Indonesia, menjadi sumber inspirasi Didiet Maulana. Ia selalu tertarik untuk bereksplorasi. Apalagi ketika ia mendapat klien calon mempelai yang berasal dari budaya berbeda, membuat dirinya semakin semangat untuk merealisasikan semua ide dan kreativitasnya.
Kali ini daerah Indonesia di Jawa Tengah mencuri perhatian. Sebagai seorang desainer yang telah dipercayakan untuk merancang busana pengantin oleh Duwi Satrio dan Della Mihardja, Didiet merangkai segala yang indah untuk kedua pasangan ini. Bahkan untuk mengabadikan foto sebelum hari H pernikahannya tiba pun kedua pasangan ini percayakan kepada sang desainer.
Perbedaan budaya asal kedua pasangan tersebut diangkat menjadi cerita lewat rangkaian busana dan konsep foto pre-wedding.Daerah Lasem di Jawa Tengah menjadi destinasi pemotretan mereka. Lasem dipilih karena merupakan salah satu daerah di mana konsep peranakan tumbuh. Sama seperti Duwi yang berasal dari Yogyakarta dan Della adalah keturunan Tionghoa.
Sinar matahari yang muncul melalui celah pepohonan di daerah Lasem, Jawa Tengah menjadi latar sempurna.
Sementara untuk rancangan busana hingga konsep pemotretan pre-wedding yang mereka percayakan kepada desainer Didiet Maulana, sarat akan filosofi dan elegansi. Sang desainer mempertemukan dua budaya berbeda tersebut dalam komposisi yang sangat harmonis.
"Kami survei ke Lasem sekaligus memilih kain dan memesan kain kepada perajin langsung. Selang beberapa minggu kemudian foto pre-weddingdilakukan di sana. Lokasi beragam mulai dari rumah kuno bekas pabrik tegel, rumah batik Nyah Kiok, rumah batik Lumintu, lapangan pohon Trembesi, Rumah Merah Heritage Lasem menjadi latar sempurna pada sesi pemotretan ini," ujar Didiet Maulana.
Ragam warna memesona seperti merah, putih, dan oranye hadir sebagai koleksi bernuansa peranakan. Ada pula siluet busana chinoiserie tahun 1950-an. Koleksi brokat yang kaya lace dan detail payet, tampil menghiasi kebaya dari koleksi Svarna by Ikat Indonesia.
"Lewat karya saya ini, semoga semakin banyak yang terinspirasi untuk melakukan sesi foto di daerah lokal dibanding ke luar negri," tutup Didiet Maulana.
(Foto: Ellelui Projects)