Berdandan, pergi keluar, dan "mengobrak-abrik" kota dengan sebuah tampilan adalah sebuah pengalaman yang sudah lama didambakan — hobi yang sayangnya dengan keadaan pandemi ini terasa seperti sebuah dongeng belaka. Namun kabar baiknya, rumah mode asal Prancis, Chanel menawarkan pengingat dan secercah harapan untuk malam yang menyenangkan yang tidak hanya melibatkan Netflix dan bersantai. Untuk koleksi musim gugur 2021, direktur artistik Chanel, Virginie Viard mempersembahkan sebuah karya film singkat, yang disutradarai oleh Inez Van Lamsweerde dan Vinoodh Matadin, yang dimulai dengan para model berjalan satu per satu di Rue Princesse in Paris menuju Castel, sebuah klub malam yang intim, di mana mereka berpakaian dengan menawan sebelum melaju di catwalk yang berkilauan dalam busana-busana yang tentunya menginspirasi.
“Saya tidak tahu apakah ini karena masa-masa yang sedang kita lalui sekarang, tapi saya menginginkan sesuatu yang hangat dan hidup,” jelas Virginie ketika ditanya mengenai inspirasi di balik pertunjukannya. "Saya membayangkan para model melakukan pertunjukan untuk diri mereka sendiri, pergi dari kamar ke kamar, bertemu satu sama lain di tangga, membiarkan mantel mereka menumpuk di ruang ganti dan menuju ke lantai berikutnya untuk berganti pakaian."
Yang dipamerkan oleh Virginie adalah sebuah pesta — pesta Chanel — yang selalu berarti pertunjukan yang melintasi batas dan periode waktu (Chanel untuk semua, tentu jika Anda mampu membelinya). Periode disko berfungsi sebagai titik awal bagi Virginie, terutama gaya yang dikenakan di ruang dansa: jumpsuits, mirror ball-esque slips, dan a gold lamé trench. Tak lupa ia juga menginjeksi elemen Nordik seperti rajutan intarsia, rompi shearling, dan sepatu bot berbulu tebal yang menjadi ansambel wajib jika berada di Pegunungan Alpen Swiss ke dalam koleksinya. “Koleksi ini adalah perpaduan dari dua elemen: suasana liburan ski, yang saya suka, dan beberapa inspirasi dari Parisian chic, dari tahun 1970-an hingga sekarang,” jelasnya.
Tampaknya DNA Chanel tetap kuat di bawah kepemimpinan Virginie. Beberapa ansambel khas dari Chanel seperti mantel bouclé, logo double C yang saling terkait, dan prevalensi simbol angka lima (referensi ke wewangian khas karya Chanel) masih dapat kita temukan di koleksi teranyar ini. Namun di sisi lain, di masa jabatannya, Virginie juga membawa hawa baru seperti siluet celana yang lebih longgar, kemudian ada lebih banyak campuran kain (ingat bodysuit renda dengan bahan tweed?), gayadengan nuansa street style yang edgy (juga jangan lupakan beanies Chanel), dan crop top yang tampaknya akan menjadi sesuatu yang abadi. Ada kesederhanaan dan efisiensi yang meresap ke seluruh desain Virginie. Ini adalah penampilan untuk perempuan yang tidak peduli tentang membuat pernyataan, tapi tetap melakukannya. Mereka bersemangat dan berjiwa bebas, dan, tentu saja, mereka suka berpesta.
(Penulis:Barry Samaha; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar US)