Dior Lady Art: Kolaborasi 10 Artis yang Jadi Sebuah Pertalian antara Fashion dan Seni

Lady Dior Art#10 hadir dengan menggandeng 10 seniman internasional untuk menginterpretasikan tas ikonis dalam versi yang baru.

Layout: Aldelin Varissa Yeo; Foto: Courtesy of Dior


Sejak kemunculan tas Lady Dior pada tahun 1995 yang dibawa oleh Lady Diana, Princess of Wales, tas ini langsung masuk dalam jajaran tas ikonis dari rumah mode Dior. Tas yang mudah dikenali berkat gantungan bertuliskan “DIOR” yang khas serta motif cannage dan pola anyaman yang terinspirasi dari kursi Napoléon III di ruang tunggu rumah mode Dior di Avenue Montaigne, Paris ini awalnya diciptakan untuk para tamu undangan Monsieur Dior yang hadir menonton peragaan busana rumah mode tersebut.

BACA JUGA: 9 Surat Cinta Puitis dari Dior Lady Art

Tas yang didambakan banyak wanita ini berhasil melintasi waktu dan tetap hadir di panggung mode. Hubungan fashion dan art memang selalu terjalin dengan erat. Bagi rumah mode yang berdiri sejak tahun 1946, hubungan ini tetap dipertahankan sesuai visi pendirinya, Monsieur Dior yang sebelum menjadi desainer adalah seorang kolektor dan pemilik galeri seni. Oleh sebab itu, pada tahun 2016, rumah mode ini memperpejelas lini visi ini dengan mengundang para seniman untuk menjadikan tas Lady Dior sebagai sebuah objek seni. Para seniman mengungkapkan visi mereka melalui pilihan materi dan imajinasi yang tidak terbatas serta melalui berbagai interpretasi kreatif. Sementara itu, tas Lady Dior sendiri hadir dengan garis minimalisnya yang seolah menjadi kanvas putih yang dapat ditransformasikan secara artistik.

Tahun ini, rumah mode Dior menggelar peluncuran Dior Lady Art #10 di gedung legendarisnya di Avenue Montaigne, Paris sebagai perayaan edisi ulang tahun dengan menggandeng 10 seniman internasional.

Kebebasan penuh diberikan kepada 10 seniman ternama ini untuk menghadirkan interpretasi unik yang memadukan detail, presisi, serta keahlian tangan tingkat tinggi dalam setiap karya mereka. Melalui pendekatan artistik masing-masing, mereka menerjemahkan esensi Lady Dior ke dalam bentuk yang baru dan eksperimental. Deretan seniman internasional yang berpartisipasi antara lain Inès Longevial, Jessica Cannon, Patrick Eugène, Eva Jospin, Ju Ting, Lakwena, Lee Ufan, Sophia Loeb, Marc Quinn, dan Alymamah Rashed.

Foto: Courtesy of Dior

Seperti misalnya, muncul karya seniman wanita dari Prancis, Eva Jospin yang telah berkolaborasi dengan rumah mode ini sejak merancang dekorasi pada show Haute Couture musim gugur/dingin 2021-2022. Dan kali ini, ia menciptakan tas Lady Dior dengan inspirasi pemandangan mimpi dengan hiasan sulaman yang menggambarkan tumbuhan dalam warna-warna subtil.

Foto: Courtesy of Dior

Sedangkan seniman dari Tiongkok, Ju Ting mempersembahakan sebuah gaya seperti sebuah seni kinetik dengan palet warna-warna yang cerah dengan detail yang playful seperti charms "Dior" berbentuk balon.

Foto: Courtesy of Dior

Dalam gaya yang minimalis puitis, seniman Korea Selatan, Lee Ufan menginterpretasikan tas ini dalam tiga model: dengan dihiasi faux fur, kedua dengan miniature fringes, dan ketiga adalah relief dari sulaman dan jahitan tangan. Semua hadir dalam warna monokrom dengan sebuah guratan kecil yang mencuat di tengah tas ini, seperti gaya lukisnya.

Foto: Courtesy of Dior

Alymamah Rashed seniman dari Kuwait, terbiasa untuk mengambil tema tentang identitas, iklim, dan alam melalui sejarah tubuhnya sendiri. Kali ini, ia mengangkat tema alam yang kaya di Pulau Falaka yang ditransformasikan dalam tas Mini Dior dengan detail tampilan pasir, batu karang, dan kerang laut dengan rangkaian bordir yang mengngagumkan. Model kedua, ia ambil dari keindahan bunga dari Kuwait dengan kelopak dalam tiga dimensi dan berhiaskan mutiara. Disematkan pula sebuah puisi tulisan tangan dibagian dalam tas tersebut, sebuah ungkapan puisi yang spesial untuk pemilik tas ini.

Foto: Courtesy of Dior

Pelukis Haiti-Amerika, Patrick Eugène menghiasi tas ini dengan mutiara, sebagai tribute kepada negaranya, Haiti yang menjadi sebuah simbol dari kesucian. Ia kemudian mengombinasikannya dengan rangkaian material seperti kulit, rafia, dan bambu dengan teknik anyaman dan sulaman.

Foto: Courtesy of Dior

Lahir di tahun 1964, Marc Quinn merupakan seniman penting di generasinya. Setelah berpartisipasi untuk Lady Dior Art edisi pertama, ia hadir kembali dengan lima buah tas yang unik di mana ia mengubah sidik jari Monsieur Dior dan tampak mempercantik tas bewarna emas ini. Selain itu ia juga menciptakan beragam desain iris mata dengan bantuan AI untuk menghiasi tas ini.

Dior Lady Art #10 menjadi penegas bahwa karya-karya dari beragam seniman lintas disiplin ini menghadirkan sebuah tantangan keahlian teknik dengan memadukan keunggulan craftmanship dengan imajinasi baru yang unik dari para seniman dari seluruh penjuru dunia.

BACA JUGA:

7 Tas Dior Termahal yang Jadi Incaran Para Kolektor Fashion

Jonathan Anderson Membawa Nuansa Baru Pada Dunia Riasan di Dior

(Penulis: Rizal Halim; Layout: Aldelin Varissa Yeo; Foto: Courtesy of Dior)