Belajar Tentang Kepemimpinan Dari Pemimpin Eksekutif Diana Award, Tessy Ojo

Kepala eksekutif Diana Award perihal pemberdayaan kaum muda untuk mengubah dunia.

Courtesy of BAZAAR UK


Tessy Ojo selalu tahu bahwa dirinya ingin membantu orang lain; Tessy tidak hanya selalu tahu caranya. Setelah mempelajari biokimia di Lagos State University, ia menemukan bahwa prospek karier di dalamnya terlalu sempit, ia kemudian mengubah taktik dan memulai gelarnya di Greenwich University Inggris. Dari sana, ia terjun ke industri teknologi – “ini semakin jauh dari apa yang sebenarnya menjadi passion saya,” ucapnya.

Baca juga: Pelajaran Dalam Kepemimpinan: “Orang yang Sukses Tidak Akan Mengikuti Hal-Hal Umum”

Titik balik dalam pengembangan keahliannya terjadi pada tahun 2000, ketika ia memulai peran sebagai manajer program di sebuah badan amal bernama Education Extra, yang menyediakan klub dan kegiatan di luar jam sekolah untuk kaum muda dari latar belakang yang kurang beruntung. “Pengalaman itu memberi saya keinginan yang kuat guna membantu membangun kesetaraan bagi semua orang untuk berkembang.”

Tessy Ojo bersama Pangeran William selama workshop perihal anti-intimidasi di Birmingham

Keterlibatan pertama Tessy dengan Diana Award, yang awalnya didirikan di bawah naungan Education Extra, ini terjadi lima atau enam tahun kemudian; ia dipilih menjadi manajer bisnis, menetapkan program kerja operasional untuk proyek tersebut.

Dan sekarang ia telah bekerja di organisasi selama lebih dari 16 tahun, termasuk sebagai CEO sejak September 2012. Melanjutkan warisan pelayanan Putri Diana kepada kaum muda, Diana Award memiliki tiga prioritas utama: mengatasi epidemi kesehatan mental dengan meningkatkan ketahanan; meruntuhkan hambatan sosial juga ekonomi yang menentukan peluang hidup anak-anak; dan terakhir, membangun kapasitas kaum muda untuk membentuk layanan yang mereka miliki.

“Itu benar-benar tentang suara dan partisipasi para pemuda,” jelas Tessy tentang goals-nya “Apa yang pada akhirnya ingin kami lakukan adalah mengangkat para pemimpin global di masa yang akan datang.”

Di sini, Tessy menguraikan nasihatnya tentang keterampilan dan kualitas yang diperlukan untuk menjalankan national charity…

1. ANDA HARUS MEMILIKI PASSION DAN EMPATI
"Passion adalah yang terpenting, karena Anda tidak dapat melayani apa yang tidak Anda yakini. Dan Anda harus memiliki empati sehingga dapat mengadvokasi dan menciptakan perubahan dengan cara yang bermakna – Anda harus dapat merasakan posisi orang yang Anda layani."

Courtesy of Instagram @tessyojo

2. PEMIMPIN YANG BAIK MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK BERTAHAN
"Sebagai seorang pemimpin, Anda akan mendapatkan berbagai hal yang seolah dilemparkan ke arah Anda, dan Anda harus mampu memilah-milah; untuk menciptakan sistem yang memungkinkan untuk Anda bertahan hidup.

Tujuan saya adalah membuat batasan dan sering mengomunikasikannya , baik secara internal maupun eksternal, sehingga orang dapat belajar dan menghormati mereka."

3. INTEGRITAS ADALAH HAL YANG SANGAT PENTING
"Terlepas orang melihat atau tidak, kami akan selalu melakukan hal yang benar. Sebagai imbalannya, kami mengharapkan hal yang sama dari orang-orang, kami mengharapkan hal yang sama dari penyandang dana kami, dan kami mengharapkan hal yang sama dari orang-orang yang mengikuti kami di platform sosial.

Kami pernah mengalami saat-saat dimana kami harus menolak uang jika kami tidak merasa nyaman dengan sumber pendapatan tersebut – itu adalah keputusan yang menyakitkan, tetapi itu kembali ke nilai-nilai kami."

4. MERAYAKAN KEMENANGAN
"Saya sangat percaya dalam merayakan keberhasilan. Sebagai charity, Anda memiliki tujuan dan ambisi jangka panjang - mungkin untuk memberantas masalah kesehatan mental, yang tidak akan hilang dalam 10 tahun – sementara itu, Anda dapat membuat kemajuan tersebut dari tahun ke tahun.

Saya percaya untuk mengingatkan orang tentang apa yang telah kita capai, karena jika Anda selalu hanya fokus pada hal-hal besar, Anda mungkin tidak akan pernah memberi tahu publik tentang apa yang Anda lakukan."

Courtesy of Instagram @tessyojo

5. JADILAH DIRI SENDIRI
"Sektor ketiga didominasi oleh kepala eksekutif pria, dan ketika saya memulai peran saya, hampir tidak ada wanita berkulit hitam yang berada di posisi ini. Tinggi saya 182 cm, saya memiliki rambut abu-abu dan saya suka memakai pakaian berwarna mencolok, pada awalnya saya sedikit kesulitan untuk mengetahui standar apa yang harus dipatuhi.

Saya ingat rasanya, seperti titik balik ketika saya melihat video Michelle Obama menari di acara TV [bersama Ellen DeGeneres pada tahun 2015]. Saya berpikir, saya akan pergi untuk menjadi sepertinya, saya akan melakukan tarian yang ia lakukan. Ia semacam memberi inspirasi bagi saya untuk menjadi diri sendiri."

6. JANGAN PERNAH BERHENTI BELAJAR
"Saya akan mengatakan kepada para pemimpin bisnis baru, temukanlah apa yang Anda sukai dan ikuti hasrat tersebut, tetapi ingatlah bahwa hasrat tidak boleh menggantikan penelitian. Pelajari keahlian Anda, dan investasikan itu dalam perkembangan diri Anda."

Baca juga:

Haruskah Anda Meminta Maaf Saat Cuti?

Karlie Kloss Menjelaskan Mengapa Dunia Teknologi Membutuhkan Sosok Wanita

(Penulis: Frances Hedges; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Diah Pithaloka; Foto: Courtesy of BAZAAR UK, Instagram @tessyojo)