Ada yang berbeda di lantai tiga di Art Space:1, Art:1. Ruang pamer tersebut dipenuhi dengan karya istimewa, dibuat dari material kanvas, tampak figur-figur karya seni Renaissance yang tanpa warna, namun mengandalkan permainan kualitas permukaan, cekung dan cembung. Menciptakan rangkaian karya yang mungkin asing namun menarik mata siapapun yang melihatnya.
Adalah Made Wiguna Valasara seniman dibalik 10 karya yang ditampilkan dalam pameran tunggalnya berjudul Lukisan-Lukisan di Art Space:1. Pameran tunggal yang dikuratori oleh Agung Hujatnikajennong ini ingin mempertanyakan apakah semua karya seni yang dituangkan dalam medium kanvas, harus melulu disebut sebagai lukisan. Seperti apa yang ditunjukan oleh karya-karya Valasara, ia sebagai pelukis menghadirkan karya yang tidak konvensional, melainkan sebuah presentasi akan proyeknya yang ideologis, bahwa sebuah seni lukis yang tidak berbentuk lukisan pada umumnya. Keunikan lainnya muncul pada tokoh-tokoh yang digunakan Valasara dalam karyanya, yakni figur seni di Masa Pencerahan yang telah dikenal secara berabad-abad oleh pecinta seni di berbagai belahan dunia.
Pameran tunggal 'Lukisan-Lukisan' dari Made Wiguna Valasara ini, akan berlangsung di Art Space:1, Art:1 sampai akhir November 2015.
(Daniar Cikita. Foto: Courtesy Art:1)