Cerita Pernikahan Atiqah Hasiholan

Pasangan Rio Dewanto dan Atiqah Hasiholan


The Island

Bagi pasangan aktris Atiqah Hasiholah dan aktor Rio Dewanto, acara pernikahan bukanlah ajang unjuk kemewahan melainkan acara yang semestinya berkesan dan dikenang sepanjang masa. Pulau kecil di luar Jakarta menjadi saksi peresmian tali kasih mereka.

(Teks: Muhammad Aziz Foto: Momentochronos / Dok. Atiqah Hasiholan & Rio Dewanto )

Salah satu pesta pernikahan selebriti tahun ini yang mencuri perhatian adalah pernikahan Atiqah Hasiholan dengan Rio Dewanto. Dilangsungkan secara eksklusif dan privat pada tanggal 24 Agustus lalu, hanya ada sekitar 350 undangan dan tertutup untuk media yang hendak meliput. Keduanya sengaja memilih menikah di sebuah pulau kecil dengan konsep acara yang intim, simpel, namun tetap terasa elegan. Pestanya berlangsung di Pulau Kelor, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Mungkin sebagian dari Anda baru pertama kali mendengar Pulau Kelor. Pulau tak berpenghuni ini tertulis di peta bernama Ayer Kelor dekat dengan Pulau Bidadari.

Selama ini orang lebih terpikirkan akan Bali sebagai tempat yang bisa digunakan untuk pernikahan di tepi pantai. Tapi ternyata tidak perlu sejauh itu untuk mencariambience yang pas, karena ternyata Jakarta juga memiliki tempat seperti ini. Dan satu hal yang pasti, tidak perlu memakan waktu lama dalam perjalanan menuju ke Pulau tersebut. Hanya memerlukan waktu 15 menit menyeberang dengan fast boatdari Marina Ancol. "Pertimbangan kami memilih pulau ini ada tiga. Pertama, karena impian kami memang menggelar pernikahan di alam terbuka dan tempat bersejarah. Kedua, kami ingin mengenalkan objek pariwisata menara Martello di Pulau Kelor yang indah ini. Dan (alasan) terakhir, kami ingin pernikahan yang intim dan sederhana," jelas Atiqah.

Proses persiapan acara pernikahan termasuk singkat, sekitar 5 bulan sebelum hari-H. Atiqah dan Rio menginginkan sebuah pernikahan simpel dengan konsepnatural dan earthy. Hal ini jelas berbeda dengan pernikahan selebriti lain yang biasanya terjadi di hotel berbintang atau gedung mewash. Setelah mencari ke beberapa tempat bersejarah, akhirnya mereka menemukan sebuah pulau Kelor di Kepulauan Seribu, tidak begitu jauh dari Dermaga Marina Ancol. Atiqah dan Rio pun akhirnya meminta persetujuan dari pihak-pihak terkait seperti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Daerah Administrasi Kepulauan Seribu, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, dan UPT Taman Arkeologi Onrust. Mereka pun menyambut baik rencana Atiqah dan Rio melangsungkan pernikahan di Pulau Kelor. Karena acara pernikahan ini dianggap bisa membantu meningkatkan Pariwisata di Provinsi DKI Jakarta.

Prosesi akad nikahnya sendiri terjadi di dalam benteng Martello. Menilik dari sejarah, benteng tersebut dahulu kala berfungsi mencegah Portugis masuk ke Sunda Kelapa. Acara ini dilaksanakan pada sore hari sekitar pukul 16.30. Karena dilangsungkan di dalam benteng Martello yang hanya berkapasitas maksimal 20 orang, akad hanya dihadiri oleh keluarga terdekat dekat. Sementara itu, bagi para tamu yang lain bisa melihat seluruh rangkaian acara akad nikah melalui beberapa screendi luar menara Martello. Upacara akad nikah pun berlangsung khidmat sekitar satu jam, berakhir tepat pada saat sunset. Tamu-tamu sengaja diundang sejak sore hari supaya dapat menikmati sunset.

Tamu-tamu acara ini dibawa ke Pulau Kelor menggunakan fast boat. Begitu pula halnya dengan rombongan pengantin pria dan rombongan pengantin wanita yang datang dengan kapal terpisah. Didahului dengan rombongan Rio beserta keluarga yang muncul di dermaga pulau tersebut menggunakan setelan jas dari The Beauty berwarna abu-abu. Kemudian tak beberapa lama, rombongan Atiqah juga tiba di pulau tersebut. Diiringi alunan gitar akustik oleh Bubu, prosesi saat masing-masing mempelai berjalan dari dermaga menuju benteng terlihat menarik. “Terutama pada saat prosesi saya turun dari kapal menuju benteng Martello, wajah Rio sudah menanti di dalam benteng dan para tamu telah hadir menanti disekeliling benteng dan pulau. Semua bercampur aduk. Rasa bahagia, dan haru,” cerita Atiqah. “Saat itulah saya merasa ‘this is it’ moment,” tambahnya sembari tersenyum.

Setelah Rio menempati posisi di meja akad nikah, tak lama kemudian Atiqah pun hadir dengan balutan dress berwarna merah karya Anne Avantie. Warna merah terlihat begitu mendominasi pernikahan dua sejoli di Pulau Kelor ini. Atiqah yang terlihat cantik natural menggunakan gaun berwarna merah dan si tampan Rio Dewanto yang menggunakan setelan jas dengan bunga dan dari berwarna merah. Mengapa merah? “Pemilihan warna merah karena menyesuaikan dengan lokasi pernikahan,” cerita Atiqah. Pulau yang kecil mengharuskan penggunaan dresscodebagi para tamu, dan pilihan dresscode warna putih adalah pilihan yang tepat agar lebih selaras dengan keindahan warna pasir putih di pinggir pantai. Karena alasan itulah, maka Atiqah memilih warna merah dan bukan putih (warna yang kerap dipilih oleh pengantin wanita). “Terdapat beberapa pilihan warna ‘kuat’ supaya tidak kalah oleh dengan warna batu bata pada benteng, namun akhirnya saya memilih warna merah,” jelas Atiqah. Desainer Anne Avantie terpilih sebagai desainernya. Selain karena sosok Atiqah memang menjadi musedari Anne Avantie, sang aktris yakin bahwa Anne dapat memberikan sesuatu yang berbeda, dan hal itu terbukti. “Saya menggunakan kalung pemberian dari Ibu saya, yang rencananya akan saya teruskan pada anak cucu dan seterusnya kelak untuk dikenakan pada hari pernikahan mereka,” sambung Atiqah.

Setelah itu, pesta dilanjutkan dengan acara syukuran dimana para tamu dimanjakan oleh penampilan beberapa pengisi acara seperti B3, pertunjukan teater yang unik dari Rifnu Wikana dan Lola, kemudian persembahan dari Bonita, yang merupakan hadiah kejutan dari Atiqah untuk Rio. Para tamu juga menikmati hidangan yang disajikan oleh ElGaucho Restaurant. Terdapat pula acara Mangulosi, acara ini adalah acara khas adat Batak yang merupakan symbol dari kehangatan atau menghangatkan. Mangulosi merupakan salah satu tradisi suku Batak. Dalam tradisi adat ini dilakukan proses pengalungan kain ulos sebagai simbol pemberian berkat dan perlindungan. Atiqah dan Rio menikah dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas seberat 8,2 kg. Sejumlah keluarga dekat dan selebriti seperti Nola, Widi, Cintya Lamusu, Surya Saputra, Dwi Sasono, Marcelino Lefrandt terlihat hadir. Mereka pun ikut memberikan selamat kepada Atiqah dan Rio melalui jejaring sosial. Ada pula acara potong kue pengantin dari Timothy cake, saling suap, dan tradisi lempar bouquetbunga.

Karakter kue pengantin diakui oleh Timothy, pembuat kuenya, dipesan sesuai yang diinginkan Atiqah yakni sederhana dan dominan warna off white. Dibuat lima susun, bagian dasarnya menggambarkan nuansa dasar laut dengan batu karang, bagian atasnya hiasan batu bata, dan bagian menjuntai adalah warna hijau lumut. Bagian atas sengaja dipilih bunga anggrek bulan warna putih, bunga ini dipilih karena bunga liar yang tumbuh di alam bebas. Sekitar pukul 8.00 malam, kedua pengantin meninggalkan pulau Kelor menuju kembali ke Ancol untuk melakukan press conference, bersama dengan letupan kembang api yang diluncurkan dari Pulau Bidadari pun mengiringi kepergian kapal mereka.

Ingin melihat foto-foto menarik pernikahan mereka dan pernikahan pilihan lainnya? Baca selengkapnya di Harper's Bazaar Wedding Ideas edisi November 2013.