Dari aldehida beraroma lembut hingga amber yang spicy, sejarah wewangian ditandai oleh momen-momen berani penuh transformasi. Setiap aroma menceritakan kisah tentang perubahan sosial, inovasi ilmiah, atau dampak budaya. Bazaar menyoroti sepuluh parfum yang berhasil menulis ulang aturan dalam dunia wewangian. Nama-nama ini dikenal di seluruh dunia karena membawa budaya wewangian lebih dekat kepada perempuan, menggeser parfum dari sekadar barang mewah menjadi pengalaman yang dapat dinikmati banyak orang.
BACA JUGA: 12 Parfum Wanita yang Meninggalkan Jejak dengan Aroma Tahan Lama
Baik melalui peluncuran keluarga aroma baru, upaya mendemokratisasi parfum, maupun pengenalan molekul sintetis yang inovatif, masing-masing wewangian ini telah mengubah lanskap industri kecantikan.
Berikut 8 parfum ikonis yang berperan besar dalam membentuk sejarah:
1. Estée Lauder Youth Dew
Ketika Youth Dew diluncurkan pada tahun 1953 sebagai perfumed bath oil yang juga berfungsi sebagai parfum, Estée Lauder memecahkan pakem lama yang mendorong perempuan untuk membeli wewangian bagi diri mereka sendiri alih-alih menunggu hadiah dari orang lain. Komposisinya yang hangat dan spicy dengan sentuhan amber-oriental membuka jalan bagi parfum-parfum bernuansa amber di tahun-tahun berikutnya, seperti Opium dan lainnya. Dalam banyak hal, parfum ini mendemokratisasi wewangian dan menempatkannya kembali sebagai bentuk kemewahan sehari-hari. Estée Lauder juga memperkenalkan konsep gifts with purchase, menjadikannya sosok visioner, sementara bath oil ciptaannya kini telah banyak ditiru oleh berbagai merek dan pembuat parfum di seluruh dunia.
2. Mugler Angel
Diluncurkan pada tahun 1992, Angel sering disebut sebagai parfum gourmand modern pertama dengan aroma yang “terasa” semanis baunya dengan perpaduan praline, karamel, buah beri merah, dan patchouli. Keberaniannya sempat memecah pendapat, namun kesuksesannya membuktikan bahwa ada ruang besar bagi parfum manis yang tak konvensional. Angel memperluas batasan tentang seperti apa “parfum mewah” seharusnya beraroma dan menginspirasi tak terhitung banyaknya penerus dalam kategori gourmand. Kini, dunia wewangian dipenuhi oleh aroma manis menggoda dan semua jejaknya berujung kembali pada Angel.
3. Guerlain Shalimar
Pertama kali dirilis pada tahun 1925 oleh Jacques Guerlain, Shalimar menjadi tonggak sejarah dunia parfum dengan perpaduan bergamot, vanila, dupa, dan iris dalam harmoni yang memancarkan sensualitas lembut. Parfum ini melahirkan kategori baru dan menginspirasi banyak rumah mode untuk mengeksplorasi komposisi kaya amber dan resin. Hampir seabad kemudian, Shalimar tetap menjadi sumber inspirasi bagi generasi perempuan modern. Versi terbarunya, Shalimar L’Essence yang diciptakan oleh Delphine Jelk merupakan interpretasi penuh kasih terhadap keberanian teknis Jacques dengan dosis vanila yang melimpah, kini diperbarui menggunakan vanila organik modern sesuai dengan pendekatan orisinal Guerlain. Inilah Shalimar yang lahir dari semangat masa kini.
4. Chanel No. 5 Eau de Parfum
Mungkin parfum paling terkenal dalam sejarah modern, Chanel No. 5 (1921) memadukan aldehida dan aroma bunga dengan cara yang terasa radikal, nyaris abstrak. Keanggunan geometris, kemurnian, dan kesegeraannya membantu menetapkan konsep “signature scent” bagi wanita sekaligus menjadikannya ikon komersial dan kultural di dunia parfum. Ketahanannya hingga kini membuktikan bahwa kompleksitas dan kesederhanaan dapat berpadu dengan harmonis.
5. Calvin Klein Calvin Klein CK One Eau De Toilette
Saat Calvin Klein meluncurkan CK One pada tahun 1994, dunia parfum seolah dibalik sepenuhnya berkat konsepnya yang benar-benar uniseks yang segar, minimalis, dan transparan. Parfum ini mencerminkan semangat era ‘90-an yang identik dengan androgini dan fluiditas gender, membuktikan bahwa aroma tidak harus dipisahkan secara kaku berdasarkan jenis kelamin atau dimaknai secara sensual. Gagasan bahwa satu wewangian dapat dikenakan oleh siapa saja menjadi terobosan besar dalam desain dan pemasaran parfum. “Ketika CK One dirilis, rasanya seperti pengakuan atas generasi saya: keren, sederhana, tanpa gender, dengan sentuhan gaya hidup cepat (oh, Kate Moss!) dan profil aroma yang ringan namun memikat, baik di teman maupun orang yang saya sukai,” ungkap Saskia Wilson-Browne selaku Pendiri Institute for Art and Olfaction.
6. Dior J'adore
Diperkenalkan pada tahun 1999, J’adore menghadirkan kemewahan floral melalui perpaduan ylang-ylang, melati, mawar, dan anggrek. Alih-alih mengejutkan, parfum ini menandai kembalinya ke esensi keanggunan klasik namun diperbarui untuk milenium baru. J’adore membuktikan bahwa sebuah rumah mode mewah dapat memperbarui DNA klasiknya sambil tetap memikat generasi muda dan audiens global: sosok Miss Dior yang identik dengan komposisi floral chypre pun bergeser, memberi ruang bagi J’adore dengan buket buah yang kaya dan feminin.
7. YSL Opium
Ketika Opium diluncurkan pada tahun 1977, parfum ini tampil penuh drama dengan sentuhan rempah, aroma asap, amber, dan nuansa eksotis yang kuat. Parfum ini kemudian menjadi simbol dari kemewahan dan kelebihan era 1980-an, mencerminkan semangat power dressing dan menunjukkan bahwa parfum dapat seprovokatif dan seartistik busana. Iklan-iklannya yang sensasional pun terus dikenang dan dijadikan referensi hingga kini. Seiring waktu, Opium mengajarkan para perancang parfum cara menyeimbangkan keberanian dengan keharuman yang tetap mudah dipakai, sekaligus meneguhkan posisi parfum beraroma amber sebagai arus utama. Opium diciptakan untuk perempuan pemberani dan rupanya, keberanian itu selalu ada dalam diri setiap perempuan.
8. Elizabeth Taylor White Diamonds
Meskipun parfum selebritas sudah ada sebelumnya, White Diamonds (1991) membuktikan bahwa nama seorang bintang dapat berkembang menjadi sebuah kerajaan wewangian dan bukan sekadar kolaborasi sekali rilis. Parfum ini memperkuat gagasan bahwa seorang selebritas bisa memiliki aroma ikonis yang bertahan lama, bukan hanya proyek pribadi sementara. Kesuksesannya mengubah cara merek memandang lisensi, branding, dan parfum sebagai bagian dari strategi gaya hidup. Karya ini bahkan masuk dalam Fragrance Foundation’s Hall of Fame berkat pengaruh besarnya terhadap industri dan cara orang di seluruh dunia memahami keharuman. Adapun aromanya kini dianggap klasik: kombinasi aldehida, lily, tuberose, patchouli, amber, dan oakmoss menghasilkan profil yang sejak itu menjadi inspirasi bagi banyak parfum modern.
BACA JUGA:
10 Rekomendasi Parfum Aroma Manis dan Segar untuk Wanita yang Tahan Lama
Simak Panduan Mix Parfum yang Enak untuk Wanita
(Penulis: Arabelle Sicardi; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Amadea Saskia Putri; Foto: Courtesy of BAZAAR US)