Keanekaragaman budaya merupakan kekuatan dan spesialisasi dari suatu negara. Indonesia merupakan negara yang terdiri atas beragam budaya dan untuk mempertahankan esensi dari suatu budaya, tentu diperlukan wadah bagi para pelaku budaya untuk mengekspresikan diri. Maka dari itu, pada tahun 2018 lalu, Kongres Kebudayaan Indonesia mengadakan acara Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai ruang dialog dan juga ekspresi pemajuan kebudayaan dengan melibatkan semua golongan dan kebudayaan, baik dari desa hingga ibukota.
Pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia setahun belakangan ini tidak menjadi alasan untuk acara yang esensial ini berhenti digelar. Seperti tahun sebelumnya, acara PKN 2021 ini tetap dilaksanakan, namun secara daring.
Mengusung tema “Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan”, PKN tahun ini berupaya untuk menjawab problematika gaya hidup yang kian merebak hingga kini dan juga mengajak masyarakat agar dapat kembali ke jati diri bangsa dan dapat memberdayakan kebudayaan bangsa sebagai suatu aset.
“Tema ini berupaya untuk menjawab problem utama hari ini, yaitu problem gaya hidup.” Ucap Hilmar Farid selaku Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud-Ristek
Bicara tentang gaya hidup, hal ini erat kaitannya dengan pola konsumsi. Pola konsumsi kita yang dirasa berlebihan berdampak pada pola produksi yang tidak berkelanjutan. Maka dari itu, perhelatan PKN tahun ini menjadikan kearifan lokal sebagai akar dari ketahanan budaya.
Menurut Hilmar, untuk sampai pada tujuan dari helatan tahun ini, program ini disusun berdasarkan ketiga hal fundamental dalam kehidupan masyarakat yang terdiri atas Sandang, Pangan dan Papan.
“PKN 2021 kali ini disusun berdasarkan program pada sandang, pangan, dan papan, sebagai hal fundamental dalam kehidupan masyarakat,” tutur Hilmar Farid pada peluncuran PKN 2021 secara daring, Senin (25/10/2021).
Terpilihnya tema dan tujuan dari gelaran budaya terbesar di Nusantara ini juga telah melalui persiapan yang matang melalui diskusi terpumpun dengan pakar-pakar pada bidangnya seperti Samuel Wattimena di sektor Sandang, Helianti Hilman dari sektor Pangan, dan Gregorius Antar Awal untuk sektor Papan. Ketiga subtema tersebut dikemas pada program-program berupa kompetisi, konferensi, pameran, lokakarya, pergelaran dan juga Pekan Kebudayaan Daerah.
Lebih lanjut, Hilmar Farid juga menerangkan bagaimana budaya memainkan peran penting untuk mengusung perubahan pada gaya hidup berkelanjutan yang ingin dicapai helatan ini.
“Kebudayaan bisa jadi pandu menuju Normal Baru. Kebudayaan Nusantara telah dihasilkan lewat praktik sosial selama ribuan tahun dan terbukti membuat kita bertahan hingga hari ini. Ke sana kita perlu menengok untuk mencari jalan keluar dari dilema hari ini,” terang sang Direktur Jenderal Kebudayaan.
Selain itu, untuk menambah keseruan, acara yang dibuka oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim ini juga akan dimeriahkan oleh budayawan, aktor, seniman dan juga sutradara film. Beberapa diantaranya adalah Riri Reza, Pritagita, Hanung Bramantyo, Adrianto Sinaga hingga Jay Subyakto.
Selain itu, deretan musisi tanah air seperti Reza Artamevia, Slank, Titi DJ, Godbless, Fourtwnty, Kikan serta Ndah n Rhesa dipastikan akan tampil memberi kejutan pada acara virtual ini. Adapun acara akan dilangsungkan dari tanggal 19 November hingga 26 November 2021 mendatang dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia melalui kanal budaya Indonesiana TV di Indihome saluran 200 (SD) dan 916 (HD), laman web PKN.id, dan juga kanal YouTube Budaya Saya. Selain itu untuk kegiatan pembukaan dan penutupan dapat diakses langsung melalui TVRI.
Baca juga :
Seniman Lintas Genre Dari Nusantara Bekerja Sama untuk Menghasilkan Lampu yang Estetis
Museum MACAN Bicarakan Tentang NFT Art, Apakah Hal Tersebut Menjadi Salah Satu Programnya?
(Penulis : Jeslin L. Tang, Courtesy of Youtube Budaya Saya, Instagram @ti2dj, @slankdotcom)