Louis Vuitton kembali menjadi perbincangan setelah memamerkan koleksi teranyar untuk musim semi 2021 mendatang dengan cara yang tak terduga.
Menggunakan teknologi kamera dengan putaran 360 derajat dan teknik green screen interaktif, seketika setiap hadirin di lokasi pergelaran maupun para penonton show virtual disajikan visualisasi yang menakjubkan.
klik di sini untuk melihat show virtual dari LV.
Setelah sebelumnya Nicolas mengusung stationery journey sebagai tema untuk koleksi Cruise 2021-nya yang didirikan di tengah suasana karantina, kali ini Nicolas memilih untuk menelusuri celah antara busana pria dan wanita. Yang kemudian ia tuangkan ke sebuah koleksi yang menyajikan pakaian untuk pria dan wanita tanpa adanya batasan konsep gender. Kebebasan berekspresi dan tak adanya doktrin yang berpihak ke satu gender saja menjadi landasan desain Nicolas yang merasa tertarik untuk tenggelam di antaranya.
Simak sesi tanya jawab eksklusif bersama Nicolas Ghesquiere, Direktur Kreatif Louis Vuitton yang mengisahkan proses dirinya mengumpulkan koleksi musim semi 2021-nya di bawah ini.
Apa inspirasi di balik koleksi ini?
Nicolas Ghesquière (NG): Lebih dari sebatas inspirasi, ini adalah bentuk pertanyaan signifikan untuk konsep gender. Kami mengulik lebih dalam ide di mana wanita merasa lebih kuat saat memadankan busana maskulin. Lalu, apa celah antara kategori busana feminin dan maskulin? Celah ini terus bertumbuh dan semakin berubah. Kami mendefinisikan tipe busana yang hidup di dalam zona non-binary dan sangat menarik untuk dipertimbangkan. Apa itu busana non-binary? Tentu, merupakan tugas seorang desainer untuk bisa menawarkan perspektif mereka terhadap hal ini.
Apa yang membuat koleksi ini tampak distingtif?
NG: Dengan mengolahnya secara murni, bisa saja dalam bentuk struktur jaket yang berada di antara garis desain feminan dan maskulin. Atau salah satu contoh lainnya, T-shirt dress yang hadir di rangkaian akhir presentasi. Mereka bisa saja dalam bentuk gaun, tetapi bisa juga dalam format kaus kebesaran yang biasa dipakai oleh para pemain skateboard untuk dikenakan di atas celana pendek, atau sesuatu yang dikenakan oleh atlet basket. Kain dengan efek pendar untuk ilusi gerak saat dipakai, itu semua saling mempengaruhi. Dapat dikatakan layaknya perubahan kulit pada bunglon.
Apakah ini gaya baru?
NG: Saya melihat kembali ke hal yang saya sukai, yang kemudian menjadi ciri khas karya-karya saya sepanjang karier sebagai desainer. Kombinasi gaya hybrid, kumpulan patchworks dari beberapa material sekaligus.
Bagaimana cara menggabungkan hal sartorial dengan hal lain, meleburkannya, dan menginjeksikannya pada tampilan. Jika Anda mengambil istilah kuat seperti gender-fluid dan mengaplikasikannya di dunia mode, rata-rata hal itu diterjemahkan lewat pemilihan siluet fluid yang dapat bergerak dalam harmoni saat dikenakan di tubuh.
Ketika busana dapat menjadi perdebatan yang menentukan apa yang harus dikenakan oleh pria atau wanita. Bagaimana kita bisa menentukan gender seseorang hanya berdasarkan dari pakaian yang mereka kenakan.
Saya sangat kagum saat mendengar sebuah berita tentang murid di Inggris yang pada saat itu merasa kepanasan, para murid lelakinya lalu memilih mengenakan rok lipit milik para murid perempuan di sebuah gerakan protes.
Hal itu menandakan betapa masyarakat terus berevolusi lebih cepat dibandingkan protokol. Tentu, kumpulan orang yang melakukan hal tersebut biasanya menganggap diri mereka non-binary. Tetapi nyatanya, semakin banyak orang yang nyaman mengenakan pakaian yang tidak selalu sesuai dengan gender mereka, sungguh menarik dan semakin membuka banyak kesempatan kreatif di dunia mode. Jika dahulu, kita suka mengotak-ngotakkan manusia berdasarkan satu gender saja, hari ini, ada zona netral yang tidak berada di dalam kategori apapun.
Dapatkah Anda mendeskripsikan apa itu zona netral?
NG: Bagaimana kalau ternyata menjadi netral sungguh menyenangkan hati? Menjadi netral dapat dianggap radikal. Karena dengan menjadi netral kita dapat merasa lebih powerful, ekstrim, dan ekspresif. Ini merupakan gerakan penuh kebangkitan. Di beberapa model, imbuhan motif dengan kata-kata positif, seperti "vote", "stand", dan "sprint". Saya ingin menerjemahkan kata itu dengan energik, kuat, dan berani lewat koleksi saya. Karena, kita semua membutuhkannya saat ini.
Anda menampilkan koleksi di tengah keadaan yang banyak membatasi gerak, yang mana mayoritas komunitas mode internasional tidak bisa menghadiri pergelaran Anda. Bagaimana Anda mempersembahkan koleksi Anda?
NG: Kami menggelar pergelaran di bawah atap kaca La Samaritaine, sebuah tempat simbolik di tengah lokasi prestisius kota Paris, di lantai atas yang dikelilingi lukisan dinding berupa burung merak.
Lukisan beraliran Art Nouveau yang super besar tersebut, ditemukan lalu dipulihkan kembali selama proses renovasi, yang merepresentasikan kekuatan, kekuatan untuk terus melanjutkan hidup. Sementara itu, pengalaman fisik dari presentasi akan berbeda dibanding versi digital.
Setiap tamu hadirin akan dikelilingi oleh green screen, yang biasa digunakan untuk pembuatan film sebagai alat mengintegrasikan efek khusus. Lalu, para penonton online akan mendapatkan pengalaman berbeda, lebih mengarah ke konsep interaktif bagi mereka yang belum bisa bepergian.
Saat para tamu dapat mengarahkan kamera dan berinteraksi dengan pergelaran ini, menciptakan perspektif sesuai keinginan mereka, para tamu online dapat melihat set spesial yang diberi latar belakang beberapa adegan dari film Wings of Desire arahan Wim Wenders, yang mengisahkan cerita malaikat tanpa jenis kelamin, yang memilih untuk memperkaya pengalaman hidup, dan mengedepankan kekuatan cinta.
(FOTO: Courtesy of Instagram.com/@louisvuitton & Louis Vuitton)