The Good Life



VINCE CAMUTO dan istrinya LOUISE membuka pintu rumah mereka yang mewah dan megah bagaikan istana kerajaan.
Oleh SARAH CRISTOBAL
Fotografi oleh CHRISTOPHER STURMAN

Ketika Vince Camuto memutuskan untuk pindah dari New York ke daerah country di tahun 1984, ia melakukan hal yang layaknya dilakukan oleh para hartawan terpandang, yaitu mencari rumah di daerah Greenwhich, Connecticut. Saat itu ia masih menjabat sebagai Creative Director sekaligus pendiri brand Nine West enam tahun yang lalu. Agen real estate-nya sangat kagum akan kesuksesannya. “Dia tahu kalau saya ini adalah semacam tangkapan besar,” canda Vince sembari berdiri di terasnya. “Kami melihat setiap rumah yang ditawarkan dan akhirnya agen rumah saya berkata ‘Masih ada satu rumah lagi (yang bisa kita lihat), namun saya tidak yakin Anda akan menyukainya’.”

Rumah tersebut terkesan sangat kolosal namun sangat tidak terpelihara dan perlu renovasi yang sangat banyak. Namun bagi Vince ini bagaikan berlian di antara bebatuan. Setelah beberapa dekade diperbaiki, maka rumah ini menjadi impian para pencinta gaya Renaissance di Chateu Ridge, di mana kini Vince menikmati hidup bersama sang istri Louise yang asal Swedia, bersama putranya yang berusia delapan tahun bernama Philip.

Di awal kariernya, ia bekerja sebagai salah satu pegawai sebuah toko sepatu di Fifth Avenue, bagian complaint division. Vince bekerja dengan sangat rajin untuk mentransformasi tempat tinggalnya. Saat ini ia menjabat sebagai CEO dari Camuto Group, kerajaan industri fashion yang memproduksi pakaian jadi dan sepatu untuk perusahaan retail seperti Tory Burch dan perusahaan sepatu miliknya sendiri, termasuk lini VC Signature yang menawarkan sepatu-sepatu bergaya high end.

Memasuki Chateu Ridge seperti memasuki sebuah museum. Sembari bercanda Vince sering menyebut dirinya seorang ahli sejarah dan arsitek yang frustasi. Keluarga Camuto memang pengoleksi barang antik sejati seperti halnya mereka memiliki beberapa perlengkapan rumah dari abad 17 maupun 18. Hampir semua ruangan memiliki tema yang berbeda. Ruangan English Room namanya diambil dari favorit kerajaan Grinling Gibbons, yang pahatannya bisa terlihat di St Paul’s Cathedral di London. Ruangan tersebut juga memiliki sofa dan beberapa kursi dari abad 18 dan meja antik yang dibeli dari Paris. Ruang makan yang terasa sekali seperti replika gaya Andrea Mantegna Fresco dari abad 15 yang mereka lihat di Manua, Italia, dalam skala yang lebih kecil. Dibutuhkan waktu empat tahun untuk menyempurnakan ruangan ini. Ruang favorit Louise adalah Constellation Room yang memiliki langit-langit yang terbuat dari material fibre optic light yang bisa merefleksikan cahaya bintang dari langit. “Sangat menakjubkan melihat cahayanya di malam hari,” ujar Louise.

Pasangan ini telah bersama selama 12 tahun. Sejak Vince merilis lini sepatu Vince Camuto, lini tersebut berkembang pesat termasuk memproduksi baju, perhiasan, kacamata dan parfum. Louise menjabat sebagai Creative Director dan dekorator untuk kantor perusahaan, showroom di Manhattan dan beberapa toko di New York (tepatnya di Grand Central Station dan sebentar lagi di SoHo). Itulah kisah dongeng romantis tentang fashion, furnishing yang terus berkembang. “Cara berpikir kami serupa dan kami saling menyempurnakan satu sama lain,” ujar Vince. “Itu adalah hal yang paling penting.”

Hair: Jordan M for Bumble and Bumble, Makeup: Fabiola, Propstyling: Chelse Maruskin.