Momen yang dinanti pun akhirnya tiba, ketika insan kreatif bangsa bersatu mempersembahkan karya yang secara kental menampilkan warna-warni Indonesia di atas panggung musik dan mode. Stella Mailoa merangkumnya untuk Anda. Fotografi oleh Tim fotografer MRA Media.
Lantunan musik keroncong dengan nada-nada minor yang dikemas modern dengan sentuhan alat-alat musik kontemporer, mengiringi ayunan langkah para model di atas panggung pagelaran Bazaar Fashion Celebration Langgam Tiga Hati. Rasa bangga terpancar pula dari raut wajah mereka, dan penyebabnya adalah busana dengan craftmanship tingkat tinggi buah karya asli anak Indonesia yang mereka bawakan. Malam itu, lebih dari 2.000 tamu berkumpul seraya merayakan kekayaan dan keragaman Indonesia yang kali ini diwujudkan melalui musik dan mode. Keroncong yang asli Indonesia dipilih sebagai musik untuk bersanding dengan karya tiga desainer yaitu Eddy Betty, Ghea Panggabean, dan Obin Komara.
Dipersembahkan oleh Sariayu dan BCA Prioritas yang juga dikenal memiliki perhatian besar terhadap kemajuan budaya Indonesia, Bazaar Fashion Celebration Langgam Tiga Hati juga turut didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya, The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place, dan Pacific Place Jakarta. Malam ini juga menjadi malam amal di mana sebagian dari hasil penjualan tiket pagelaran disumbangkan kepada Yayasan Penyantun Anak Asma Indonesia dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia.
Panggung berbentuk tanda silang serba hitam dengan kubah di tengahnya, karya Art Director Jay Subijakto menyambut tamu yang memasuki area pagelaran busana. Susunan kursi di keempat arah dirancang untuk memberikan sudut pandang yang dekat sehingga koleksi busana yang kaya detail dari masing-masing desainer dapat dinikmati secara maksimal.
Peluncuran tren warna 2012 dari Sariayu yang sejak 24 tahun lalu konsisten mengusung tema tren warna yang terinspirasi dari kekayaan alam beragam daerah di Indonesia mengawali pertunjukan. Kali ini giliran etnika Nusa Tenggara yang ditranslasikan ke dalam rangkaian warna kosmetik terbaru Sariayu, yaitu koleksi Bena dan Kelimutu. Pertunjukan model dan tarian yang mengenakan busana karya Deden Siswanto ini kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari para pendukung acara, yaitu Dr. Martha Tilaar founder Sariayu Martha Tilaar, Adrianus Wagimin dari BCA Prioritas, dan Ria Lirungan, Editor in Chief Harper’s Bazaar Indonesia, yang mengekspresikan salah satu misi Bazaar yang selalu menjunjung tinggi warisan budaya bangsa. “Pagelaran Bazaar Fashion Concerto Tanah Air beberapa waktu lalu adalah salah satu bentuk ekspresi penghargaan kami pada akar budaya bangsa. Kami ingin menunjukkan konsistensi kami melalui pagelaran ini, yang mengangkat keroncong sebagai nafasnya,” jelasnya.
Saat seluruh lampu dipadamkan, pagelaran pun dimulai. Empat penyanyi cilik pemeran Musikal Laskar Pelangi, yaitu Christoffer Nelwan, Hilmi Faturahman, Kanya, dan Sheila Hasto, berjalan keluar diiringi dentuman musik berirama playful. Lagu Pasar Gambir mengawali pagelaran koleksi busana edbe, lini kedua dari perancang Eddy Betty yang menampilkan gubahan batik Kudus asuhan Djarum Bakti Budaya, dalam palet warna terang dan potongan asimetris.
Koleksi Ghea Panggabean yang terbagi dalam tiga sequence perlahan membangun suasana panggung menjadi semakin dramatis, didukung oleh aransemen musik Erwin Gutawa yang dilantunkan dari dalam kubah di tengah-tengah panggung. Kali ini ditemani oleh Bunga Citra Lestari yang juga menyanyikan lagu-lagu pop dalam aransemen keroncong. Kisah hidup tragis Oei Hui Lan, putri raja gula Asia Tenggara dari Semarang menjadi cerita yang diangkat oleh Ghea ke dalam kreasinya. Hasilnya, kreasi bergaris desain Oriental dibalut stage act yang ikut membangun emosi penonton.
Masih terkagum-kagum dengan dua persembahan awal, pencinta fashion Tanah Air kembali dipukau dengan suguhan karya “tukang kain” Obin Komara untuk rumah kainnya, BINhouse. Warna-warna terang kembali bermunculan di atas panggung dari lembaran demi lembaran kain yang menujukkan craftmanship yang luar biasa dan kejeniusan dalam detail. Giliran Sammy Simorangkir menaklukkan tantangan menyanyikan lagu keroncong klasik berjudul Bengawan Solo yang dibawakan dengan aransemen yang lebih pop.
Lain lagi dengan Eddy Betty yang kembali ke panggung menghadirkan kebaya modern kaya imajinasi. Ikon couture Elizabeth Taylor yang hendak menghadiri sebuah opera keroncong di suatu musim dingin di Eropa menjadi khayalan yang memotori koleksinya. Oleh karena itu, jaket fur banyak terlihat membalut tubuh model-model. Salah satu highlight-nya adalah penampilan model yang tengah hamil tua, ikut memeragakan salah satu kebaya modern Eddy Betty. Tak lengkap rasanya jika penyanyi keroncong tidak tampil pada malam ini. Jika pada tahun 2008 Bazaar Fashion Concerto menampilkan Waljinah, maka pada pagelaran ini Sundari Soekotjo memukau penonton dengan penampilannya yang karismatik. Dan di sinilah kepiawaian Erwin Gutawa semakin terpancar, ketika lagu klasik yang sangat ikonis Nella Fantasia oleh Sarah Brightman digubahnya dalam irama keroncong, dan dibawakan dengan nyaris sempurna oleh Sundari Soekotjo.
Setelah itu, gemuruh tepuk tangan dan riuh apresiasi penonton menggema di dalam grand ballroom The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place mengiringi finale seluruh koleksi yang menandakan berakhirnya Bazaar Fashion Celebration Langgam Tiga Hati. Harper’s Bazaar Indonesia sebagai media cetak yang mengusung fashion sebagai pilar utamanya tetap berkomitmen menghadirkan karya yang indah dan up to date. Satu lagi bukti nyata bahwa kejeniusan lokal, sejarah, dan budaya Indonesia bisa diadaptasi dan relevan dengan selera masa kini. ?