Jika resolusi Tahun Baru Anda adalah membaca lebih banyak fiksi, 2025 menawarkan beragam pilihan menarik. Ada karya-karya besar yang sangat dinanti, seperti Dream Count dari Chimamanda Ngozi Adichie dan novel terbaru pemenang Pulitzer, Han Kang, We Do Not Part, serta karya-karya imajinatif penuh warna seperti The Dream Hotel oleh Laila Lamani dan Blob yang cerdas dari novelis baru Maggie Su.
BACA JUGA:Buku Pilihan Bazaar: The Most Famous Girl in the World oleh Iman Hariri-Kia
Tahun ini juga menyuguhkan debut-debut yang memukau, seperti Great Black Hope karya Rob Franklin yang menghibur dan mendalam tentang ras dan privilege, The Usual Desire to Kill karya Camilla Barnes yang penuh humor, serta prosa tajam dalam It Comes from the River oleh Rachel Bower.
Bagi Anda yang mencari bacaan singkat namun berbobot, dua koleksi baru yang tak boleh dilewatkan datang dari ahli cerita pendek, Curtis Sittenfeld, dan debut fiksi dari jurnalis ternama Funmi Fetto.
Happy reading!
1. The Dream Hotel, Laila Lalami
Novel yang sangat dinanti ini hadir dari pemikiran Laila Lalami, finalis Pulitzer Prize dan National Book Award. Sebuah karya fiksi ilmiah yang cerdas dan penuh kejutan, menawarkan refleksi yang sangat relevan tentang kebebasan dan privasi dalam dunia yang semakin dipengaruhi oleh teknologi.
2. Blob: A Love Story, Maggie Su
Dengan premis yang absurd seorang wanita muda yang berusaha mengubah blob yang sadar menjadi pria sempurna karya debut ini hadir dengan kejutan yang tak terduga, penuh emosi, dan imajinasi liar, memperkenalkan talenta baru yang sangat orisinal.
3. It Comes from the River, Rachel Bower
Dengan kisah yang penuh ketegangan dan memikat, novel debut Rachel ini mengangkat tema ketahanan, kekerasan, dan kekuatan solidaritas perempuan, menceritakan perjalanan tiga wanita di Inggris utara yang terhubung oleh legenda misterius dari daerah tersebut.
4. Pig, Matilde Pratesi
Persahabatan perempuan yang toxic, gangguan obsesif kompulsif, serta berbagai jenis babi, menjadi inti yang mengejutkan dalam debut Matilde yang penuh percaya diri, yang pada akhirnya menyampaikan pesan penting tentang pentingnya menjadi diri sendiri.
5. Dream State, Eric Puchner
Dari penulis Last Day on Earth, hadir sebuah kisah yang memikat tentang pernikahan yang terancam di tengah liar dan terpencilnya Montana, di mana insiden, trauma, dan intrik memaksa sepasang kekasih serta seorang teman misterius untuk menghadapi keputusan besar yang akan mengubah hidup mereka.
6. The Usual Desire to Kill, Camilla Barnes
Dialog dalam debut yang menggugah ini begitu memikat, sebuah pencapaian yang tak mengherankan mengingat Camilla adalah seorang penulis drama berpengalaman. Mengungkapkan sisi absurd, mengejutkan, dan penuh misteri dari sebuah keluarga eksentrik, novel ini menawarkan pengalaman membaca yang menghibur dan sangat menarik.
7. Great Black Hope, Rob Franklin
Debut yang memikat ini mengungkapkan persimpangan menarik antara ras, kelas, dan kekuasaan, di tengah kematian misterius yang terjadi pada musim panas yang terik di Hamptons. Rob hadir sebagai suara baru yang patut diperhitungkan dalam dunia fiksi.
8. Nesting, Roisín O’Donnell
Nesting adalah novel debut yang mengharukan dan ditulis dengan penuh keindahan, mengisahkan perjalanan seorang ibu muda yang membuat keputusan sekejap yang mengubah hidupnya selamanya, dari talenta baru yang begitu mencuri perhatian.
9. Dream Count, Chimamanda Ngozi Adichie
Sebagai salah satu peluncuran yang paling dinantikan tahun ini, Dream Count merupakan novel pertama dari penulis terkenal ini setelah lebih dari 10 tahun. Mengisahkan kehidupan dan cinta empat wanita, buku ini menggali pertanyaan mendalam tentang arti kebahagiaan sejati dan hadir dengan konstruksi yang luar biasa sebanding dengan karya-karya Chimamanda yang tak terlupakan.
10. The South, Tash Aw
Karya terbaru dari penulis berbakat asal British-Malaysia ini menghadirkan kisah cinta yang mengharukan dan atmosfer yang begitu indah, mengisahkan dua anak laki-laki muda yang menjalin hubungan sepanjang musim panas. Ini adalah bagian pertama dari rencana empat buku Tash Aw tentang sebuah keluarga yang mengarungi tahun-tahun penuh gejolak.
11. Universality, Natasha Brown
Debutnya, Assembly, menjadi sebuah sensasi sastra yang luar biasa: sebuah gambaran yang rapat dan hampir menyesakkan mengenai kompleksitas ras dan hubungan. Karya kedua Natasha, Universality, menawarkan cakupan yang jauh lebih ambisius, mengangkat tema pembunuhan, gerakan anarkis, dan eksposur viral yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan tajam tentang hakikat bahasa itu sendiri.
12. Days of Light, Megan Hunter
Dari penulis The End We Start From, novel apokaliptik yang menggugah yang diubah menjadi film besar dengan Jodie Comer – Days of Light menghadirkan kisah emosional tentang sebuah keluarga bohemian yang melalui sebuah sore di tahun 1938 yang akan mengubah mereka selamanya.
13. Atmosphere, Taylor Jenkins Reid
Karya memikat lainnya dari penulis Daisy Jones & the Six, Atmosphere mengangkat latar belakang program luar angkasa AS pada tahun 1980-an, di mana sebuah kisah cinta yang penuh tantangan beriringan dengan misi dramatis menuju bintang-bintang.
14. We do not part, Han Kang
Karya terbaru yang penuh ambisi dan kekuatan dari Han Kang, pemenang Hadiah Nobel Sastra 2024, We Do Not Part menjadi sebuah penghormatan elegi terhadap kekuatan persahabatan dan ancaman yang timbul dari melupakan.
15. Three Days in June, Anne Tyler
Three Days in June adalah kisah menawan tentang keluarga, cinta, kesempatan kedua, dan seekor kucing tak terduga, yang berlangsung di tengah kekacauan sebuah pernikahan keluarga. Ini merupakan karya elegan terbaru dari penulis dan pengarang cerita pendek pemenang penghargaan asal Amerika.
16. The Emperor of Gladness, Ocean Vuong
Dari penyair dan penulis On Earth We Are Briefly Gorgeous yang luar biasa, hadir sebuah karya puitis lainnya. The Emperor of Gladness adalah sebuah novel yang mengharukan, mengangkat tema keluarga pilihan dan konsekuensi indah serta tak terduga dari setiap pilihan yang kita ambil.
17. Parallel Lines, Edward St Aubyn
Dari penulis terkenal di balik novel-novel Patrick Melrose hadir sebuah kisah gelap dan penuh kecerdasan, mengisahkan sekelompok karakter yang saling terhubung, dengan hidup mereka yang berjalan berdampingan sepanjang satu tahun.
18. Show Don’t tell, Curtis Sittenfeld
Penguasa cerita pendek kembali dengan koleksi terbaru yang penuh energi, kali ini lebih menyoroti kehidupan perempuan selama masa kepresidenan Donald Trump (pertama), serta bagaimana politik, seks, dan pilihan hidup saling berinteraksi. Koleksi ini ditutup dengan kejutan bagi penggemar setia Curtis: sebuah cerita yang menampilkan Lee, karakter utama dari debutnya yang memukau, Prep.
19. Disappoint me, Nicola Dinan
Penulis pemenang penghargaan Bellies kembali dengan sebuah karya yang penuh wawasan, kali ini mengupas kehidupan milenial dengan tajam. Prosa Nicola kali ini menyelami pertemanan yang kompleks dan isu maskulinitas toxic.
20. Hail Mary, Funmi Fetto
Jurnalis ternama dan penulis buku laris Palette kini menjelajah dunia fiksi. Dalam Hail Mary, koleksi cerita pendek debutnya, ia menggali tema tradisi, keyakinan, dan harapan melalui kisah sembilan wanita Nigeria.
BACA JUGA:
10 Buku Terbaik yang Harus Dibaca Sepanjang Hidup Anda
Bebaskan Imajinasi Anda dengan 10 Buku Fiksi Fantasi Ini!
(Penulis: Marie-Claire Chappetz; Artikel ini disadur dari BAZAAR UK; Alih bahasa: Matthew De Jano; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)