Joe dan Jill Biden pertama kali bertemu melalui kencan buta yang dibuat oleh saudara laki-laki sang Presiden pada Maret 1975. Joe yang sembilan tahun lebih tua darinya membuat Ibu Jill melihat bahwa Joe terlihat seperti seorang "pria terhormat". Kendati demikian, Jill diketahui sempat menolak lamaran pernikahannya sebanyak lima kali, karena sangat mempertimbangkan kedua putranya (dari hasil pernikahan sebelumnya). Dua tahun kemudian, pasangan ini pun menikah. Jill sempat mengambil cuti karier dari mengajar untuk membantu membesarkan anak laki-laki mereka, dan pada tahun 1981 ia melahirkan putri mereka yang bernama Ashley.
Sejak menikah, mereka tetap setia bersama walaupun harus menjalani tragedi (putra mereka Beau meninggal karena kanker pada tahun 2015 ketika Beau baru berusia 45 tahun) dan penyakit parah (Joe Biden sempat menderita penyakit aneurisma dua kali di akhir tahun '80-an). Hari ini, pasangan itu tetap saling mencintai seperti ketika pertama kali bersama dan Presiden sekarang secara teratur memuji istrinya atas kekuatan dan kebaikannya. Sepanjang pelantikan, Joe dan Jill tampak seperti pasangan yang sempurna, berpegangan tangan, berciuman dan berpelukan.
Simak momen manis antara Joe dan Jill Biden di upacara pelantikan di bawah ini.
"Saya sangat mengaguminya. Saya mungkin akan terdengar sangat bodoh, namun beberapa hari yang lalu, ketika ia menuruni tangga dan saya melihatnya, jantung saya masih berdetak kencang," kata Joe kepada CBS.
"Hal terbaik yang Jill lakukan dalam membantu saya adalah mencari tahu siapa di antara orang-orang di sekitar saya yang paling cocok dengan saya," katanya kepada CBS. "Ia mengenal saya lebih baik daripada saya mengenal diri saya sendiri."
“Ia tidak pernah memuji dirinya sendiri, tapi kenyataannya ia adalah orang terkuat yang saya kenal. Ia memiliki tulang punggung seperti sebuah ramrod. Ia sangat maha pengasih, sangat peduli. Tidak ada yang dapat menghentikannya ketika ia memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan benar,” katanya, menurut CNN.
"Hati kita hancur berkeping-keping. Tapi satu-satunya tempat kita aman dari semua bahaya adalah dengan cinta," tulis Jill dalam bukunya,
Where the Light Enters. "Dan satu hal dalam hidup saya tetap sama: Joe dan saya selalu memiliki satu sama lain."
“Pernikahan yang baik mendorong kita bukan untuk menjadi orang lain tetapi menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri,” ungkap Jill dalam buku
Where the Light Enters.
"Joe adalah seorang ayah. Seorang kakek. Seorang saudara laki-laki. Seorang suami. Seorang mitra. Kami membutuhkan kepemimpinan yang dapat menjaga kami, seperti cara Joe menjaga keluarganya," kata Jill di Instagram.
“Aturan untuk kebahagiaan: sesuatu untuk dilakukan, seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk diharapkan,” tulis Joe Biden dalam bukunya,
Promise Me, Dad: A Year of Hope, Hardship, and Purpose.
"Saat kami menikah, saya punya impian dan ambisi sendiri dan Joe tidak mencintai saya terlepas dari itu, tapi karena itu," kata Jill melalui Instagram. "@joebiden, terima kasih telah menyemangati saya di setiap langkah karier saya dan menjadi mitra yang luar biasa dalam perjalanan ini."
“Ini adalah hal paling benar yang saya tahu: bahwa cinta membuat keluarga menjadi utuh," kata Jill dalam buku
Where the Light Enters. "Tidak masalah jika Anda memadukan keluarga dengan anak biologis dan nonbiologis, atau menyembuhkan luka kehilangan orang yang dicintai, atau mengundang orang tua untuk tinggal bersama Anda. Detailnya mungkin berbeda, tapi cinta adalah hal utamanya."
"Saya mencintaimu, Jilly, dan saya sangat bersyukur karena Anda bersama saya dalam perjalanan ke depan," tulis Joe di Instagram.
(Penulis: Harper's Bazaar UK; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar UK)