Tahun 2020 dimulai dengan kemunculan berita-berita tentang selebriti dan buah hatinya. Sejauh ini tidak ada yang aneh. Satu hal yang membuatnya berbeda adalah usia saat sang ibu saat mengandung. Misalnya, Michelle Williams berusia hampir 40 tahun ketika ia melahirkan anak keduanya. Lalu ada Cameron Diaz yang mengumumkan berita kelahiran putrinya di usianya yang ke-47 dan Chloe Svigny yang mengungkapkan bahwa ia mengandung anak pertamanya saat berusia 45 tahun.
Media sudah pasti menyangkal usia para wanita tersebut, sama halnya dengan apa yang mereka lakukan terhadap Meghan Markle, Duchess of Sussex, ketika ia menjadi ibu untuk pertama kalinya di usia 37 tahun. Akhir usia 30-an atau 40-an merupakan waktu yang tepat untuk menjadi orang tua karena Anda sudah kaya pengalaman, baik dalam berkarir maupun menjalin hubungan asmara, dan mungkin sudah memiliki kediaman sendiri. Semua ini adalah permulaan yang baik.
Saat ini kehidupan sosial Anda sudah jauh berkurang mengingat Deliveroo dan Netflix sudah menemani Anda untuk makan dan bercengkrama. Lalu, apakah mereka yang berada di rentang usia 30 hingga 40 tahun masih merasa FOMO karena melewatkan Glastonbury? Melihat bagaimana usia para wanita yang pertama kali menjadi ibu di Inggris meningkat stabil di angka 28,8 dan tingginya jumlah para ibu yang mengandung di atas usia 35 tahun, makna istilah ibu geriatri perlu diubah.
Saya melewati sebagian besar waktu saya di usia 30-an tahun dengan mengandung dan melahirkan. Saya berusia 32 tahun dan 36 tahun ketika melahirkan dua putri tertua saya yaitu Lily dan Bluebelle. Kemudian saya mengandung anak ketiga saya yang bernama Juno dan melahirkannya di usia 40 tahun. Setiap anak memiliki jarak usia empat tahun, namun ini bukanlah hal yang direncanakan. Saya menyadari setelah melahirkan anak kedua bahwa saya masih belum berhenti untuk kembali memiliki anak.
Jika situasinya berbeda, mungkin saja saya berhenti mengandung kembali di usia 35 tahun hanya karena saya selalu ingin memiliki anak di awal usia 20-an. Saat saya menginjak usia 40 tahun, saya merasa cukup baik untuk mengendalikan mental saat menyambut kelahiran bayi saya. Saya tahu apa yang saya lakukan untuk ketiga kalinya. Menambah anggota keluarga kami merupakan sesuatu yang menyenangkan. Saya tak akan memperhatikan orang lain yang mengatakan hal kurang menyenangkan. Menurut saya, memiliki anak di usia yang tidak lagi muda bukanlah masalah besar.
Sejujurnya saya senang menikmati masa kehamilan. Saya akhirnya bisa pergi tidur pada pukul delapan malam dan ini layaknya sebuah anugrah bagi Anda yang sudah memiliki dua anak kecil. Di usia ke-39, awalnya saya merasa lebih lelah dan mengalami masalah makan. Hal itu bisa saja menjadi persoalan di usia 30 atau 40 tahun. Saya melewati operasi darurat C-section saat proses persalinan anak perempuan pertama. Operasi serupa harus saya lakukan ketika anak kedua saya lahir karena diabetes gestasional. Selanjutnya saat menyambut anak ketiga, saya sudah diberi tahu harus manjalani operasi C-section karena usia dan prosedur sebelumnya. Saya hanya ingin pilihan yang paling aman. Saya belum siap menerima materi soal sterilisasi. Saya tidak yakin mengapa saya tidak mengambil penawaran ini, namun kondisi hormonal membuat saya tak ingin siapapun menyentuh ovarium saya.
Menurut saya, energi menjadi satu-satunya pembeda yang nyata jika berbicara soal mengandung di akhir usia 30 dan di awal 20 atau 30 tahun. Anda tentu memiliki energi lebih banyak di umur yang lebih muda. Anda lebih mampu untuk tidur larut malam dan bangun di pagi hari. Jika saya tidur terlalu malam, saya membutuhkan waktu setidaknya satu hari untuk kembali pulih dan beberapa hari lagi untuk menyesuaikan kebiasaan normal. Tentu saja setiap kehamilan memiliki cerita yang berbeda. Menurut saya, kondisi mental Anda juga mempengaruhi kehamilan. Ketika Anda stres, semua akan menjadi sulit. Ketika saya mempersiapkan diri untuk melewati C-section untuk persalinan anak ketiga, tiba-tiba saya merasa jika operasi ini tidak akan berhasil. Saya tahu sekarang bahwa ini adalah awal perjuangan panjang saya melawan gangguan kecemasan yang semakin membesar setelah saya melahirkan Juno.
Bukan kehamilan atau proses persalinan, yang membuat saya lelah justru saat mengurus anak-anak kecil ketika saya mulai bekerja. Ibu saya berusia 45 tahun ketika ia melahirkan anaknya yang keenam dan saya membayangkan bagaimana ia bisa mengatasinya. Saya berusia 40 tahun saat memiliki anak ketiga dan terkadang merasa berada di situasi Lethal Weapon yang membuat berpikir jika saya terlalu tua untuk melakukan hal-hal ini, mengingat anak-anak lucu itu menjadi tanggung jawab Anda hingga 18 tahun ke depan. Tetapi perasaan itu kemudian hilang. Saran saya kepada semua wanita yang akan memiliki buah hati di usia yang dapat dikatakan tak lagi muda adalah untuk beristirahat dan nikmati hari demi hari bersama anak-anak Anda. Sebab mereka akan tumbuh dengan sangat cepat tak peduli berapapun usia Anda.
Salah satu hal yang luat biasa yang selalu berkembang seiring bergantinya tahun (setidaknya bagi saya) adalah soal kesabaran. Sikap ini bisa muncul setelah menjalani peran orang tua selama 12 tahun, bukan semata-mata dihitung dari usia. Namun saya rasa, kemampuan untuk mendengarkan dan berbicara tumbuh bersama bertambahnya umur (setidaknya saya berharap demikian karena saya juga memiliki podcast yang mengangkat topik soal parenting). Dengan demikian, saya sudah mengabaikan cara pandang orang lain dan gosip tidak menyenangkan yang beredar mengenai bagaimana saya mengurus anak-anak. Saya hanya menganggap bahwa opini dari keluarga saya lebih berharga, bukan pendapat orang lain.
Masing-masing tentu memiliki kekurangan dan kelebihan ketika berbicara soal memiliki anak di usai muda atau tua. Saya selalu merasa bahwa usia 20-an adalah saat-saat di mana Anda bersenang-senang dan mencari tujuan hidup. Sementaraitu, usia 30-an menjadi momen untuk mengembangkan karir dan memiliki anak. Lalu Anda mengurus anak di usia 40-an. Ketika anak saya yang paling muda pergi meninggalkan rumah untuk kuliah, saya akan menginjak usia 60 tahun dan rasanya tidak ada yang salah dengan ini. Saya tak akan pergi berpesiar dan semoga saja saya masih memiliki gigi.
Terkadang saya membayangkan bagaimana saya di pertengahan usia 40 tahun berdiri di gerbang taman kanak-kanak lagi. Tetapi ketika saya melihat sesama orang tua di sekeliling saya, saya tidak merasa tua. Saya merasa bahwa saya juga seperti mereka.
(Penulis: Natasha McNamara; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto: Courtesy of Bazaar UK)