Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Koleksi Parfum Les Extraits dari Louis Vuitton yang Melibatkan Arsitek Frank Gehry

Mana yang jadi favorit Anda?

Koleksi Parfum Les Extraits dari Louis Vuitton yang Melibatkan Arsitek Frank Gehry
Courtesy of Louis Vuitton

Tidak mengikuti peraturan dalam dunia parfum jarang sekali terjadi. Ini merupakan sebuah ambisi sang pencipta parfum dari rumah mode Louis Vuitton, Jacques Cavallier Belletrud, untuk koleksi parfum eklusifnya yang terbaru.

Secara harfiah, le nez artinya adalah hidung. Ini merupakan panggilan untuk para pencipta parfum. Dapat kita imajinasikan jika mereka mempunyai kemampuan sekaligus kepekaan lewat hidung untuk mengenal berbagai aroma sehingga mampu menciptakan sebuah keharuman baru.

Dalam sebuah pertemuan dengan media di Place Vendome, Jacques Cavallier Belletrud membuka acara dengan kalimat berikut, “Saya ingin membuka babak baru, untuk menemukan kembali arti dari extrait de parfum. Di koleksi baru ini, saya membentuk dan membongkar berbagai faset dari bahan baku yang saya sudah kenal sejak dulu. Saya ingin menciptakan sebuah visi dengan membuat keharuman yang menciptakan sebuah emosi lain dan baru.”

Courtesy of Louis Vuitton
Courtesy of Louis Vuitton

Ia mengambil langkah yang lebih jauh untuk membuat sebuah pembaharuan di dunia parfum melalui koleksi yang kontemporer bertajuk Les Extraits. 

Dalam dunia luks, semua harus ditampilkan dalam kesempurnaan. Untuk koleksi ini, Jacques bekerja sama dengan seorang arsitek bereputasi tinggi untuk merancang "rumah" untuk kelima aroma baru tadi. 

Courtesy of Louis Vuitton
Courtesy of Louis Vuitton

Frank Gehry, yang sekarang berusia 92 tahun, adalah seorang arsitek yang pernah bekerja sama dengan rumah mode ini sebelumnya untuk membangun Fondation Louis Vuitton di Paris. Sebuah kolaborasi yang unik. 

Aplikasi Zoom menjadi penhubung dua kota besar, Los Angeles dan Paris. Ketika dua ide tersebut dilebur, mereka sepakat bahwa karyanya memiliki filosofi tentang alam dengan angin sebagai inspirasi utama. Sekaligus juga konsep yang berbicara  tentang pergerakan dan fluidity. 

Courtesy of Louis Vuitton
Courtesy of Louis Vuitton

Seperti yang dituturkan oleh Jacques, percapakan mereka bukan tentang konsep, namun juga tentang kehidupan dan kemanusiaan. Kedua mastermind ini ingin mempersembahkan sebuah keindahan yang tidak kasat mata namun jelas untuk semua orang.

Les extraits merupakan sebuah projek dari lima tahun lalu yang akhirnya muncul di tahun ini. Sejak dulu extrait de parfum merupakan sebuah parfum ultimate dan mewah, pemakaiannya beberapa lama ini agak dilupakan orang. Kemunculan ini layaknya sebuah gebrakan baru lagi di dunia parfum.

Koleksi ini terdiri dari lima botol extrait de parfum yang dijabarkan oleh sang maestro sebagai wewangian mewah dengan kosentrasi yang tinggi, tepatnya 30 persen lebih. Jika dibandingkan dengan eau de parfum (EDP) yang mempunyai kosentrasi hanya sekitar 10-15 persen.

Courtesy of Louis Vuitton
Courtesy of Louis Vuitton

Dalam spirit kontemporer, di mana ekstrak parfum ini tidak lagi mempunya top notes, middle note, dan base note, yang membersit keharuman tanpa perubahan dan bertahan lama. 

“Saya mempunyai imajinasi tentang sebuah keharuman yang segar dan tahan lama dengan sensualitas yang tidak terlalu berat,” tutur sang pencipta parfum ketika memperkenalkan koleksi terbaru yang diberi nama menggunakan bahasa Inggris.

Sebuah koleksi modern yang memakai bahan-bahan klasik tetapi menghasilkan emosi dan sensasi yang berbeda. Unik tetapi tidak memberi kesan yang aneh.

Dancing Blossom

Courtesy of Louis Vuitton
Courtesy of Louis Vuitton

Kosentrasi dari buket bunga seperti dari may rose yang berasal dari Grasse. Sebuah kota di Prancis Selatan yang terkenal sebagai ibu kota parfum, melati putih (jasmine sambac), yang berasal dari China, osmanthus yang memberi keharuman buah-buahan dan Indian tuberose. Ekstrak parfum dengan karakteristik bunga-bungaan yang bisa mengirim sinyal kepada semua orang karena harumnya yang mendunia. 

Cosmic Cloud

Courtesy of Louis Vuitton
Courtesy of Louis Vuitton

Musks merupakan sebuah keluarga dari jenis aromatik yang digunakan dalam pembuatan parfum. Tapi jarang sekali orang yang pernah melihat dan mengetahui apa itu musks. 

Jacques mengatakan bahwa dia sangat menyukai pemakaian musk dalam pembuatan parfum. Bahkan bisa dibilang merupakan bagian dari jati dirinya. Ini dapat disebut sebagai pendekatan baru untuk aroma musks dalam pembuatan extrait de parfum. Keharuman musks natural yang terbuat dari tumbuhan dalam proporsi musks yang besar.

Rhapsody

Courtesy of Louis Vuitton
Courtesy of Louis Vuitton

Golongan aroma yang memberi keharuman elegan adalah chypre yang tenar setelah dipakai oleh ahli parfum asal Prancis, François Coty, di awal abad ke-19. 

Jacques memberikan sentuhan yang lebih modern dengan menyempurnakan DNA-nya. Disandingkan dengan bunga melati, may rose, bahkan patchouli untuk memberi sensasi yang lebih ringan, dan juga dengan yerba maté yang memberikan keharuman vegetal seperti teh hijau.  

Symphony

Courtesy of Louis Vuitton
Courtesy of Louis Vuitton

Extrait de parfum ini seperti sebuah tantangan karena ini adalah ekstrak parfum dengan aroma yang segar. Gabungan dari ginger, bergamote, dan grapefruit. Di mana sang desainer menciptakan tekstur keharuman yang segar dan tahan lama.

Stellar Times

Courtesy of Louis Vuitton
Courtesy of Louis Vuitton

Bagaimana membuat sebuah definisi baru untuk aroma amber oriental? Atau bagaimana membuat sebuah aroma sensual tanpa kesan berlebihan, terlalu powdery atau pun terlampau manis? 

Aroma amber yang diimpikan terbentuk dari molekul yang bernama ambrox. Menurut Jacques itu bisa dibandingkan seperti warna hitam di dunia fashion, sebuah nuansa yang timeless.