Sebagai pergelaran di hari terakhir, giliran desainer aksesori Rinaldy A Yunardi menuangkan kreativitasnya. Pergelaran tunggal sebagai penutup rangkaian acara Jakarta Fashion & Food Festival atau JFFF 2019 ini diadakan usai pemberian penghargaan pada para tokoh industri mode Indonesia di JFFF Awards.
Musik orkestra yang memainkan lagu evokatif pun dimulai, dan seketika itu juga show "Aku, Untukmu Indonesia" dimulai. Rangkaian aksesori yang menghisi kepala membuka panggung milik Rinaldy dengan penuh cekam. Para model melangkah lugas tanpa terlihat membawa beban berat, tapi justru seolah berjalan sesuai irama alunan musik.
Koleksi aksesori teranyar yang bertajuk “Ibu Pertiwi”, menampilkan kepiawaiannya dalam menginkorporasi ragam budaya di Indonesia. Rinaldy A. Yunardi menghadirkan koleksi aksesori unik bergaya tribal yang menggambarkan 34 provinsi di Indonesia.
Ia mengolah material tembaga, emas, dan perak menjadi sejumlah bentuk aksesori yang menakjubkan. Dari hias kepala, kalung, gelang, dan anting-anting, seluruhnya dirancang memiliki simbol atau ciri khas yang mewakili tiap daerah di Indonesia. Sebut saja rumah gadang dari Padang. Ada pula yang terlihat mengadaptasi berbagai bentuk kebudayaan seperti wayang kulit Gunungan. Begitu pun dengan detail dan corak etnik di setiap rancangan aksesori.
Menggunakan teknik filigri dan tatah (dodokan), aksesori menampilkan keunikan dari setiap daerah Nusantara. Meski berangkat dari kebudayaan asli tiap daerah di Indonesia, namun desainnya tetap modern dan edgy seperti ciri khasnya selama ini. Detail embellishment juga hadir dengan dimensi timbul berukuran ekstra yang membuatnya tampak megah. Koleksi "Ibu Pertiwi" berupa face mask yang terdiri dari banyak tusuk konde bermotif bunga menyerupai bentuk matahari.
Bukan hal mudah bagi seorang Rinaldy A. Yunardi untuk menggali seluk beluk kebudayaan Indonesia di tiap provinsi. Ia sendiri mengaku kesulitan menemukan literasi yang lengkap, namun hal tersebut tak sedikit pun menggentarkan niatnya untuk mengangkat keragaman budaya Indonesia dalam aksesori rancangannya. "Bikin desain itu memang harus banyak belajar, banyak menggali dan menemukan arti," ungkap Rinaldy.
Untuk melengkapi pergelaran ini, Rinaldy bekerja sama dengan desainer suit Agus Lim, desainer sepatu Thang Shoes, dan PAC Beauty Consultant untuk makeup para model. Keseluruhan tampilan hitam-hitam terlihat selaras sebagai teman sepadan dari aksesori yang berpegang kepada tradisi.
Seluruh tamu undangan pun hadir berbalut busana serba hitam mengikuti dresscode yang tertera di undangan. Mereka berhasil dibuai dengan kreasi Rinaldy A. Yunardi.
(Foto: Courtesy of JFFF 2019)