Tepat 10 tahun sudah perancang busana asal Solo, Sapto Djojokartiko, berkarya dan berkontribusi dalam mengembangkan industri fashion Tanah Air. Dalam rentang waktu itu pula ia berhasil membuktikan bahwa karyanya tak hanya dapat diterima oleh pasar lokal, namun juga disambut baik oleh pasar internasional.
Untuk merayakan perjalanan panjangnya, Sapto Djojokartiko menggelar sebuah peragaan busana tunggal perdana yang menampilkan rangkaian koleksi ready-to-wear untuk musim panas 2019. Koleksi yang didominasi oleh busana wanita ini sekaligus juga menjadi titik mula diperkenalkannya koleksi busana pria rancangan Sapto Djojokartiko.
Baca juga: Siluet nan puitis dari Sapto Djojokartiko
Jajaran busana berpalet lembut dan dingin dihadirkan dengan mengedepankan kekuatan teknik micro embroidery yang telah menjadi salah satu ciri khas rancangan Sapto Djojokartiko. Uniknya, bordir diaplikasikan dengan mengangkat motif serupa komponen mesin komputer, sehingga detail bordir berhasil menjadikan busana tampak modern dan fashion forward secara sangat subtil.
Tak ketinggalan aplikasi beading juga dihadirkan pada sejumlah busana wanita. Sapto Djojokartiko menerapkan detail ini sebagai ornamen untuk memperelok keseluruhan tampilan busana tanpa menjadikannya terlihat over the top. Elegan, bukan glamor yang berlebihan.
Sapto Djojokartiko juga banyak menggunakan material yang luwes dan ringan mengikuti alur gerak pemakainya. Pemilihan bahan ini terasa tepat untuk diaplikasikan ke dalam sebuah koleksi busana siap pakai, khususnya untuk musim panas.
Setiap look yang ditampilkan memiliki kekuatannya masing-masing. Sejumlah busana wanita hadir dalam bentuk gaun baik berpotongan midi maupun maxi, sebagian lagi merupakan ansambel menarik yang menunjukkan kebolehan Sapto Djojokartiko dalam menciptakan ready-to-wear piece yang mudah untuk dipadu-padan.
Sedangkan untuk busana pria, Sapto menawarkan beberapa model outerwear yang klasik dan senantiasa relevan dikenakan melintasi tren yang silih berganti. Lengkap dengan aplikasi detail serta pemilihan warna netral yang stylish namun jauh dari kesan terlalu dandy.
Baca juga: Sapto Djojokartiko Melansirkan Label Ready-to-Wear
Yang tak kalah menarik dari koleksi Spring/Summer 2019 dari Sapto Djojokartiko adalah aksen logomania yang tampak menghiasi sejumlah item mulai dari T-shirt, ikat pinggang, hingga bagian sisi kacamata hitam.
Selain itu, jajaran sepatu dan tas yang dihadirkan Sapto Djojokartiko juga tampak sangat matang melengkapi keseluruhan tampilan. Koleksi alas kaki Sapto Djojokartiko kini tak terbatas pada mules berdetail bordir dan payet saja, ia juga meluncurkan ragam sneakers, sandal flatform, kitten heels, hingga sederet sepatu untuk pria.
Pemilihan lokasi dan jam fashion show yang tergolong tidak biasa berhasil membuat peragaan busana Sapto Djojokartiko menjadi bahan perbincangan hangat di tengah kalangan pencinta fashion.
Bagaimana tidak? Di saat mayoritas desainer mengadakan fashion show di ballroom hotel berbintang lima, ia justru memilih Istora Senayan.
Keputusan ini bukan tanpa alasan, Sapto Djojokartiko melihat sisi melankolis dari gedung historis yang baru saja melewati proses peremajaan tersebut, kemudian mengaitkannya dengan sekelumit inspirasi dan pesan yang ingin disampaikan melalui koleksi terbarunya ini.
Bagi Sapto Djojokartiko, koleksi ini merupakan sebuah perpaduan antara masa depan dan masa lalu, seperti yang tercerminkan lewat perkawinan antara aplikasi bordir dengan motif bertemakan futuristis yang diangkat olehnya.
Peragaan busana ready-to-wear untuk musim panas 2019 ini merupakan wujud komitmen Sapto Djojokartiko untuk dapat konsisten mempresentasikan koleksi ready-to-wear karyanya di setiap musim, mengikuti agenda fashion week internasional.
Dari sini, Sapto Djojokartiko berharap agar koleksinya--yang kini lengkap mencakup busana siap pakai serta ragam aksesori--dapat dinikmati oleh para pencinta mode dalam skala yang lebih luas lagi.
Boleh dibilang, Sapto Djojokartiko menjadi salah satu contoh desainer Tanah Air yang mampu mengemas koleksinya secara komersil namun tetap mengedepankan kekuatan estetisnya sebagai karya yang terlahir dari tangan seorang fashion designer, serta memikirkan secara mendetail akan kesempurnaan setiap look yang ditampilkan--dari ujung kepala hingga ujung kaki.
(Foto: Juno Project)