Lahir tahun 1990, desainer Simon Porte Jacquemus merupakan salah satu generasi millenial berdarah Prancis yang kini menjadi kebanggaan negeri mode ini. Di antara banyaknya kreator mode dari luar Prancis di banyak rumah mode Paris belakangan ini, pria kelahiran Provence, Prancis Selatan, ini mencuri perhatian khalayak saat presentasi musim semi dan panas 2016. Seekor kuda putih hingga dress balon putih berukuran besar yang tampil di presentasinya membuat banyak orang mengunjungi akun sosial medianya.
Nuansa Parisien yang chic, teknik drapery yang tak biasa, siluet volume maksimalis, serta detail artsy, selalu hadir dalam ekplorasi Prancis yang kaya dan konseptual. Jacquemus mengenyam pendidikan mode di École Supérieure des Arts et Techniques de la Mode, dan memberanikan dirinya membangun label sendiri di tahun 2009, saat usianya masih 19 tahun. Saat itu ia masih bekerja di toko Comme des Garcons sambil menjalani produksi labelnya. Keberuntungan pun berpihak pada kreativitas dan kerja kerasnya, dan ia meraih LVMH Prize kategori Young Designer Awards berikut hadiah 100.000 Euro dari perusahaan raksasa mode tersebut.
Pada presentasi musim semi dan panas 2018, Jacquemus membuka Paris Fashion Week di hari pertama. Harper's Bazaar Indonesia yang hadir di presentasi bertajuk La Bomba malam itu berkesempatan mewawancarainya.
Harper's Bazar Indonesia (HB): Apa yang menjadi inspirasi Anda musim ini?
Simon Porte Jacquemus (SPJ): Sesuatu yang ringan, perempuan sedang liburan di pantai, atau bisa saja habis bercinta, atau baru bangun dari tidurnya. Dia begitu seksi, unik, dan menikmati musim panasnya.
HB: Detail seperti apa yang merepresentasikan itu? Anda sepertinya senang mengeksplorasi teknik drapery dan volume.
SPJ: Ya, saya mengekplorasi drapery juga volume yang lebih ringan musim ini. Hal itu juga hadir dari ragam material yang sangat ringan dan kasual, yang pas untuk musim panas, corak stripes atau polos sekalipun. Saya hadirkan beberapa detail yang terinspirasi dari curtain di rumah Prancis Selatan, atau juga koleksi aksesori bernuansa Brazilian.
HB: Apakah ada rencana untuk melansir menswear?
SPJ: Untuk saat ini belum, dan masih rahasia (sambil tertawa).
HB: Apakah Anda pernah berkunjung ke Indonesia? Kami memiliki salah satu traditional clothes seperti sarung perempuan dari Jawa yang memiliki teknik drapery yang bagus.
SPJ: Sayangnya belum pernah. Tapi kalau berkesempatan ke sana saya pasti akan melihatnya langsung.
(Teks dan Wawancara: Adi Surantha. Foto: Courtesy of Jacquemus)