Bali seperti sahabat lama yang tidak pernah kehabisan cerita. Suara sapaan akrabnya mungkin sama, tetapi setiap mendengarnya kita selalu tahu bahwa akan ada kisah baru yang membangkitkan senyuman. Setidaknya demikian yang Pangeran Lantang rasakan ketika ia kembali berkunjung ke Bali.
BACA JUGA: Mengikuti Keseruan Perjalanan Pemotretan Harper’s Bazaar Indonesia ke Nepal
Jika ditanya apa yang membuatnya datang lagi walaupun frekuensi sambangnya cukup sering (bisa tiga sampai empat kali setahun), jawabannya adalah karena kekagumannya yang tak berujung pada budaya dan gestur ramah orang-orang Bali selain gaya hidup slow living yang selaras dengannya. Di perjalanan kali ini bersama Bazaar dan Louis Vuitton, aktor berusia 24 tahun itu menyambut positif petualangan barunya mengeksplorasi Pulau Dewata dengan rasa syukur yang tak henti ia utarakan. Meski mengaku gugup ketika mendengar undangan untuk berpelesir dengan orang-orang yang baru dikenalnya, ia mampu menepis keraguannya berkat keterbukaan dan sikap supelnya. Terlebih, ada beberapa destinasi yang ternyata baru pertama kali ia jejaki. Kolaborasi ini akhirnya disambut dengan satu frasa, “Excited banget!”
Pria bernama lengkap Denzel Jordan Pangeran Lantang ini sudah akrab dengan dunia traveling. Kegiatan ini ia jadikan sarana untuk menyegarkan pikiran selepas kesibukannya syuting. “Kalau ditanya maknanya, buat saya traveling adalah sebuah freedom. Saya merenung dan melihat ke dalam diri sendiri, sehingga saya lebih bisa mengetahui apa yang mau saya kerjakan ke depannya. Lewat traveling saya selalu menemukan jawaban,” ungkap pria berdarah campuran Indonesia-India itu.
Beberapa perjalanan Pangeran terabadikan lewat potret di akun Instagram miliknya, termasuk wajah-wajah penuh senyuman dari orang yang ia temui. Inilah satu esensi traveling yang Pangeran tidak lupakan, yakni tentang makna sosial. “Saya suka sekali kegiatan sosial, apalagi traveling yang ada maknanya dan bertemu banyak orang,” tambah pemeran Ardhan di serial Antares tersebut. Ia mengaku senang berbincang langsung dengan banyak orang, sebab baginya semakin banyak orang yang ia temui artinya semakin besar pula peluang ia untuk belajar hal baru.
Dari gemuruh Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang ramai pengunjung dari berbagai penjuru dunia, Pangeran menepi ke kabupaten di timur Bali. Karangasem siap menyambutnya dengan embusan ketenangan dan wajah budaya Pulau Seribu Pura yang autentik. Alila Manggis menjadi ruang singgahnya dalam beberapa hari ke depan. “Di beberapa tempat di Bali sudah banyak turis, tetapi menurut saya daerah ini masih memiliki banyak penduduk lokal Bali. Saya jarang melihat turis di sana. Terasa sekali Bali-nya,” ia mengungkapkan kekagumannya. Di sinilah sebuah bab baru dimulai, tempat yang membuka pandangan segar tentang Bali yang tak sekadar berisi destinasi ramai dan populer.
Karangasem dijuluki sebagai Gumi Lahar karena kehidupan daerahnya terpengaruh aktivitas di sekitar gunung tertinggi Bali, Gunung Agung. Kawasannya menawarkan sejumlah destinasi wisata yang memikat visual dan jiwa. Pangeran merasakan denyut kebebasan dan kedamaian tak terhingga ketika ia berkunjung untuk pertama kalinya ke Pura Lempuyang Luhur yang sangat terkenal dengan gerbang surga ikoniknya. Bangunan suci yang didirikan di abad ke-8 ini berada di ketinggian sekitar 1.175 mdpl, menawarkan panorama indah dengan latar Gunung Agung. Ada sekitar 1.700 anak tangga yang harus dilewati untuk mencapai tempat tertinggi, Pura Utama Sad Kahyangan Lempuyang Luhur. Namun bagi Pangeran, ini bukan semata-mata soal pemandangan.
Hatinya merasakan getaran energi positif yang terpancar dari sini. Ia ikut merasakan sukacita saat melihat senyuman yang ditularkan oleh orang-orang di sana. Sebuah kebahagiaan yang sederhana tetapi terbilang sebagai anugerah yang mahal. “Saya mendapat satu pesan bagus banget dari orang setempat. Pesannya adalah, ‘Apa pun agama dan ras Anda, Anda diperbolehkan masuk ke sini. Kami tidak memandang siapa Anda, warna kulit Anda, dan kepercayaan Anda. Bebas, masuk saja ke Pura Lempuyang Luhur.’ Saya juga memiliki pandangan serupa. Setelah mendapat pesan itu, hati saya seketika tenang. Saya berpikir bahwa senyuman- senyuman itu datangnya dari prinsip ini. Very deep,” kenang Pangeran.
“Saya suka sekali kegiatan sosial, apalagi traveling yang ada maknanya dan bertemu banyak orang.”
Pesona Karangasem kembali ia dapati saat berkunjung ke Taman Ujung yang bersejarah. Biasanya taman bukan destinasi yang ia cari, tetapi warna-warni bunga di tamannya yang menambah keindahan di kanvas alam cukup sulit ia tolak. Dikenal juga dengan nama Taman Soekasada, tempat yang dibangun oleh Raja Karangasem pada 1909 ini memadukan arsitektur gaya Bali dan Eropa. Di tempat tertinggi ada bangunan berpilar tanpa atap, yang mana dari sini terlihat pemandangan Bukit Bisbis dan Pantai Ujung. Perlu menaiki sekitar 100 anak tangga untuk mencapainya. Ceritanya kemudian berlanjut ke Virgin Beach. Seperti namanya, destinasi ini menawarkan panorama pantai yang masih alami dengan pasir putih lembut dan sebagian hamparan pepohonan hijau menjadi bingkainya. Kedua tempat itu menjadi latar apik untuk potret-potret Pangeran dalam balutan koleksi terbaru Louis Vuitton.
Selepas dari Karangasem, Pangeran menuju Ubud yang merupakan pusat budaya Bali. Ia menyempatkan diri beristirahat serta menikmati keramahan Tanah Gajah, a Resort by Hadiprana, dalam suasana privat dan hawa sejuk yang mendukung. Pangeran menyimpan tenaganya untuk petualangan esok pagi mengejar sapaan pertama matahari di Tegallalang Rice Terrace. Sawah berundak ikon populer Ubud yang berada di Kabupaten Gianyar itu menjadi pemberhentian berikutnya. Saat tiba, belaian udara segar dengan latar hijau di sekitarnya mengundang Pangeran untuk menyatu dalam dekapan atmosfernya, mengusir rasa kantuk yang menggantung berat sejak perjalanan. Kacamata sebagai salah satu aksesori wajib traveling-nya pun menjadi penyelamat gaya. Kecantikan lanskap terasering Tegallalang ini dapat terlihat jelas dari titik pandang yang tinggi. Pangeran, melawan rasa takutnya akan ketinggian dengan keakraban tim yang menemaninya, kemudian menyusuri area persawahan sampai di titik yang cukup untuk berpose. Sekembalinya ke hotel, dari daerah Tengkulak Kaja Pangeran lantas tancap gas dengan mengendarai sepeda motor bersama seorang teman menuju sanctuary elegan Mandapa, A Ritz-Carlton Reserve. Ia memanfaatkan momen ini untuk menikmati Ubud dengan caranya sendiri.
Pulau Serangan yang berada di selatan kota Denpasar menjadi destinasi terakhir. Disebut juga sebagai Turtle Island, kawasan ini terkenal sebagai tempat penangkaran dan edukasi penyu langka. Selain populer berkat kekayaan maritimnya, di Pulau Serangan berdiri salah satu pura penting dan sakral bagi umat Hindu di Bali yakni Pura Sakenan. Namun Pangeran tidak berlama-lama berada berada di darat, sebab yacht El Moana sudah siap menjemputnya untuk menyusuri perairan sekitar. Sebagai penggemar berat musik rock era ‘50-an sampai ‘90-an, Pangeran tak lupa membawa speaker sebagai benda wajib lainnya saat jalan-jalan. “Kalau ditanya apa yang paling disukai nomor satu, saya akan jawab musik.”
“Kalau traveling, saya suka banget bawa speaker, entah ke Bali, Kalimantan, atau Papua,” ucapnya dengan nada bersemangat. Selama perjalanan sekitar 30 menit hingga satu jam lamanya di atas kapal, alunan lagu-lagu kesukaannya termasuk ACDC, Frank Sinatra, dan The Beatles menjadi teman yang menghidupkan suasana.
Dan demikianlah Bali. Seperti lagu favorit yang diputar berulang, ia akan selalu berhasil menyentuh hati lewat cara tak terrduga, entah dari alunan harmoni atau dentuman beat yang hanya terdengar dalam sunyi, Perjalanan Pangeran Lantang bersama Bazaar dan Louis Vuitton memang telah berakhir, tapi rekaman memorinya akan selalu bisa dikenang. Ada pesan mendalam yang ia temukan dan ia genggam sebagai pengingat. Ada juga momen berharga untuk membangun koneksi dan memperluas relasi dengan orang-orang baru. Serta tentunya, ada kenang-kenangan spesial berupa jepretan foto memikat yang juga bisa Anda pandangi di sini. Rasa syukur atas segala hal baik yang menghampiri tak henti diucapkan oleh Pangeran, membuat setiap langkah perjalanan ini begitu bermakna, Kini sang aktor kembali ke kesibukannya di belakang kamera. Kabar baiknya, kita akan segera menyaksikan hasil kerja kerasnya dalam film terbarunya, Agape: The Unconditional Love, yang dijadwalkan tayang pada awal September mendatang.
BACA JUGA:
Chef Arnold Poernomo Menjelajahi Kuliner dan Budaya Populer Pulau Dewata
Louis Vuitton Hadirkan Sentuhan Personal Lewat Layanan Mon Monogram
