Dalam bahasa Sanskerta, namanya memiliki arti keanggunan. Begitu juga dengan insan yang memakai perhiasan koleksi Lavani persembahan Amero Jewellery.
Sebelum akhirnya berlabuh di “rumah” sendiri, Lavani-Borobudur Series sudah pernah meninggalkan jejaknya di tiga kota besar seperti Paris, Yogyakarta, dan juga Jakarta. Bangga akan kota kelahirannya, setiap tempat yang terangkum dalam acara grand launching Lavani-Borobudur Series ini, dekat ataupun jauh, tak pernah lepas dari keelokan Candi Borobudur.
Sebagai orang yang lahir dan besar di Magelang, selaku CEO Amero Jewellery, Peter Agus Wijaya, bercerita bahwa sejak kecil ia sudah terkesima dengan kemegahannya. Meski awalnya hanya mengagumi dari kacamata sejarah, semakin jauh Peter memahami apa yang diajarkan Candi Borobudur, semakin tergerak hatinya untuk membentuk perhiasan yang dalam maknanya.
“Bagaimana menciptakan sebuah perhiasan yang ada value-nya? Ngomongin value bukan hanya emas ditimbang dan ada harganya. Melainkan perhiasan yang ada soul-nya. Perhiasan yang bernyawa,” tutur Peter di press conference yang berlangsung di Taman Lumbini, Borobudur.
Lantas apa yang layak disebut Borobudur dari koleksi Lavani ini? Segalanya.
Filosofi kehidupan menjadi salah satunya. Namun ada yang lebih nyata lagi, yaitu desainnya.
“Lavani menggunakan tekstur serupa seperti yang ada di Candi dengan karakter seperti batu yang disusun dan dihubungkan dengan bentuk dovetail,” tambahnya lagi. Melalui teknik yang sudah digunakan sejak lama, Amero berusaha menerjemahkan filosofi yang tertanam di Borobudur.
Berlangsung di kaki pelataran Borobudur, agenda peluncuran bertajuk Simfoni Lavani itu berlangsung. Acara launching tersebut dikemas dalam bentuk pergelaran yang menampilkan ragam lagu dan tarian yang berakar dari budaya Jawa Tengah. Tentu saja, peragaan perhiasan Lavani jadi puncaknya.
Terdapat 18 set perhiasan dalam Lavani. Koleksi yang juga sempat ditampilkan di Oppo Bazaar Fashion Festival 2022 bersama Toton ini terdiri dari cincin, gelang, kalung, hingga liontin. Setiap desain dari koleksi ini mengadopsi desain batu candi Borobudur yang menyimpan keindahan dengan makna yang dalam dan juga pesan moral kebajikan.
Tidak menempatkan batasan dalam inspirasi hingga desainnya, Lavani juga tidak menaruh batasan kepada siapa yang mengenakannya.
(Foto: Courtesy of Tim Muara Bagdja)