Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Kenali 5 Makanan Pemicu Retensi Air yang Menganggu Keseimbangan Tubuh

Waspadai makanan sehari-hari yang bisa sebabkan tubuh menahan cairan dan terasa lebih berat dari biasanya.

Kenali 5 Makanan Pemicu Retensi Air yang Menganggu Keseimbangan Tubuh
Courtesy of Freepik

Pernah merasa tubuh terasa lebih berat, bengkak, atau kembung tanpa alasan yang jelas? Bisa jadi itu bukan karena kenaikan berat badan, melainkan akibat retensi air alias penumpukan cairan dalam tubuh. Retensi air terjadi ketika sistem tubuh tidak dapat membuang kelebihan cairan dengan optimal, sehingga menyebabkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu seperti pergelangan kaki, tangan, atau wajah. Meski bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti hormon, kurang gerak, atau gangguan medis tertentu pola makan harian sering kali jadi pemicu utamanya. Tanpa disadari, beberapa jenis makanan yang kita konsumsi setiap hari dapat memperburuk kondisi ini dan mengganggu keseimbangan cairan tubuh.

BACA JUGA: Ternyata Yogurt Merupakan Protein yang Lebih Baik Dimakan Pagi Hari

Mengenali makanan penyebab retensi air sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kelebihan cairan yang tertahan tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga bisa memengaruhi tekanan darah, fungsi ginjal, hingga metabolisme tubuh. Oleh karena itu, memahami apa saja makanan yang berpotensi memicu retensi air adalah langkah awal untuk menghindari dampak negatifnya. Bazaar akan mengulas lima makanan utama yang sebaiknya dibatasi konsumsinya jika Anda ingin tubuh tetap seimbang dan terasa ringan setiap hari. Jangan lewatkan informasi lengkapnya bisa jadi makanan favorit Anda termasuk salah satunya!

Courtesy of Freepik

1. Tuna Kaleng

Tuna kaleng memang praktis dan kaya protein, tetapi kandungan natriumnya sangat tinggi karena proses pengalengan menggunakan garam sebagai pengawet. Konsumsi tuna kaleng secara berlebihan dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak cairan untuk menyeimbangkan kadar garam dalam darah, sehingga memicu retensi air. Efeknya bisa berupa wajah yang tampak lebih bengkak, perut kembung, hingga berat badan yang naik secara tiba-tiba. Untuk menguranginya, pilih tuna kaleng dengan label low sodium atau bilas dahulu sebelum dikonsumsi.

2. Tomat

Meski sehat dan kaya likopen, tomat mengandung senyawa alami seperti histamin yang dapat memicu peradangan ringan dan retensi air pada beberapa orang yang sensitif. Selain itu, tomat juga bersifat asam, yang bisa memicu ketidakseimbangan pH dan memengaruhi metabolisme cairan dalam tubuh. Konsumsi tomat dalam jumlah besar, terutama dalam bentuk olahan seperti saus atau pasta, bisa meningkatkan kadar natrium yang memperparah efek tersebut. Bagi Anda yang rentan kembung atau mudah bengkak, sebaiknya perhatikan asupan tomat harianmu.

3. Salmon Asap

Salmon asap adalah sumber protein dan omega-3 yang baik, tetapi proses pengasapan biasanya melibatkan penambahan garam dalam jumlah besar untuk mempertahankan rasa dan daya simpan. Akibatnya, tubuh dapat mengalami kelebihan natrium yang menyebabkan retensi air, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan asin lainnya. Selain itu, kandungan nitrit dan nitrat sebagai pengawet juga bisa memperburuk metabolisme cairan pada sebagian orang. Bila ingin tetap mengonsumsi salmon, pilih versi segar atau olah sendiri dengan bumbu alami tanpa tambahan garam berlebih.

4. Kerupuk

Renyah dan gurih, kerupuk jadi camilan favorit banyak orang. Sayangnya, di balik rasanya yang menggoda, kerupuk mengandung natrium dalam jumlah sangat tinggi dari garam dan penyedap rasa. Tak hanya itu, proses penggorengan dalam minyak yang digunakan berulang kali juga menambah risiko peradangan yang bisa memperparah retensi air. Mengonsumsi kerupuk secara rutin, apalagi dalam porsi besar, bisa membuat tubuh sulit mengatur keseimbangan cairan, sehingga menyebabkan pembengkakan ringan dan rasa tidak nyaman. Sebaiknya batasi konsumsinya atau pilih versi panggang tanpa tambahan garam.

5. Keju Tua

Keju tua seperti parmesan atau cheddar memiliki rasa gurih dan aroma khas karena telah melalui proses fermentasi panjang. Namun, proses ini juga menyebabkan konsentrasi natrium dalam keju meningkat drastis. Natrium yang tinggi mendorong tubuh menahan air untuk menjaga keseimbangan elektrolit, sehingga memicu retensi cairan. Selain itu, kandungan tiramin dari fermentasi juga bisa memengaruhi pembuluh darah dan memicu peradangan ringan. Jika Anda mudah mengalami kembung atau wajah bengkak setelah makan keju, bisa jadi keju tua adalah salah satu pemicunya yang perlu dikurangi.

BACA JUGA: 

7 Makanan Kaya Vitamin D yang Wajib Masuk Daftar Menu Sehatmu

Konsumsi 5 Makanan Tinggi Serat yang Bantu Usus Sehat