Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

5 Direktur Kreatif Pria Yang Mengukir Sejarah di Dunia Mode

Siapa sosok-sosok di balik tas dan pakaian dari brand-brand favorit Anda?

5 Direktur Kreatif Pria Yang Mengukir Sejarah di Dunia Mode
(Courtesy of Instagram @pharrell, Louis Vuitton)

Titel Direktur Kreatif bisa dibilang menjadi posisi tertinggi di sebuah rumah mode.

Tak hanya ditugaskan untuk mengarahkan para desainer dengan visi dan estetika unik mereka, para Direktur Kreatif juga menentukan segala aspek visual dan kreatif dari sebuah brand, termasuk logo, media sosial, hingga desain interior gerai-gerainya. Keterlibatan seorang Direktur Kreatif dan kepiawaiannya dalam mengakses inspirasi dan menyampaikan pesan secara visual menentukan eksistensi dan kedudukan sebuah brand secara global, sekaligus mengembuskan napas baru pada identitas dan legacy-nya masing-masing.

Berikut beberapa nama-nama dan otak di balik sederet label fashion ternama di dunia.

Kim Jones

(Foto: Courtesy of Instagram, @mrkimjones)

Sempat menjadi Style Director di Louis Vuitton pada tahun 2011 hingga 2018, salah satu sosok kreatif di balik kemitraan legendaris Louis Vuitton dengan jenama street Supreme kini menaungi rumah mode Dior Homme sejak dilantik sebagai Direktur Kreatif pada tahun 2018.

Tak lama sejak itu, ia pun didaulat oleh Fendi untuk menjadi Direktur Kreatif Fendi Women’s dan Couture, menggantikan sosok mendiang Karl Lagerfeld yang kiprahnya melebihi dua dekade. Sempat menimba ilmu di sekolah desain dan mode prestisius Central Saint Martins, Kim Jones menjadi salah satu sosok mode paling tersohor untuk kreasi-kreasinya yang sukses mengembuskan napas segar dan muda pada sensibilitas menswear.

Selain sederet kolaborasi, beberapanya dengan seniman Hajime Sorayama, serta musisi Travis Scott, dampaknya di Dior juga dapat dilihat lewat sederet interpretasinya terhadap siluet ikonis saddle bag, kini diimajinasikan secara ekstensif untuk kaum pria dalam ragam siluet dan dimensi yang semakin relevan, versatile dan sangat fungsional. 

Anthony Vaccarello

(Foto: Courtesy of Instagram, @anthonyvaccarello)

Desainer kelahiran 1982 dengan keturunan Belgia-Italia ini sempat menjadi Direktur Kreatif Versus Versace sebelum dilantik menjadi Direktur Kreatif Saint Laurent pada tahun 2016, di mana setelah tahun pertamanya, visi uniknya berhasil meningkatkan penjualan label ini sebanyak 25,3 persen.

Menggantikan Hedi Slimane yang silam dari Saint Laurent untuk melanjutkan kariernya di Celine, Anthony tampaknya menemukan wadah kreatif sempurna untuk merealisasikan sudut pandang signature-nya yang mengetengahkan elemen sensual yang tetap elegan. “Kaki wanita sangat seksi dan mereka patut dipamerkan,” tuturnya dalam sebuah wawancara.

Sentimen ini menggemakan estetika Saint Laurent kala kini lewat lensa Anthony, sekaligus menjembatani identitas rumah mode Prancis ini lewat siluet-siluet dramatis sekaligus seksi via tailoring presisi, material menerawang, dan shoulder pads! Who knew! They are back and in full force. 


Olivier Rousteing 

(Foto: Courtesy of Instagram, @olivier_rousteing)

Ketika dilantik sebagai Direktur Kreatif Balmain pada tahun 2011, Olivier menjadi salah satu sosok Direktur Kreatif termuda dengan usia 25 tahun. Nyatanya, kariernya di Balmain dimulai sekitar tiga tahun sebelumnya pada tahun 2009, di mana ia bekerja sama secara dekat dengan Direktur Kreatif Balmain pada masa itu, Christophe Decarnin.

Sejak Olivier resmi menjadi Direktur Kreatif, Balmain telah menuai beberapa pencapaian besar, salah satunya pembukaan butik stand-alone-nya di luar kota Paris, yakni di London dan New York. Di bawah arahan Olivier, eksistensi Balmain kini semakin relevan dan dicintai oleh para selebriti termasuk Kim Kardashian, Rihanna, Naomi Campbell, Cara Delevigne, dan Beyoncé.

Kabarnya, lebih dari 40% dari penghasilan rumah mode ini kini juga berasal dari lini menswear-nya. Kemudian antara tahun 2012 hingga 2015, kabarnya nilai revenue rumah mode ini sukses meningkat lebih dari 15 hingga 20 persen. 


Nicolas Ghesquière 


(Courtesy of Louis Vuitton)

Setelah 15 tahun di Balenciaga, Nicolas menggantikan sosok Marc Jacobs di Louis Vuitton sebagai Direktur Artistik pada tahun 2013.

Mengikuti reputasi gemilangnya yang bisa dibilang membangkitkan kembali rumah mode Balenciaga, Nicolas juga sukses mengharumkan nama Louis Vuitton di kalangan muda dengan infusi segarnya. Sebagai desainer, Nicolas dipandang sebagai sosok kreatif yang berhasil meluncurkan tren-tren tidak terduga dengan daya tahan yang lama dan lingkup pengaruh yang mendunia.

Sejak bergabung dengan Louis Vuitton, Nicolas telah dianugerahkan dengan titel Best International Designer of the Year oleh British Fashion Council, serta Fashion Innovator of the Year oleh Wall Street Journal. Segelintir pencapain ini hanya beberapa dari yang sudah diperolehnya sejak awal tahun 2000, salah satunya predikat 100 Most Influential People yang dianugerahkan oleh Time Magazine. 

Pharrell Williams

(Foto: Courtesy of Instagram, @pharrell)

Menjadi salah satu sosok terbaru di lanskap mode global, Pharrell Williams baru saja didaulat oleh Louis Vuitton untuk menggantikan sosok mendiang Virgil Abloh sebagai Direktur Kreatif lini mesnwear-nya.

Walaupun seperti Virgil, ia tidak memiliki edukasi atau latar belakang fashion yang formal, keterlibatannya dengan dunia mode sudah cukup panjang, termasuk afiliasi dengan rumah mode Chanel dan relasinya dengan sosok Karl Lagerfeld yang melebihi satu dekade. Sempat berkolaborasi untuk rumah mode Louis Vuitton pada tahun 2004 lalu 2008, Pharrell baru saja menampilkan koleksi perdananya sebagai Direktur Kreatif untuk Louis Vuitton beberapa pekan lalu.

Penuh antisipasi, show ini pun dihadiri oleh kawan-kawan dan insan mode internasional, beberapanya Naomi Campbell, Jay-Z, Beyoncé, dan Kim Kardashian. Kampanye pertamanya untuk Louis Vuitton juga dibintangi oleh teman dan musisi Rihanna yang tampil menjinjing beberapa siluet ikonis Speedy dalam saturasi cerah kuning, hijau, dan biru, seolah menggemakan lembaran baru di sejarah panjang rumah mode ini yang penuh dengan getaran muda dan sensibilitas streetwear.